ANALIS MARKET (26/6/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Bervariatif dengan Potensi Menguat

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Kamis 25/06/2020 kemarin, IHSG ditutup melemah 68 poin atau 1,37% menjadi 4.896. Sektor property, barang konsumsi, aneka industri, keuangan, industri dasar, perdagangan, infrastruktur, agrikultur, dan pertambangan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 225 miliar rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari :

1.GAS TERUS TRUMP!

Presiden Trump tampaknya mulai mengabaikan kenaikan virus yang terjadi di Amerika saat kenaikkan jumlah korban yang terinfeksi mengalami kenaikkan hingga mencapai rekor. Sejauh ini Trump belum memberikan instruksi untuk mengubah rutinitas harian mereka, dan beberapa pejabat tinggi mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukan lockdown kembali untuk kedua kalinya. Namun beberapa pihak, termasuk kami khawatir, dengan meningkatnya kasus yang hampir 35.000 pada laporan hari Rabu kemarin dapat memperlambat pemulihan ekonomi yang sebelumnya telah dijanjikan oleh Trump. Dan beberapa kali ketidakharmonisan sikap Trump justru membuat Joe Biden, lawan politiknya dalam pemilu mendapatkan apresiasi dari masyarakat yang lebih besar. Mungkin kali ini kita akan melihat sejarah baru dalam politik Amerika. Larry Kudlow pun mengatakan bahwa perekonomian tidak akan ditutup lagi, meskipun jumlah kasus terus mengalami peningkatan. Namun tindakan ini tidak selaras dengan beberapa gubernur yang berada di daerah yang mengalami kenaikkan lonjakan virus. Texas pada akhirnya memberikan perhentian sementara terhadap pembukaan kembali. Greg Abbott sebagai gubernur disana telah memberikan peringatan akan jumlah kenaikkan virus dalam jumlah yang banyak. Namun ada pernyataan yang mengejutkan dari Wakil Presiden Mike Pence, yang mengatakan bahwa pemerintahannya bekerja dengan erat terhadap beberapa negara bagian, sekitar 38 negara bagian, namun dirinya mengatakan bahwa kasusnya stabil atau bahkan mengalami penurunan. Robert Redfield, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan bahwa dirinya prihatin dengan situasi dan kondisi saat ini. Dirinya mengingatkan bahwa situasi dan kondisinya saat ini sangat berbeda dengan bulan Maret atau April lalu. Trump sejauh ini memberikan contoh bahwa dirinya pun mulai bertindak normal seperti layaknya hidup tanpa virus. Ketika dia mengadakan rapat umum kemarin di Tulsa, Oklahoma, dirinya tidak mengharuskan para peserta menggunakan masker. Ketika Trump mengunjungi Arizona juga tidak menggunakan masker, apalagi ketika dia harus berbicara di sebuah gereja yang penuh dengan kerumunan masyarakat. Sejauh ini Trump menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi akan berlangsung dengan cepat, bahkan tanpa perawatan terhadap pasien yang terinfeksi virus. Vaksin akan datang dengan cepat dan akan memberikan kejutan besar bagi semua orang dari yang diperkirakan sebelumnya. Apakah ini sebuah kode dari Trump bahwa vaksin segera ada? Apabila ini sebuah kode, tentu tidak ada salahnya kita mulai melirik investasi saham dan obligasi, sebelum berita mengenai vaksin tersebut keluar.

