ANALIS MARKET (08/6/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada akhirnya, pasar obligasi lebih memilih untuk melanjutkan pelemahan.

Tampaknya masih tersimpan rasa kecewa yang teramat sangat, meskipun di pasar saham kemarin meskipun dibuka melemah namun pada akhirnya ternyata saham lebih memilih untuk melanjutkan hidupnya.

Jadi apa yang akan terjadi berikutnya dengan pasar obligasi?

Sejauh ini yang kita cari adalah stabilitas di pasar obligasi, untuk apa stabilitas tersebut?

Untuk meyakinkan Bank Indonesia bahwa perekonomian sudah dapat berjalan lebih stabil, dan membutuhkan dorongan stimulus. Dan pemangkasan tingkat suku bunga sebanyak 25 bps itulah yang akan menjadi stimulus berikutnya.

Pada saat ini memang secara teknikal analisa, pasar obligasi sudah overbought, sehingga membutuhkan relaksaksi sebelum pada akhirnya melanjutkan penguatan.

Justru dititik inilah pasar obligasi akan diuji, apakah pelemahannya merupakan sebuah batu loncatan untuk mengalami kenaikkan, atau justru pelemahan ini akan membuat pasar obligasi semakin terperosok lebih dalam?

“Secara trend jangka pendek kami masih meyakini bahwa pelemahan pasar obligasi merupakan batu loncatan untuk pasar obligasi untuk kembali menguat dengan catatan ekspektasi dan harapan masih mendominasi pasar. Sehingga ketika pelemahan mencapai puncaknya, maka moment yang tepat untuk membeli sudah dapat dilakukan. Namun ingat, momentum merupakan kuncinya. Kapan saat yang tepat?” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (08/6/2020).

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Senin (08/6) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas. Adapun cerita di awal pekan ini, antara lain;

1.OPEC +

OPEC+ pada akhirnya menyetujui untuk melakukan perpanjangan selama 1 bulan terkait dengan pengurangan produksi minyaknya dan akan melakukan pendekatan yang lebih ketat terkait hal tersebut untuk memastikan para anggotanya melakukan apa yang sudah disepakati bersama. Kesepakatan itu mendukung harga minyak untuk pulih, sehingga diperkirakan bahwa harga minyak Brent bisa mengalami kenaikkan hingga $50 per barel dari harga penutupan sebelumnya yaitu $42.30. Kami melihat kesepakatan yang bisa dicapai tersebut merupakan kerjasama yang baik antara Arab Saudi dan Rusia, yang dimana mereka berhasil untuk meminta Irak, Nigeria dan negara lainnya untuk memangkas produksi mereka. Tidak hanya itu saja, saat ini sudah ada komite yang akan memantau dan menilai keseimbangan antara supply and demand ditengah usaha pemulihan ekonomi pasca dari wabah virus corona. Menteri Energi Arab Saudi mengatakan bahwa saat ini upaya yang telah dilakukan sudah membuahkan hasil meskipun masih banyak ketidakpastian namun ada tanda tanda bahwa saat ini kita sudah melewati yang terburuk. Saat ini permintaan tengah kembali naik karena konsumsi minyak yang terus meningkat meskipun secara perlahan.

2.IPAC

Sekelompok pembuat undang undang dari 8 negara demokrasi termasuk Amerika yang dimana mereka telah memutuskan untuk membuat aliansi untuk melawan apa yang selama ini mereka rasakan, yaitu ancaman terhadap pengaruh China terhadap perdagangan global, keamanan, dan hak asasi manusia. Mereka menyebut aliansi itu dengan sebuah nama keren yaitu, Inter – Parliamentary Alliance on China. Secara singkat IPAC merupakan sebuah kelompok lintas partai dari berbagai negara yang berusaha untuk melakukan reformasi tentang bagaimana negara demokratis untuk mendekati China. Misi IPAC adalah mendorong kolaborasi yang lebih dalam antara participant yang memiliki tujuan yang sama. Tugas utamanya adalah memantau perkembangan yang relevan, dan membantu para legislator untuk menciptakan respon yang tepat dan terkoordinasi, serta untuk membantu menyusun pendekatan yang proaktif dan strategis pada isu isu yang berkaitan dengan China. Ada 5 kegiatan yang akan di fokuskan yaitu; menjaga ketertiban berdasarkan aturan international, menjunjung tinggi hak asasi manusia, mempromosikan perdagangan yang adil, memperkuat keamanan dan tentu saja melindungi integritas nasional. Negara partisipasinya adalah Amerika, German, Inggris, Jepang, Australia, Kanada, Swedia, Norwegia, serta beberapa anggota parlemen Eropa.

3.MENJAGA MOMENTUM

Pemerintah terus berupaya untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional dimana stimulus pemulihan ekonomi terus diupaya oleh pemerintah di saat penyebaran covid-19. Melalui Kementerian Perindustrian mengungkapkan ada beberapa hal yang menjadi perhatian saat ini dalam merumuskan kebijakan pemulihan sektor industri manufaktur, antara lain melalui restrukturisasi kredit, modal kerja, dan biaya energy hal ini seiring untuk menyambut fase new normal. Stimulus tersebut tentunya untuk menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri di tengah PHK secara massif dan turunnya daya beli masyarakat akibat dampak pendemic covid-19. Stimulus yang disiapkan oleh kementerian tersebut tentunya dimaksudkan untuk perusahaan agar tetap menjalakan aktivitas operasinya dan mencegah gelombang PHK sehingga diharapkan akan mampu mempertahankan dana dan meningkatkan daya beli masyarakat.

“Kami merekomendasikan wait and see. Pergerakan obligasi yang melebihi dari 55 bps, akan menjadi arah pasar selanjutnya,” sebut analis Pilarmas.