ANALIS MARKET (20/7/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Jumat, 17/07/2020, IHSG ditutup melemah 18 poin atau 0,37% menjadi 5.079. Sektor properti, keuangan, barang konsumsi, aneka industri, dan infrastruktur menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 400 miliar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari:
1.EROPA TERPURUK
Pada akhirnya, akhir pekan yang panjang kemarin masih belum memberikan hasil apa apa terkait dengan usaha Uni Eropa untuk memberikan persetujuan kepada paket stimulus senilai 750 miliar euro atau $856 miliar. Tidak ada hasil atas kesepakatan tersebut di sebabkan terlalu banyak perbedaan pendapat mengenai seberapa banyak dana tersebut harus di distribusikan, dan setelah didistribusikan, pinjaman tersebut harus diberikan sebagai hibah atau pinjaman berbunga rendah. Kami bingung sebetulnya, hanya karena masalah tersebut, kesepakatan masih belum dapat diselesaikan. Padahal Eropa membutuhkan dana bantuan tersebut segera ditengah situasi dan kondisi yang mulai kembali menekan perekonomian akibat virus corona. Presiden Dewa Eropa Charles Michel mengatakan bahwa dirinya telah memberikan proposal yang terbaru untuk mengurangi nilai handout menjadi 400 miliar euro, atau turun dari sebelumnya 500 miliar euro. Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte dan Austria, Denmark, hingga Swedia mengatakan bahwa mereka menolak tawaran tersebut, karena mereka hanya membatasi pinjaman tersebut dalam bentuk hibah hanya 350 miliar euro. Jerman dan France dengan dukungan sebagaian besar blok, mengatakan bahwa setidaknya harus ada stimulus sebesar 400 miliar euro sebagai stimulus yang harus diserahkan untuk melindungi perekonomian Eropa Selatan yang mulai rapuh akibat wabah virus corona. Dengan demikian, hingga hari ini belum ada kesepakatan apapun terkait dengan perbedaan pendapat tersebut, sejauh ini diskusi tersebut masih berputar putar ditempat yang sama. Memang sejauh ini ada 2 perbedaan pendapat, antara bagian utara yang lebih kaya namun masih dapat bertahan melawan corona, atau negara negara yang berada di selatan yang sudah cukup parah terkena dampaknya akibat corona. Sebelumnya Presiden Sentral Eropa, Christine Lagarde mengatakan bahwa perjanjian tersebut harus ambisius dalam hal ukuran maupun komposisi paket stimulus, agar secara luas sesuai dengan apa yang diusulkan oleh komisi. Lebih baik menyepakati sesuatu yang besar dan ambisius meskipun hal tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama. Sejauh ini Merkel dan Macron terus mendorong agar kesepakatan tersebut dapat selesai sebelum musim panas tiba, namun tampaknya belum ada dorongan untuk menghasilkan apapun. Hal ini yang membuat posisi kian sulit karena disatu sisi Eropa membutuhkan dana stimulus tersebut dalam waktu yang cepat, namun disisi yang lain 27 negara masih terus berargumen terkait tengan pemberian stimulus tersebut. Kami hanya berharap semoga keputusan tersebut tidak menunggu Eropa kita menuju kritis baru bantuan di keluarkan.
2.SEBUAH PESAN DARI JP MORGAN
Jamie Dimon, seorang pemimpin dari salah satu bank terbesar di Amerika, JP Morgan Chase mengatakan bahwa dirinya sedang mencoba untuk mengamati perekonomian amerika seperti mengintip ke dalam lobang sumur yang gelap, yang tidak tahu seberapa dalam lobang tersebut. Dimon mengatakan bahwa dalam resesi normal yang terjadi adalah penggangguran mengalami peningkatan, angka kejahatan mengalami kenaikkan, biaya hidup naik, dan harga rumah mengalami penurunan. Kita semua akan melihat efek dari resesi ini, namun anda tidak dapat melihatnya secara langsung karena banyaknya stimulus yang di keluarkan. Apalagi langkah langkah yang diambil oleh The Fed yang menopang pasar keuangan sejauh ini sebagai salah satu langkah agar lebih stabil. Sejauh ini JP Morgan sudah memperoleh pendapatan terbesarnya pada kuartal kedua sebesar $33.8 miliar, sebagian besar didapatkan dari aktivitas perdagangan dan penggunaan utang serta ekuitas. Sejauh ini JP Morgan telah melihat setidaknya kurang dari 5 kemungkinan ekonomi akan mengalami situasi dan kondisi yang berbeda, dan salah satunya adalah perusahaan akan menjadi lebih pesimis, dan tingkat pengangguran juga akan mencapai 11% pada akhir tahun ini, dan ada potensi bahwa akan mengalami peningkatan sebanyak 4.3% lebih buruk dari bulan April lalu. Dalam scenario terburuknya, virus corona akan mengalami kenaikkan lebih tinggi pada musim gugur dan akan mendorong potensi lockdown yang lebih luas, sehingga tingkat pengangguran dapat meningkat sebanyak 23%. Kami sendiri tidak menyangkal pernyataan dari Jamie Dimon, dan apa yang dikatakan cukup beralasan. Ditengah situasi dan kondisi yang justru bertambah buruk secara perlahan akibat kenaikkan wabah virus corona, muncul pertanyaan seperti ini mengenai amunisi;
3.APAKAH MASIH ADA AMUNISI?
