ANALIS MARKET (03/6/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Lelang kemarin (02/6) berlangsung luar biasa, dengan total penawaran yang masuk bahkan hingga IDR 105 T.
Tapi, seperti yang sudah diramalkan sebelumnya, ditengah situasi dan kondisi saat ini, tentu saja pelaku pasar dan investor akan meminta imbal hasil yang lebih tinggi, hal ini yang membuat pemerintah tidak menyerap hingga maksimal.
Meskipun begitu, penguatan Rupiah tidak hanya serja merta dari obligasi saja, asing yang masuk ke dalam pasar saham juga menjadi salah satu penyebabnya yang membuat Rupiah semakin perkasa setelah mendapatkan obat kuat dari capital inflow baik saham maupun obligasi.
Pertanyaannya kembali lagi, apakah fundamental penguatan yang saat ini cukup kuat dengan hanya berlandaskan sebuah ekspektasi dan harapan? Atau hanya angin sorga semata yang hanya akan berlalu? Mungkin pasar yang akan menjawabnya.
Kami hanya berharap penguatan dan animo yang sudah luar biasa ini dapat dijaga, salah satunya semoga pelonggaran PSBB yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik.
Berhasil atau tidaknya pelonggaran PSBB bukan berada di pemerintah dan juga bukan berada di masyarakat. Tapi berada di diri kita sendiri. Apabila kita ingin ekonomi kembali menggeliat, tentu kita juga harus memiliki kesadaran untuk menjaga diri dengan mentaati peraturan yang ada, sehingga kurva wabah virus corona dapat melandai secepatnya.
Kami percaya, apabila kurva wabah virus corona mulai melandai, itu artinya penguatan ekonomi memiliki pijakan yang lebih kuat untuk mengalami penguatan kembali tanpa efek samping adanya penurunan.
Di samping kepercayaan kami, tentu ada kekhawatiran kami bahwa penguatan ini hanya sementara yang mungkin penurunannya pun akan terjadi tiba tiba.
Oleh sebab itu, meskipun kami menyarankan untuk menikmati moment saat ini, jangan lupa, meskipun optimis, realistis merupakan sesuatu yang harus kita pahami.
“Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (03/6/2020).
Adapun cerita di hari Rabu ini akan kita awali dari;
1.JEPANG KEMBALI TERANCAM?
Tokyo kembali melihat lonjakan kasus wabah virus corona dengan 34 infeksi baru yang telah dikonfirmasi pada hari Selasa, dan hal tersebut merupakan yang terbesar dalam kurun waktu 1 hari dengan rentang 3 minggu terakhir. Hal tersebut membuat pemerintah daerah mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat agar dapat berhati hati. Pemerintah daerah mengkhawatirkan apabila lonjakan kembali terjadi, maka bisnis yang tadinya sudah dibuka akan kembali ditutup. Gubernur Tokyo, Yuriko Koike mengatakan akan mengumumkan Tokyo Alert sebagai peringatan, namun peringatan tersebut bukan berarti akan memicu pembatasan baru lainnya. Namun apabila lonjakan mengalami kenaikkan, maka perusahaan diharuskan untuk kembali tutup dan masyarakat diminta untuk tinggal dirumah. Pihak berwenang Jepang sebelumnya telah melonggarkan keadaan darurat untuk dapat menolong aktivitas ekonomi lebih lanjut. Selama ini Jepang juga telah mengambil tindakan yang pragmatis dengan mengatakan bahwa virus tidak dapat di hilangkan, namun ekonomi harus tetap berjalan, oleh sebab itu kegiatan ekonomi akan berjalan dengan menggunakan system kesehatan yang diyakini dapat mengatasi peningkatan infeksi. Kita juga sebetulnya dapat menggunakan beberapa negara yang sudah menerapkan ekonomi dan kesehatan dapat berjalan beriringan sebagai role model, karena dengan begitu kita bisa mengadopsi system tersebut dan memberikan persentase keberhasilan yang jauh lebih besar, sehingga kebangkitan ekonomi memiliki fundamental yang cukup kuat.
2.MENJADI SEBUAH TANDA?
Morgan Stanley dalam riset terbaru tentang kondisi ekonomi di kawasan Asia, dimana China akan menjadi negara pertama yang akan yang bakal keluar dari krisis ekonomi karena pandemi. China adalah negara pertama yang bakal keluar dari krisis ekonomi karena pandemic covid-19. Dalam risetnya Produk Domestik Bruto (PDB) China diprediksi kembali ke posisi GDP sebelum terjadinya Covid-19. Sementara untuk Indonesia, Morgan Stanley mengungkapkan setelah ekonomi China pulih di kuartal III-2020, pemulihan ekonomi selanjutnya akan disusul oleh Indonesia yang utamanya disokong oleh permintaan domestik yang terus menguat. Namun pemulihan ekonomi Indonesia di semester II-2020 akan tergantung dari laporan harian penanganan Covid-19 di kuartal II-2020. Dan, Morgan Stanley juga menyebut selain pentingnya indikator penanganan kesehatan untuk penanggulangan Covid-19, stabilitas ekonomi baik dari sisi supply-demand pun perlu diperhatikan baik bagi kebijakan fiskal maupun moneter. Oleh sebab itu tentu kami berharap bahwa seiring dengan pembukaannya kembali ekonomi dalam jangka waktu dekat, masyarakat dapat dengan lebih menyadari pentingnya arti menjaga diri sendiri. Sehingga ketika perekonomian dibuka kembali, maka kesehatan dapat berjalan beriringan dengan perekonomian. Hal ini penting untuk menciptakan fmundamental ekonomi yang lebih kuat kedepannya, sehingga meskipun ada kekhawatiran terkait dengan prospek gelombang kedua wabah virus corona, namun hal tersebut terlebih dahulu sudah dapat di ukur. Sehingga hal tersebut memberikan persentase keberhasilan yang lebih besar terkait dengan pembukaan perekonomian kembali.
“Kami masih merekomendasikan beli hari ini dengan volume kecil,” sebut analis Pilarmas.

