ANALIS MARKET (10/8/2020) : Potensi Melemah Secara Harga Di Pasar Obligasi Masih Cukup Besar
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kembali mengalami pergerakan terbatas, meskipun demikian tampaknya pasar obligasi masih belum bisa bergerak lebih banyak untuk saat ini.
Sejauh ini memang focus pasar dalam kurun waktu 4 bulan ke depan adalah potensi pemangkasan tingkat suku bunga sebanyak 25 bps lagi.
Dan potensi pemangkasan tersebut memiliki tingkat probabilitas yang cukup untuk terjadinya pemangkasan tingkat suku bunga, yang itu artinya memberikan ruang kepada pasar obligasi untuk mengalami kenaikkan secara harga kembali.
Tentu, kami berharap bahwa dengan adanya pemangkasan tingkat suku bunga Bank Indonesia sebanyak 25 bps, akan mampu mendorong imbal hasil 10y untuk mengalami penurunan kembali berada di rentang 6.5% - 6.8%.
Sejauh ini, obligasi pemerintah 10y masih mengalami kesulitan untuk berada di bawah 6.8% akibat masih tingginya tingkat resiko yang harus di kompensasi melalui imbal hasil oleh pelaku pasar dan investor.
Namun seiring dengan adanya gossip adanya vaksin yang sedang di ujicobakan di Indonesia tentu memberikan ruang yang lebih besar bagi nilai resiko untuk mengalami penurunan.
Tapi secara data perekonomian, tingkat resiko masih berada di posisi yang cukup tinggi, oleh sebab itu pelaku pasar dan investor masih akan wait and see terkait hal tersebut.
Asing pun tampaknya lebih berhati hati saat ini mencermati potensi yang ada, dan pekan ini mungkin akan menjadi perhatian bagi pergerakan imbal hasil obligasi karena akan ada data yang sangat dinantikan yaitu data pertumbuhan ekonomi Singapore dan Malaysia.
Tentu secara geografis, ini akan mempengaruhi pergerakan pasar di wilayah Asia, oleh sebab itu hadirnya kedua data tersebut akan memberikan warna tersendiri bagi pasar.
Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Senin (10/8) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka dengan rentang pergerakan terbatas 25 – 60 bps. Potensi melemah secara harga masih cukup besar khususnya dengan adanya lelang obligasi pemerintah pada esok hari yang mungkin akan menjadi warna tersendiri pada lelang tahun ini.
Adapun gosip pekan ini akan kita mulai dari;
1.DIUJUNG JALAN
Negosiasi mengenai paket stimulus yang akan diberikan tampaknya mengalami jalan buntu setelah White House dan Demokrat belum membuat kemajuan terhadap perbedaan yang ada sehingga tentu ketidaksepahaman ini akan membuat tidak adanya kejelasan kedepannya. Steven Mnuchin mengatakan ada banyak masalah yang masih didiskusikan, negosiasi antara Nancy Pelosi dan Chuck Shcumer masih memiliki perbedaan pendapat yang sangat sangat besar, sehingga perbedaan tersebut tampaknya tidak bisa diselesaikan dalam waktu dekat. Munchin dan kepala staf White House, Tandai Meadows mengatakan bahwa masih adanya ketidaksepakatan terkait dengan nominal untuk RUU stimulus serta persyaratan untuk masing masing individu, termasuk didalamnya pemberian bantuan kepada pemerintah negara bagian dan local. Pelosi mengatakan bahwa Partai Republik belum mampu menghadapi bagaimana buruknya dampak bencana perekonomian yang akan dihadapi oleh Amerika, dan pembelaan dari sisi Schumer mengatakan bahwa White House juga tidak bersedia untuk bertemu di tengah. Nancy Pelosi mengatakan sangat disayangkan mengapa diskusi tersebut masih belum menghasilkan kesepakatan. Sejauh ini diskusi tersebut masih belum di lanjutkan, namun Shcumer mengatakan bahwa Demokrat masih akan terus bersedia untuk berdiskusi. Partai Demokrat telah mengusulkan sebelumnya paket senilai $3.5 triliun dollar yang telah disetujui oleh DPR pada bulan May, namun Partai Republik tidak setuju dan memberikan proposal yang baru senilai $ 1 triliun. Mnuchin mengatakan bahwa pilihan pertama Presiden Trump adalah kesepakatan, namun apabila tidak ada kesepakatan apapun, maka Presiden Trump akan membuat perintah eksekutif. Meadows mengatakan bahwa pemerintah dan Partai Republik terlalu banyak memberikan alasan daripada mengadakan pembicaraan. Diskusi akan semakin mendesak, apalagi pada bulan November akan diadakan pemilu, dan disaat yang sama badai ekonomi di Amerika pun masih belum berlalu. Kami hanya khawatir, pemilu nanti dapat memberikan dua sisi yang berbeda, antara harapan dan keputusasaan. Sejauh ini Departement Tenaga Kerja mengatakan bahwa penerima tunjangan pengangguran telah turun ke level terendah sejak pandemic dimulai, namun dengan claim yang masih melebihi 1 juta setiap minggunya maka pasar tenaga kerja tampaknya akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih
