Janji Mendag Kepada Pedagang Tahu Tempe di Pasar

Foto : istimewa

Pasardana.id - Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi menyoroti soal tingginya harga kedelai yang membuat pelaku usaha tempe tahu menjerit, bahkan sempat melakukan aksi mogok.

"Seperti yang sudah saya prediksi, kacang kedelai menjadi persoalan yang tidak mudah. Apalagi kacang kedelai merupakan barang penting bagi ketersediaan gizi bagi bangsa Indonesia. Tapi pada saat yang sama, lebih dari 90 persen kebutuhan kacang kedelai mengandalkan impor," katanya, Senin (11/1/2021).

Menurut dia, tingginya harga kedelai saat ini karena sejumlah faktor berupa tingginya permintaan kedelai, faktor cuaca La Nina, dan kondisi ekonomi dunia.

Saat ini, harga kacang kedelai di pasar internasional sebesar 13 dollar AS per rumpun, yang merupakan harga tertinggi dalam enam tahun terakhir.

"Pasokan kedelai dalam negeri masih cukup untuk 3 hingga 4 bulan ke depan, yang terjadi sekarang memang kenaikan harga. Tugas pemerintah menjembatani antara importir, pedagang dan perajin tahu tempe," ujar Mendag.

Karena itu, dia berjanji kepada para pedagang di pasar, untuk memberikan update harga tahu dan tempe setiap bulannya. Upaya ini dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan harga seperti yang terjadi beberapa hari lalu.

Demi penentuan harga estimasi setiap bulannya, Mendag juga akan berkoordinasi dengan para importir kedelai dan pengrajin tahu dan tempe.

Lebih lanjut dijelaskan Mendag, kondisi yang terjadi saat ini adalah adanya kenaikan harga kedelai di dunia. Ini disebabkan melonjaknya permintaan China ke Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya 15 juta ton menjadi 30 juta ton.

Untuk itu, hal ini tak bisa dihindari mengingat kebutuhan kedelai Indonesia 90 persen masih impor dari AS, Brazil dan Argentina.

Meskipun mekanisme tata niaganya terkait kedelai saat ini tidak lagi di Kementerian Perdagangan, namun Mendag memastikan harga tahu dan tempe akan terkendali ke depannya.

“Harga dan berapa impor yang diatur oleh Kementerian Perdagangan. Hanya Menteri Perdagangan yang bisa tahu untuk menyiasati pasar dan rakyat Indonesia tidak akan menjadi korban kenaikan atau penurunan harga kedelai tersendiri,” tutup Mendag.