2.INDIA BERAKSI

India pada akhirnya memberikan reaksi terhadap apa yang sudah dilakukan oleh China. India merencanakan untuk menerapkan control kualitas yang ketat dan akan memberikan tarif impor yang lebih tinggi dari China. Selama ini Bureau of Indian Standars mengatakan bahwa mereka mulai memberikan peraturan yang lebih keras terhadap 370 produk yang dapat diproduksi secara local agar tidak melakukan impor. Produk tersebut meliputi bahan kimia, baja, elektronik, mesin berat, furniture, kertas, mesin industry, barang dasar karet, kaca, barang logam, farmasi, pupuk, dan mainan plastic. Dalam diskusi tersebut juga diindikasikan untuk menaikkan bea impor untuk product product termasuk furniture, kompresor untuk AC, dan komponen mobil. Proposal tersebut sedang dievaluasi oleh Departement Keuangan di tengah dorongan pemerintah untuk melestarikan manufacture local. Kementrian perdagangan secara terpisah telah mengevaluasi langkah langkah non tarif untuk memeriksa impor dari China untuk menghindari pelanggaran dari WTO. Langkah langkah tersebut akan mencakup banyak inspeksi, pengujian product, dan tentu saja persyaratan tingkat mutu. Sejauh ini China merupakan sumber impor terbesar untuk India, dengan pembelian barang electronic, mesin industry, dan bahan kimia organic dengan total perdagangan hampir $70 miliar tahun lalu, dan menariknya bagi China mereka menikmati surplus perdagangan dengan nilai $50 miliar dengan New Delhi. Tentu saja apabila India melakukan tersebut, mereka akan kehilangan salah satu sumber pendapatan terbesar mereka. Apalagi saat ini China tengah memiliki tensi yang tinggi dengan Amerika terkait dengan kesepakatan dagang.

3.BANK OF JAPAN

Anggota dewan Bank Sentral Jepang memberikan isyarat bahwa respon darurat awal Bank Sentral Jepang terhadap wabah virus corona sudah selesai, namun Bank Sentral Jepang siap untuk melakukan lebih banyak lagi hal yang bisa dilakukan apabila dibutuhkan. Ringkasan yang di berikan beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa mereka sudah waktunya untuk berhenti sembari melihat efek dari setiap kebijakan yang akan terjadi. Sejauh ini langkah langkah yang dilakukan oleh Bank Sentral Jepang, mulai dari perluasan pembelian obligasi korporasi dan pemerintah telah memberikan efek yang diinginkan. Tidak hanya itu saja, Bank Sentral Jepang juga bahkan telah meluncurkan program pinjaman bisnis yang dijamin oleh pemerintah. Nilai dari program tersebut sudah bernilai sekitar $1 triliun. Sejauh ini kami melihat bahwa tingkat potensi default di Jepang belum mengalami peningkatan, namun dampak terhadap perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh virus telah memberikan impact yang negative terhadap pekerjaan, dan keuangan. Bank Sentral Jepang mengatakan bahwa mereka akan berusaha agar perekonomian tidak jatuh ke dalam deflasi kembali.

4.RAMALAN IMF UNTUK INDONESIA

Laporan World Economic Outlook Juni 2020 IMF tentunya menjadi perhatian seluruh negara bagaimana penurun pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 ini potensi resesi global, hal ini juga menjadi perhatian Presiden Jokowi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara mengenai parahnya kondisi ekonomi global saat ini. Semua itu diakibatkan oleh pandemi virus corona yang hingga saat ini belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. Sementara IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi -0,3 persen pada 2020. IMF sendiri memperkirakan upaya pemulihan perekonomian dari jurang resesi terburuk sejak the Great Depression diperkirakan penuh ketidakpastian, karena minimnya solusi medis untuk menekan penyebaran virus Corona. Selanjutnya Direktur Departemen Riset IMF Gita Gopinath mengungkapkan kabar baik mengenai vaksin dan perawatan Covid-19 serta dukungan kebijakan tambahan dapat mengarah pada dimulainya kembali kegiatan ekonomi yang lebih cepat. Namun, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami rebound hingga ke kisaran lebih dari 6,1 persen. Jika dibandingkan dengan negara-negara dengan ekonomi berkembang, kontraksi ekonomi Indonesia lebih rendah.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak bervariatif dengan potensi menguat dan akan ditradingkan pada level 4.835-4.995. Hati hati terhadap pergerakan pasar hari ini, karena apapun bisa terjadi dengan sangat cepat,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (26/6/2020).