ANALIS MARKET (11/8/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi bergerak mengalami pelemahan jelang lelang akbar yang akan dihelat hari ini, Selasa (11/8).

Namun demikian, kami melihat ada usaha yang tidak terlihat untuk menahan harga obligasi untuk tidak bergerak mengalami penurunan. Karena apabila harga obligasi mengalami penurunan, tentu hal tersebut akan memberikan ruang yang lebih besar kepada pelaku pasar dan investor untuk meminta imbal hasil yang lebih tinggi daripada biasanya pada lelang esok hari.

Berbicara mengenai lelang, ada sesuatu yang mungkin lain daripada biasanya yang akan terjadi pada hari ini.

Obligasi acuan baru untuk tahun depan sudah hadir, tidak dengan memakai yang sudah ada, tapi penerbitan obligasi terbaru.

Tentu hal tersebut akan mengundang perhatian semua pihak, dan tentu saja akan berlomba lomba untuk mendaftar mendapatkan obligasi tersebut, yang itu artinya akan memberikan ruang yang lebih besar pada hari ini bagi pasar obligasi untuk mengalami kenaikkan secara total penawaran, dan tidak menutup kemungkinan total yang diserap oleh pemerintah juga akan lebih besar.

Meskipun sebesar-besarnya pemerintah tidak akan mungkin melebihi IDR 25 T, meskipun tidak ada yang tidak mungkin.

Ditengah melemahnya imbal hasil obligasi untuk berdurasi 5y dan 10y, tentu hal tersebut akan memberikan pemerintah posisi yang lebih menguntungkan, karena tentu pemerintah berpotensi untuk memberikan kupon yang lebih kecil daripada biasanya.

Namun, ditengah situasi dan kondisi seperti ini, pelaku pasar dan investor juga tentu akan meminta imbal hasil yang lebih besar kepada pemerintah sebagai bagian dari kompensasi tingkat resiko yang semakin mengalami kenaikkan akibat wabah corona dan ketidakberdayaan perekonomian Indonesia saat ini.

Saran kami, tentu saja ikuti lelang, namun juga pastikan bahwa imbal hasil yang diminta sesuai dengan rentang yang diberikan oleh pemerintah apabila ingin mendapatkan obligasi tersebut.

Akan menjadi sebuah cerita menarik hari ini, apabila ternyata pemerintah menyerap obligasi pada lelang kali ini lebih besar dari IDR 30 T.

Apapun hasilnya hari ini, akan memiliki dampak yang positif terhadap Rupiah untuk mengalami penguatan.

“Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat apabila semuanya berjalan sesuai dengan rencana,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (11/8/2020).

Adapun cerita di hari Selasa yang cerah ini akan kita awali dari;

1.CHINA PUN BERAKSI BERI SANKSI

China pada akhirnya memberikan sanksi terhadap 11 warga negara Amerika termasuk legislator pada hari Senin kemarin sebagai tanggapan atas sanksi yang diberikan oleh Amerika terhadap beberapa warga Hongkong dan China yang dimana dikenakan tuduhan terkait menghalangi kebebasan berpolitik di Hongkong. Sanksi tersebut diberikan kepada warga negara Amerika seperti; Senator Ted Cruz, Marco Rubio, Tom Cotton, Josh Hawley, dan Pat Toomey, Perwakilan Chris Smith, dan beberapa kelompok individu Hak Asasi Manusia yang berbasis di Amerika. Menanggapi sanksi yang diberikan oleh Amerika, China juga tidak mau kalah untuk memberikan sanksi terhadap tokoh yang ikut campur terhadap masalah Hongkong. Namun China tidak memberikan rincian secara detail terkait dengan sanksi yang akan diberikan. Hal tersebut tentu saja semakin membuat hubungan asmara antara Amerika dan China semakin memburuk yang bahkan sebetulnya hanya tinggal menanti hitungan waktu saja sampai keduanya resmi berpisah apabila ternyata diantara keduanya sudah tidak saling membutuhkan kembali. Amerika sebelumnya sudah memberikan sanksi terhadap pemimpin Hongkong, Carrie Lam yang dimana sanksi tersebut diberikan secara eksekutif oleh Presiden Trump. Yang dimana itu artinya Amerika akan melakukan pembekuan terhadap asset asset Amerika serta memberikan larangan untuk berbisnis dengan orang yang sudah diberikan sanksi oleh Trump. Apakah China berhenti begitu saja? Tidak, China juga memberikan sanksi terhadap 5 organisasi non pemerintah yang berada di Amerika karena mereka memiliki campur tangan dengan urusan di Hongkong. Ke 5 organisasi tersebut adalah he National Endowment for Democracy, the National Democratic Institute for International Affairs, the International Republican Institute, Freedom House dan Human Rights Watch. Namun meskipun demikian;

