ANALIS MARKET (17/6/2020) : IHSG Berpeluang Bergerak Menguat dan Ditradingkan Pada Level 4.874 – 5.101
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa 16/06/2020, IHSG ditutup menguat 170 poin atau 3.53% menjadi 4.986. Sektor keuangan, aneka industri, industri dasar, infrastruktur, agrikultur, pertambangan, properti, barang konsumsi, dan perdagangan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 602 miliar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari :
1.WOW $1 TRILIUN
Pemerintahan Trump kembali membuat kejutan yang akan membuat pasar kembali bergairah hari ini. Obat kuat bernama proposal infrastructure senilai hampir $1 Triliun akan dilakukan oleh Trump sebagai usahanya untuk mendorong kembali perekonomian Amerika untuk hidup kembali. Rencana awal yang disiapkan oleh Department Perhubungan, sebelumnya akan mencadangkan sebagian besar uang untuk pekerjaan infrastructure pada umumnya seperti jalan dan jembatan. Namun yang spesial kali ini adalah Trump akan membangun infrastructure jaringan koneksi 5G dan akan terhubung dengan jaringan di pedesaan. Presiden Trump dijadwalkan akan memberikan conference press pada hari Kamis mendatang di White House. Sejauh ini proposal tersebut belum final, dan belum direncanakan akan diumumkan. Namun kami melihat bahwa proposal tersebut sebagai salah satu bentuk upaya Trump untuk mendorong pasar kembali menghijau dan menjaga sentimen positif. Karena sentimen positif tersebut tidak boleh hilang, sehingga sentimen virus akan jauh lebih kecil daripada sentimen positif terkait dengan pembukaan ekonomi. Kalau sampai sentimen virus lebih besar, tentu pasar akan menjadi merah kembali. Partai Demokrat sendiri sebelumnya telah memberikan tawaran sebesar $500 miliar untuk pemerintahan dalam rangka memperbaharui infrastructure selama 5 tahun ke depan. Sejauh ini belum ada kejelasan bagaimana proyek infrastructure tersebut dapat berjalan dan bagaimana mereka mendapatkan dana untuk proyek tersebut. Rencana proyek tersebut mendapatkan dukungan dari Mary C. Daly, sebagai Presiden The Fed dari San Fransisco dirinya mengatakan bahwa proyek infrastructure tersebut dapat membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah. Kita harus focus terhadap investasi yang dapat memanfaatkan talenta dari seseorang dan berkontribusi terhadap pertumbuhan jangka panjang ekonomi, seperti kesehatan, Pendidikan, infrastructure digital, dan tentu saja akses internet.
2.POWELL 50:50
Dalam kesaksian Powell di hadapan Komite Perbankan Senat semalam, Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan bahwa perekonomian mungkin akan memasuki periode dimana pekerjaan akan mengalami peningkatan yang signifikan, namun dari pasar tenaga kerja mungkin levelnya masih akan terlalu rendah dari level kuat sebelumnya yang terlihat sebelum wabah virus terjadi. Powell mengatakan bahwa dirinya berharap untuk melihat sejumlah besar masyarakat untuk kembali bekerja selama periode ke 2 ini, yang dimana Powell mengatakan bahwa situasi dan kondisi saat ini merupakan awal dari pemulihan. Ditengah situasi dan kondisi yang masih kurang baik tersebut dari sisi tenaga kerja, Powell memberikan penilaian terkait dengan berita ekonomi yang kembali positif, namun perekonomian Amerika masih jauh untuk dapat mengembalikkan situasi dan kondisi sebelum terjadinya wabah virus corona. Baru baru ini, beberapa indicator telah menunjukkan stabilisasi dalam hal aktivitas ekonomi. Namun meskipun menunjukkan stabilitas, namun tingkat output dan pekerjaan tetap jauh dibawah sebelum situasi dan kondisi sebelum wabah virus corona, dan ketidakpastian mengenai tentang waktu pemulihan perekonomian masih sesuatu yang tanda tanya. Powell juga mencatat dampak yang tidak proporsional dari masyarakat yang berpenghasilan rendah yang telah kehilangan pekerjaannya, apabila tidak dikendalikan dengan baik, maka penurunan dapat terjadi lebih lanjut dan memperlebar kesenjangan dalam kemakmuran ekonomi yang dimana saat ini sudah mulai mengalami perbaikan. Powell akan terus meninjau setiap langkah yang akan diambil dan Bank Sentral akan membuat kebijakan dengan menggunakan semua tools yang tersedia untuk mendukung perekonomian di masa masa sulit seperti sekarang. Powell juga menyampaikan bahwa Bank Sentral masih dalam mengevaluasi strategi control yield curve, sama seperti yang dilakukan oleh Jepang sejak tahun 2016 silam. Data retail Amerika yang keluar hari ini menunjukkan bahwa penjualan ritel mengalami kenaikkan menjadi 17.7%, jauh melebihi ekspektasi kami juga sebelumnya, yang dimana tentu memberikan kesempatan kepada pasar untuk menghijau pada hari ini. Namun Powell mengatakan bahwa masih banyak indicator yang belum pasti tentang pemulihan perekonomian.
