ANALIS MARKET (21/7/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi malah kehilangan tenaga setelah sebelumnya pelaku pasar dan investor berharap banyak terhadap pergerakan pasar obligasi hari ini.
Namun tidak bisa kita pungkiri memang, efek lelang yang diadakan esok hari, ditambah lagi dengan kekhawatiran dan kecemasan investor terhadap kenaikkan jumlah korban merupakan salah satu yang diwaspadai oleh pelaku pasar dan investor.
Oleh sebab itu, pelaku pasar dan investor meminta imbal hasil lebih tinggi dari biasanya sebagai kompensasi nilai resiko.
"Kami melihat dan bertambah yakin bahwa pasar obligasi tampaknya tidak akan bergerak terlampau jauh. Imbal hasil obligasi pemerintah 10y, kami melihat akan kesulitan untuk tembus di bawah 7%. Oleh sebab itu, kami menyakini bahwa hingga akhir tahun, imbal hasil obligasi pemerintah 10y, akan bermain di rentang 7.00 – 7.20. Dan masih berpotensi mengalami kenaikkan apabila jumlah korban yang terinfeksi virus corona semakin banyak, sehingga semakin membuat kekhawatiran prospek perekonomian semakin suram," jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (21/7/2020).
Ditambahkan, ternyata meskipun tingkat suku bunga mengalami penurunan, namun tingkat resiko tidak dapat dihilangkan. Penyerapan anggaran stimulus yang masih sedikit dan deficit APBN masih mencuri perhatian kedepannya, apalagi pemerintah kita masih membutuhkan utang hampir IDR 900 triliun. Tentu hal tersebut bukan sesuatu yang mudah, namun kehadiran Bank Indonesia akan membuat sesuatu yang terlihat mustahil, mungkin akan menjadi sesuatu yang dapat dicapai. Meskipun tentu kami berharap pemerintah tidak lagi menambah utang dalam jumlah yang besar, selama wabah belum bisa dikendalikan.
Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, fokus selanjutnya pagi ini adalah lelang yang diadakan oleh pemerintah hari ini. Obligasi sukuk akan menjadi pilihan ditengah situasi dan kondisi yang membutuhkan volatilitas rendah dan kupon besar.
Oleh sebab itu, kami berharap banyak dari lelang yang diadakan oleh pemerintah hari ini. Apabila total penawaran yang masuk lebih dari IDR 35 T, tentu akan menjadi sebuah kabar bahwa optimis masih ada disana.
“Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas. Kehadiran lelang akan menjadi warna tersendiri, dan tentu saja kali ini akan menjadi moment penting untuk melirik obligasi PBS 28 yang dimana baru terbit hari ini,” jelas analis Pilarmas.
Adapun cerita di hari Selasa akan kita awali dari;
1.MEMBARA!
Hubungan Amerika dan China kembali memanas. Pemerintahan Trump kembali mempertimbangkan untuk melarang perjalanan ke Amerika untuk semua anggota Partai Komunis China dan keluarga mereka. Tentu saja hal tersebut membuat situasi dan kondisi semakin memanas diantara keduanya. Khususnya China yang mungkin sedang berada dalam posisi yang menguji kesabaran. Para pejabat senior yang membahas masalah tersebut mengatakan bahwa pembahasan hal tersebut masih dalam tahap awal dan belum sepenuhnya akan disetujui. Kami melihat apabila hal tersebut dilakukan, tentu saja akan memberikan kobaran api untuk China, khususnya dengan Partai Komunis yang dimana merupakan partai yang berkuasa di China. Dan bukan tidak mungkin China akan melakukan hal yang sama terhadap Amerika yang ingin melakukan perjalanan ke China. Juru bicara Kementrian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Amerika, apabila jika itu terbukti benar, maka hal tersebut sangat menyedihkan. Mike Pompeo mengatakan bahwa hal tersebut memang sedang dipertimbangkan, karena saat ini kami sedang berfikir untuk menangani Partai Komunis di China. Terkait hal tersebut, sekretaris pers White House, Kayleigh Mc Enany mengatakan bahwa semua opsi yang berhubungan dengan China ada di atas meja. Situasi dan kondisi saat ini semakin tidak baik,karena para pejabat di Amerika mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan apakah akan menahan anak anak dari anggota Partai Komunis untuk bersekolah di Amerika atau tidak. Sejauh ini kami melihat masalah ini akan menjadi sesuatu yang pelik bagi China, ditengah tengah tekanan yang kemarin diberikan oleh Inggris, kali ini tekanan kembali datang dari Amerika. Kami hanya khawatir situasi dan kondisi semakin tidak terkendali, meskipun kami yakin, pada dasarnya mereka saling membutuhkan satu sama lain. Hanya saja ada beberapa hal yang tidak seru rasanya tanpa berseteru. Hua Chunying juga mengatakan bahwa beberapa orang di Amerika telah didorong oleh bias pemikiran ideologis, menggambar China sebagai saingan bahkan musuh, mencoreng dan menyerang China bahwa hingga ingin menahan atau memperlambat perkembangan China. Amerika semakin kian mempercepat hancurnya hubungan