Akibat Corona, Bank Dunia Proyeksi Ekonomi Negara Berkembang Menyusut 2,5% Tahun Ini
Pasardana.id - Bank Dunia dalam laporan tengah tahun Prospek Ekonomi Global memproyeksikan ekonomi global akan mengalami kontraksi.
Dalam laporan tersebut, dimana Produk domestik bruto (PDB) global mungkin akan menyusut 5,2% pada tahun 2020 dan Ekonomi negara-negara berkembang akan menyusut 2,5%.
"Ini adalah pandangan yang sangat serius, dengan krisis yang cenderung meninggalkan bekas luka jangka panjang dan menimbulkan tantangan global yang besar," kata Ceyla Pazarbasioglu, Wakil Presiden Kelompok Bank Dunia untuk Pertumbuhan, Keuangan, dan Lembaga yang Adil, dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbaru yang dirilis Senin (8/6).
Selanjutnya, ia juga menyampaikan bahwa Bank Dunia menyajikan dua skenario alternatif.
Apabila wabah Covid-19 bertahan lebih lama dari ekspektasi, maka membutuhkan kelanjutan pembatasan pergerakan, sehingga ekonomi global berpotensi menyusut hampir 8% pada tahun ini dan jika langkah-langkah pengendalian pergerakan manusia dapat dicabut dalam waktu dekat, maka kontraksi berpotensi menjadi 4%.
Lebih lanjut, dalam laporannya Bank Dunia menyebutkan, ekonomi Asia Pasifik diperkirakan tumbuh 5,8 persen sebelum muncul wabah Covid-10.
Pertumbuhan kawasan Asia Timur dan Pasifik, di luar China, pada 2020 diproyeksikan melambat dari 4,7 persen pada 2019 menjadi 1,3 persen dalam skenario baseline dan negatif 2,9 persen dalam skenario lebih rendah, dan diproyeksikan membaik secara bertahap pada tahun 2021 karena efek virus mulai menghilang.
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang Asia Timur dan Pasifik pada 2020 diproyeksikan akan melambat menjadi 2,1 persen untuk skenario baseline dan negatif 0,5 persen dalam skenario lebih rendah.
Adapun perlambatan pertumbuhan ekonomi terjadi karena kebijakan karantina wilayah atau lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona secara masif.
Penerapan lockdown, yang pertama kali dilakukan China dan menyebar ke berbagai negara, menyebabkan kontraksi tajam pada aktivitas ekonomi serta mengubah pasar keuangan global secara drastis.
“Masalah yang harus ditangani pertama kami adalah menangani kesehatan global dan darurat ekonomi. Selain itu, komunitas global harus bersatu buat menemukan cara untuk membangun kembali pemulihan sekuat mungkin guna mencegah lebih banyak orang jatuh ke dalam kemiskinan dan pengangguran. Penting untuk menerapkan sistem tunjangan sosial yang dapat memberikan jaring pengaman yang efektif, fleksibel, dan efisien selama bencana,” kata Pazarbasioglu.