2.TRUMP KEKI TRUMP BERAKSI
Presiden Trump mengatakan bahwa Partai Demokrat yang menahan stimulus bantuan tersebut, dan apabila Demokrat masih belum mau memberikan bantuan terhadap masyarakat Amerika, maka Trump akan bertindak dibawah otoritas kepresidenan untuk memberikan masyarakat Amerika apa yang mereka butuhkan. Trump menyalahkan Demokrat termasuk Nancy Pelosi dan Chuck Schumer yang gagal menemukan kesepakatan sebelumnya. Trump mengatakan bahwa mereka sedang mencoba untuk memberikan pengaruh terhadap pemilu yang akan diadakan pada bulan November mendatang. Penasihat Trump mengatakan bahwa perintah eksekutif dapat menekan Partai Demokrat untuk mengurangi jumlah tuntutan yang mereka inginkan. Partai Demokrat sejauh ini masih memberikan tuntutan stimulus sebesar $915 miliar, namun Partai Republik hanya ingin memberikan stimulus sebesar $150 miliar. Namun untuk beberapa porsi khususnya para petugas yang berhubungan dengan covid 19 masih akan tetap diberikan. Perbedaan lainnya adalah Partai Demokrat yang meminta untuk memperpanjang tunjangan pengangguran senilai $600 per minggu. Perbedaan mendasarnya sejauh ini masih berupa nilai stimulus yang perbedaannya masih sangat jauh. Lucunya adalah Partai Demokrat tidak akan memilih paket stimulus yang nilainya dibawah dari $2 triliun, namun Partai Republik tidak akan memilih apabila paket stimulus nilainya diatas $2 triliun. Ya kalau begitu menurut kami ketemu saja di $2 triliun ??. Namun factor factor yang tidak dapat dijelaskan mungkin menjadi penghambat diantara keduanya. Namun Trump tidak perlu menunggu lama untuk melakukan sesuatu, dirinya yang sudah bete akibat adanya negosiasi yang bertele tele tentu membuat dirinya pada akhirnya menandatangani perintah eksekutif untuk mendorong pemulihan ekonomi di Amerika yang akan berhenti mendapatkan stimulus. Meskipun nilanya tidak sebesar yang dulu, tapi di nilai cukup lumayan untuk memberikan dorongan kepada perekonomian untuk dapat bertahan. Trump akan memberikan bantuan senilai $300 / minggu kepada para pengangguran, ditambah lagi $100 dalam bentuk uang negara. Penggunaan dana tersebut akan dibatasi hingga $44 miliar, yang dimana itu artinya dana tersebut akan habis dalam kurun waktu 1 – 2 bulan. Bantuan lain yang diberikan oleh Trump adalah dirinya telah menangguhkan pajak gaji dari September hingga akhir tahun untuk para pekerja yang memiliki penghasilkan sebanyak $8.000 sebulan yang dimana akan memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk mendapatkan uang lebih. Tidak hanya itu saja, Trump juga akan memberikan perintah untuk memberikan perlindungan terkait dengan penggusuran dan keringanan terkait dengan pinjaman mahasiswa. Sejauh ini langkah yang dilakukan membuat kami memuji dirinya, tentu apa yang dilakukan oleh Trump adalah salah satu tindakan yang memang cukup adil. Lebih baik ada sesuatu yang harus diberikan daripada tidak ada sama sekali yang dapat diberikan kepada masyarakat Amerika. Dan sejauh ini memang akan mendorong kongres untuk dapat bertindak secepatnya. Trump juga mengakui bahwa nilai tunjangan sebelumnya yaitu $600 dinilai terlalu tinggi sehingga akan membuat orang malas untuk kembali bekerja, sehingga tentu hal ini memberikan implikasi bahwa $400 dinilai lebih dari cukup untuk Trump sebagai bentuk bantuan kepada para masyarakat.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, kami merekomendasikan wait and see, dan ikuti lelang esok hari yang mungkin akan menjadi lelang terdasyat tahun ini,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (10/8/2020).

