Listing Perdana di BEI, ENZO Jadi Emiten ke-45 Tahun 2020

foto : istimewa

Pasardana.id - PT Morenzo Abadi Perkasa Tbk (ENZO), sebuah perusahaan yang bergerak di pengolahan daging Rajungan, pada hari ini, Senin (14/9) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menjadi emiten ke-45 di sepanjang tahun 2020.

Sekretaris Perusahaan ENZO, Ratna Sari Ismianti mengungkapkan, Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sebanyak-banyaknya 392.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp50 setiap saham atau sebesar 18,13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum.

Saham perseroan ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp105,- (seratus lima Rupiah) sehingga total dana yang diperoleh Perseroan adalah sebanyak Rp41.160.000.000,-.

Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 196.000.000 Waran Seri I yang menyertai saham baru Perseroan atau sebanyak-banyaknya 13,11% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini disampaikan.

"Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru selain pemegang saham hasil konversi MCB yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Tanggal Penjatahan," beber Ratna, seperti dilansir dari siaran pers, Senin (14/9).

Disebutkan, setiap pemegang 2 (dua) saham baru Perseroan berhak memperoleh 1 (satu) Waran Seri I di mana setiap 1 (satu) Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru Perseroan yang dikeluarkan dari portepel.

Dalam aksi korporasi ini, Perseroan dibantu oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek yakni PT NH Korindo Sekuritas Indonesia.

Rencananya dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, seluruhnya akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja antara lain pembelian bahan baku, SDM dan produksi.

"Sedangkan dana yang diperoleh dari hasil Waran seluruhnya untuk modal kerja Perseroan," imbuh Ratna.

Sebelumnya, masa Penawaran Umum berlangsung pada tanggal 02 - 07 September 2020 dan terjadi over subscribe sebanyak 1,29 kali dari Penawaran atau 29,74 x dari Pooling.

Tanggal Penjatahan pada 9 September 2020 dan tanggal distribusi saham dan refund secara elektronik pada 11 September 2020, serta saham perdana Perseroan di catatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 September 2020.

Sekedar Informasi, PT Morenzo Abadi Perkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan distribusi hasil perikanan (rajungan dan makan laut beku).

Perseroan merupakan salah satu pengolah daging kepiting rajungan pasteurisasi terkemuka di Indonesia dan memperoleh Sertifikat Kelayakan Pengolahan dari Kementerian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia, British Retail Consortium (BRC) Global Standard for Food Safety dan HACCP, serta mengekspor produknya ke Amerika Serikat, Eropa dan Hongkong.

Saat ini perseroan melakukan kegiatan usaha dalam bidang pengolahan dan ekspor daging rajungan dan makanan beku dengan kantor dan pabrik beralamat di Jl. Raya Demak Kudus km 10 Desa Gajah RT 02 RW 03, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan pabrik yang dijalankan Perusahaan Anak di Kawasan Industri Medan II, Sumatera Utara.

Rajungan merupakan salah satu Komoditas Ekspor Unggulan dan memiliki nilai ekonomis tinggi di mana sebagian besar tujuan ekspor rajungan adalah negara Amerika Serikat.

Pada tahun 2017 Indonesia berhasil ekspor rajungan ke AS tanpa penolakan oleh United States Food and Drugs Administration (USFDA).

Hal itu memperlihatkan kualitas rajungan Indonesia yang baik, walaupun sebelumnya pada 2016 masih ada penolakan rajungan oleh USFDA, penolakan tersebut diduga akibat proses pengiriman yang membuat rajungan terkontaminasi.

Lebih lanjut, Prospek dari permintaan daging rajungan di Amerika Serikat sendiri cukup menjanjikan di mana perekonomian di Amerika Serikat menunjukkan data yang cukup memuaskan ditambah dengan penurunan tingkat pengangguran yang menandakan perekonomian Amerika Serikat mulai bergerak lagi yang berpotensi meningkatkan daya beli konsumen di sana.

Pada tahun 2019, ekspor produk Rajungan-Kepiting mencapai 5,35 Triliun Rupiah atau USD393 Juta atau sebesar 9,60% dari total nilai ekspor perikanan Indonesia, sedangkan dari sisi volume ekspor Rajungan-Kepiting mencapai 25,9 Juta ton atau setara dengan 2,25% dari total volume ekspor perikanan Indonesia atau hanya menempati peringkat ke-4 setelah Udang, Tuna-Tongkol-Cakalang dan Cumi-Sotong-Gurita.

Pasar utama produk Rajungan-Kepiting Indonesia adalah USA, Jepang, China, Malaysia dan Singapura.

Berdasarkan data BPS di tahun 2019, pasar USA menyerap 11,8 ribu ton produk Rajungan-Kepiting Indonesia dan menyumbang devisa sebesar USD247,13 juta.