Mendekati akhir bulan July, hampir semua stimulus dipastikan akan berarkhir. Pertanyaannya adalah, apakah stimulus yang sudah diberikan akan diperpanjang ataukah berakhir ditengah situasi dan kondisi pandemic yang masih hype? Para pembuat kebijakan di Amerika akan melanjutkan pembicaraan tersebut pada pekan ini. Beberapa stimulus sebelumnya akan berakhir dalam kurun waktu beberapa minggu mendatang. Senat Amerika akan kembali ke Washington untuk menegosiasikan undang undang tentang seberapa lagi uang dan stimulus yang akan diberikan untuk menahan perekonomian dari wabah virus corona. Partai Republik dan Demokrat masih memiliki beberapa permasalahan yang harus dibahas, termasuk diantaranya terkait dengan pemangkasan pajak gaji, yang dimana Presiden Trump meminta hal tersebut untuk dimasukkan sebagai bagian dari stimulus. Sejauh ini Partai Demokrat telah menyetujui tagihan sebesar $3.5 triliun, sementara White House menyampaikan bahwa stimulus berikutnya tidak boleh melebihi $1 triliun. Tentu apa yang diinginkan Demokrat berbeda dengan pembuat kebijakan lainnya. Disatu sisi, kamu juga berfikir, mau seberapa jauh pemerintah terus melakukan stimulus sedangkan pengendalian terkait dengan wabah virus corona masih sering diabaikan. Amerika telah melaporkan data terbaru terkait dengan tunjangan pengangguran yang dimana angka tersebut masih cukup tinggi karena masih ada cukup banyak masyarakat yang telah kehilangan pekerjaannya. Minggu lalu, data tersebut masih belum turun, dan data tersebut masih berpotensi sangat besar untuk mengalami kenaikkan apabila stimulus berakhir pada akhir bulan July nanti. Secara keinginan, tentu saja stimulus dibutuhkan, namun secara perhitungan mungkin akan lain cerita. Setelah pekan lalu sebelumnya kita disibukkan dengan arisan Bank Sentral dari Jepang, Eropa, dan Indonesia, kali ini akan datang arisan berikutnya dari Hongaria yang dimana sesuai proyeksi akan melakukan pemangkasan tingkat suku bunga sebesar 15 bps, di Ukraina juga mungkin akan melakukan hal yang sama. Turki hingga dengan hari ini telah menurunkan tingkat suku bunga sebesar 375 bps atau 3.75%, mungkin akan menarik napas terlebih dahulu setelah pertemuan pekan ini. Rusia juga mungkin akan melakukan hal yang sama, namun dengan potensi pemangkasan tingkat suku bunga yang lebih besar. Nigeria sendiri ada kemungkinan untuk mempertahankan tingkat suku bunga mereka sementara ini karena ada kenaikkan inflasi sebelumnya. Setelah jalan jalan dari arisan Bank Sentral, selanjutnya kita akan menantikan beberapa data mengenai makro ekonomi dari Jepang, Korea Selatan, dan Thailand yang dimana akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai perekonomian mereka. Bank Sentral Australia juga akan memberikan pernyataan pada hari Selasa terkait dengan perkembangan wabah virus corona dan impact yang ditimbulkan terhadap perekonomian Australia. Pemerintah Australia pun akan menyampaikan beberapa rencana fiscal untuk menjaga perekonomian Australia yang masih dalam tekanan akibat virus corona yang kembali menekan perekonomian. Well, ternyata meskipun pasar saham bergejolak mengalami kenaikkan, namun bukan berarti perekonomian di seluruh dunia dikatakan membaik. Masih cukup banyak hal yang harus kita perhatikan terkait dengan pemulihan ekonomi apakah benar benar terjadi ataukah hanya halusinasi?
4.SEBUAH KEPUTUSAN
Keputusan OPEC dan OPEC+ yang sepakat untuk melonggarkan kebijakan pemangkasan produksinya dinilai menjadi harapan oleh para pelaku pasar. Koalisi 23 negara yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia itu akan menambahkan masing-masing sekitar 1 juta barel per hari dari kapasitas produksinya. Penambahan tersebut akan dimulai pada Agustus. Dengan demikian, secara kumulatif aliansi itu akan memangkas masing-masing sekitar 7,7 juta barel per hari pada Agustus, setelah memangkas produksi sekitar 10 juta barel per hari selama tiga bulan berturut-turut untuk menstabilkan pasar dan mendukung harga minyak. Arab Saudi dan Rusia secara terbuka mendukung langkah itu, dan para menteri negara lain yang berpartisipasi dalam konferensi online yang diselenggarakan pada Rabu (15/7/2020) setuju secara prinsip. Adapun, peningkatan produksi itu akan diimbangi oleh produksi anggota OPEC yang tidak memenuhi komitmennya untuk mengurangi output pada Mei dan Juni, seperti Irak dan Nigeria. Kedua negara itu akan menebus kekurangan pemangkasan produksinya sebesar 842.000 barel per hari yang akan dilakukan pada Agustus dan September. Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa penambahan produksi itu telah disepakati karena pihaknya melihat terdapat kenaikan permintaan yang mulai pulih dari pandemi Covid-19. Kami meyakini peningkatan produksi ini tidak akan mempengaruhi kenaikan harga minyak yang sudah mulai pulih ke level US$41 per barel.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan pada level 5.030-5.138. Belum sepakatnya pertemuan Eropa, mungkin akan menjadi penghalang IHSG untuk menguat lebih lanjut hari ini,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (20/7/2020).