3.JAPAN, TETAP SEMANGAT YA!
Gubernur Bank Sentral Jepang, Haruhiko Kuroda mengatakan kemarin setelah pertemuan Bank Sentral Jepang bahwa tingkat suku bunga kemungkinan akan berada dalam posisi yang sangat rendah hingga 2023, dan memberikan proyeksi yang agak suram terkait dengan dampak yang diberikan oleh wabah virus corona mungkin lebih lama dari yang diperkirakan pada perekonomian Jepang. Kenaikkan tingkat suku bunga tidak akan dilakukan hingga tahun 2021 atau 2020, dan tampaknya itu akan lebih jauh dari yang kita perkirakan sebelumnya. Saat ini Bank Sentral Jepang akan terus terfokus untuk memberikan bantuan terhadap perusahaan perusahaan di Jepang yang masih dalam situasi dan kondisi tertekan dalam keadaan financial yang cukup parah, sehingga Bank Sentral Jepang akan memberikan pinjaman selama yang diperlukan untuk menopang krisis. Sejauh ini total pinjaman yang diberikan oleh Bank sudah mencapai record tertingginya yaitu berada di kisaran 4.8%, yang sebelumnya tertinggi pada tahun 2017 silam yang mencapai 3% - 3.5%. Bank Sentral Jepang pada dasarnya kalau yang kami lihat masih belum bisa mengukur sejauh mana dampak kerusakan perekonomian yang disebabkan oleh virus corona dalam jangka panjang dan kapan ini akan berakhir. Kuroda sebelumnya telah menyampaikan untuk terus memberikan pinjaman kepada perusahaan perusahaan dengan total nilai 100 triliun yen atau $1 triliun, dan memberikan kebijakan moneternya tetap tidak berubah untuk membantu perekonomian untuk tetap tumbuh. Ditahannya tingkat suku bunga Bank Sentral Jepang hingga 2023 tentu kurang lebih sama seperti yang dilakukan The Fed yang mengatakan sebelumnya bahwa mereka akan mempertahankan tingkat suku bunga rendah hingga 2022. Kuroda mengatakan akan sulit membuat keputusan untuk menaikkan tingkat suku bunga apabila The Fed belum menaikkan tingkat suku bunga.
4.SEBUAH PESAN UNTUK PERSIAPAN
Setelah mampu mempertahan pertumbuhan positif pada kuartal I/2020 di 2,97%, Menteri Keuangan memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2002 negatif hal ini diperkirakan terjadi karena dampak dari virus corona yang di mulai pada bulan Maret tahun ini, dan juga diberlakukannya PSBB. Dalam konferensi pers virtual Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Kuartal II ini kontraksi akan terjadi karena PSBB penuh dilakukan di tempat yang memberikan kontribusi ekonomi besar seperti; Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah. Sri Mulyani juga mengungkapkan untuk mempertahankan ekonomi tetap positif di kuartal II juga bukan pekerjaan mudah. Terlebih lagi banyak yang memproyeksikan ekonomi di kuartal II akan minus. Hampir semua lembaga buat proyeksi kuartal II untuk ekonomi Indonesia hampir semuanya membuat prediksi kuartal II itu negatif. Mungkin hanya sedikit yang positif hampir semua negatif antara -3 bahkan -6%. Kuartal III akan mulai membaik kuartal IV positif. Disisi lain juga mengingatkan bahwa virus corana yang masih menyerang banyak negara dipastikan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi global. Bahkan diperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan semakin memburuk apabila terjadi gelombang kedua virus corona di berbagai negara.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan pada level 4.874 – 5.101. Namun tetap hati hati pada perdagangan hari ini, karena beberapa indeks futures di kawasan Asia mulai berada di teritori negative akibat kecemasan kekhawatiran terhadap gelombang kedua virus corona dan aksi profit taking. Cermati setiap sentimen yang ada ya,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (17/6/2020).