2.CHINA TETAP INGIN MEMBUKA DIRI

Ditengah situasi dan kondisi hubungan China dengan beberapa negara lainnya yang tengah bergejolak, China menyampaikan komitmennya dengan tegas kemarin bahwa China akan terus membuka dirinya khususnya terkait dengan industry keuangan. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Bank Sentral kemarin kepada Xinhua. China akan terus melakukan dan berusaha mengimplementasikan perjanjian ekonomi dan perdagangan fase 1 dengan Amerika meskipun kami melihat hubungan antara China dan Amerika memberikan lebih banyak rasa sakit daripada keuntungannya untuk China. Namun China tetap berusaha untuk membuka dirinya. Yi akan menghapus batas kuota untuk melakukan investasi untuk Qualified Foreign Institutional Investors atau QFII dan Renminbi Qualified Foreign Institutional Investors, dan yang terpenting adalah memberikan izin kepada perusahaan perusahaan di Amerika seperti American Express, Mastercard, dan Fitch untuk masuk ke dalam pasar China. Tidak hanya itu saja, China akan terus berusaha untuk mengimplementasikan secara keseluruhan terkait dengan administrasi yang berhubungan dengan penanaman modal asing dengan pra pembentukan daftar negative investasi serta menyatukan kebijakan pengelolaan valuta asing terkait dengan pembukaan pasar obligasi di China. Kami melihat China masih terus berupaya membuka dirinya terhadap dunia internasional yang dimana pandangan beberapa dunia internasional terhadap China mulai berubah. Entah karena dominasi China sebagai salah satu mata rantai pasokan yang terpenting atau karena ekspansifnya China dalam kurun beberapa puluh tahun terakhir. China memang mengatakan bahwa dirinya tidak pernah berusaha untuk mengubah tatanan global seperti menggeser dominasi Amerika dalam posisinya di mata dunia. Namun kami melihat bahwa dunia berubah dan berputar, tidak selamanya Amerika juga akan berada di posisi tersebut. Apabila memang China layak untuk mengisi posisi tersebut, maka cepat atau lambat dominasi Amerika dalam tatanan dunia global pun semakin lama semakin berkurang. Dan ketika saat itu tiba mungkin sudah saatnya bagi Amerika untuk memberikan tempat tersebut kepada China. China terus memperbaiki dirinya dalam tata kelola ekonomi dan keuangan global, serta menjaga multilateralisme. Ini merupakan bagian penting tatkala China berusaha mengubah citra dirinya agar dapat memberikan kesempatan yang lebih luas untuk China agar dapat memiliki hubungan yang baik diantara rekan negaranya. Gubernur Bank Sentral China juga mengatakan akan terus berpartisipasi secara konstruktif dalam acara G20 Debt Service Suspension Initiative dan akan memberikan dukungan terhadap negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah. Ini menjadi salah satu pernyataan juga menurut kami yang dimana itu artinya Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk dalam klasifikasi tersebut sebagai negara berkembang. Pertanyaannya adalah mampukah kita untuk memilah terkait dengan dukungan yang akan diberikan kepada China kepada negara berkembang khususnya kita agar kita dapat memilih mana yang menguntungkan atau tidak untuk Indonesia. Kalau hanya sekedar mereka datang untuk berinvetasi mungkin mudah, yang susah adalah apa yang Indonesia dapatkan kalau mereka berinvestasi di Indonesia? Ini akan menjadi salah satu pelajaran yang berharga bagi Indonesia kedepannya. China juga akan berusaha untuk mendorong kemajuan RMB di dunia internasional serta akan memperbaiki capital account convertibility menjadi lebih pro active dan sehat sehingga dapat mendorong kemajuan RMB di dunia internasional. Yi menyampaikan bahwa China memiliki potensi yang sangat besar dan daya tahan yang cukup, sehingga pada paruh kedua tahun ini China akan melanjutkan pemulihan ekonominya sehingga diperkirakan akan mencapai pertumbuhan yang positif secara penuh. China juga akan mengejar kebijakan moneter yang lebih fleksibel pada semester kedua tahun ini sehingga kebijakan tersebut dapat membantu mengatasi perusahaan perusahaan yang sedang mengalami kesulitan serta memastikan para pekerjanya untuk tetap dapat bekerja.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, kami merekomendasikan ikuti lelang hari ini,” sebut analis Pilarmas.