antara China dan Amerika, namun China tidak ingin melakukan hal yang sama terhadap Amerika. Hua juga mengatakan bahwa politisi Amerika sangat tidak bertanggung jawab sehingga mereka hanya mengatakan apa yang perlu dikatakan untuk menjadikan China sebagai target. Semakin mendekati pemilihan, tampaknya situasi semakin memanas. Namun kami melihat bahwa beberapa pihak di Amerika juga tampaknya mulai jengah terhadap kehadiran dan cara berpolitik Trump. Dengan beberapa kemenangan Joe Biden berdasarkan polling membuat Biden semakin percaya diri, dilain sisi Trump menunjukkan sisi tidak percaya bahwa dirinya tidak lagi menjabat pada periode sebelumnya. Oleh sebab itu karena ada potensi kemenangan disana oleh Joe Biden, tentu kami melihat China menahan diri untuk memberikan serangan balasan untuk saat ini. Menunggu lebih baik dari pada gegabah dalam bertindak. Dan ada kemungkinan pemerintah dapat berganti, sehingga memberikan sisi yang lunak terhadap perlakuan Amerika terhadap China. Setelah dari Amerika dan China, Inggris kembali akan mencoba untuk mendorong tingkat konfrontasi lebih jauh dengan China yang dimana Inggris akan menangguhkan perjanjian ekstradisi dengan Hong Kong. Langkah ini merupakan sebuah langkah yang cukup mencengangkan karena akan menambah bobot permusuhan diantara kedua negara. Sejauh ini China masih belum memberikan respon apapun terkait dengan diberhentikannya Huawei dari jaringan 5G di Inggris. Tidak hanya itu saja, Inggris juga ada kemungkinan untuk memberikan sanksi terhadap China atas pelanggaran HAM yang terjadi. Duta Besar China untuk London mengatakan akan melakukan pembalasan terhadap Inggris dan akan menuduh Inggris telah tunduk pada tekanan yang dilakukan oleh Amerika terkait dengan jaringan Huawei. China juga cukup kesal sebelumnya lantaran Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan akan memberikan undangan terhadap 3 juta warga Hong Kong untuk mengajukan kewarganegaraan Inggris. Liu mengatakan bahwa sebelumnya kita telah melihat hubungan antara China dan Amerika yang dimana China memberikan sanksi terhadap senator dan pejabat Amerika. Dan tentu saja China tidak menginginkan hal tersebut terjadi terhadap hubungannya dengan Inggris. Menurut Liu, Inggris harus memiliki kebijakan luar negeri sendiri yang independent tanpa harus mengikuti Amerika. Yang membuat api semakin panas adalah Michael Pompeo tiba di London hari Senin kemarin untuk bertemu Raab dan anggota parlemen Inggris lainnya untuk membahas sesuatu yang mungkin sensitive, dan bukan tidak mungkin ada bahasan yang lain disana.
2.STIMULUS BARU
Uni Eropa sedang mendiskusikan proposal yang baru terkait dengan dana pemulihan sebesar 750 miliar euro atau $858 miliar untuk menolong perekonomian Eropa yang sedang berada dalam tekanan. Presiden Dewa Eropa Charles Michel mengatakan bahwa dirinya telah memberikan rencana terbaru kemarin yang mencakup 390 miliar euro dalam bentuk hibah, yang dimana hal tersebut turun dari sebelumnya 500 miliar euro. Dan 360 miliar euro dalam bentuk pinjaman yang berbunga rendah. Usaha terbaru untuk mendorong rencana tersebut bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari 27 negara Uni Eropa terkait dengan pembicaraan lanjutan yang akan dilakukan di Brussels pada hari Senin malam kemarin. Tentu saja kami berharap bahwa proposal tersebut dapat memecahkan kebuntuan antara konservatif fiscal di Eropa Utara dan negara negara yang ingin memberikan bantuan terhadap negara negara selatan yang telah terpukul resesi ekonomi. Sejauh ini para pemimpin telah berada dalam tekanan yang cukup kuat untuk membuat pertemuan tersebut berhasil, menjembatani perbedaan sehingga stimulus dapat diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Angela Merkel juga mengatakan bahwa mereka telah menyusu kerangka kerja untuk kemungkinan akan adanya kesepakatan, sehingga diharapkan adanya kemajuan dalam pertemuan. Pertemuan tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting, karena bukan hanya masalah dana yang harus diberikan kepada negara yang membutuhkan bantuan, namun sebagai bentuk apakah Uni Eropa memiliki integritas yang cukup untuk memberikan bantuan kepada negara anggotanya. Jika nantinya pertemuan tersebut membuahkan hasil bahwa akan ada penerbitan utang bersama, tentu hal tersebut memberikan gambaran bahwa solidaritas antara negara dapat terjaga. Proposal terbaru tersebut juga memberikan ketentuan baru kepada para anggotanya untuk dapat menghormati aturan hukum yang berlaku dan memastikan pendanaan tersebut memiliki nilai nilai yang demokratis.
“Kami merekomendasikan ikuti lelang hari ini. Jangka pendek memang menarik, namun jangka panjang juga harus dilirik,” sebut analis Pilarmas.

