ANALIS MARKET (26/5/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, asing kembali masuk ke dalam pasar obligasi meskipun masih dalam jumlah yang kecil. Hal tersebut yang membuat pasar obligasi mengalami kenaikkan lebih banyak dari biasanya diluar dari ekspektasi kami.

“Tentu saja kami cukup senang, karena pasar obligasi mengalami kenaikkan sebelum libur Lebaran, dan hal ini akan menjadi bekal yang cukup baik bagi pasar obligasi untuk terus melanjutkan penguatan. Sejauh ini secara teknikal analisa pun mendukung untuk terjadinya penguatan lanjutan, karena beberapa obligasi acuan sudah melewati batas resistensinya. Sehingga kami melihat, setelah Lebaran cukup berpotensi untuk terjadinya penguatan, apalagi mulai ada angin bahwa aktifitas ekonomi Indonesia akan mulai kembali bergeliat,” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (26/5/2020).

Lebih lanjut diungkapkan, di akhir pekan menutup bulan Mei ini, sudah tidak ada lagi sentimen yang diharapkan dari lokal, fokus utamanya ada mengikuti sentimen pasar global.

“Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas. Namun tetap harus hati hati, meskipun ruang penguatan sudah terbuka potensi pelemahan masih akan menghantui,” sebut analis Pilarmas.

Adapun cerita di pagi hari ini akan kita awali dari;

1.RISALAH THE FED

Dalam risalahnya, The Fed melihat bahwa wabah virus corona merupakan ancaman yang paling parah sejauh ini terhadap perekonomian Amerika, dan Bank Sentral Amerika prihatin dengan keadaan saat ini terutama dengan meningkatnya resiko terhadap stabilitas keuangan. Para pejabat sepakat bahwa dampak yang ditimbulkan oleh wabah virus corona sejauh ini telah menyebabkan ketidakpastian yang luar biasa, dan telah memberikan resiko yang cukup besar terhadap kegiatan perekonomian dalam jangka menengah dan panjang. Dalam risalah yang kami terima beberapa waktu lalu, dikatakan bahwa sejumlah pejabat memberikan tanggapannya akan hal ini, khususnya resiko yang lebih tinggi terhadap stabilitas keuangan, sehingga mereka khawatir bahwa Bank Sentral akan mendapatkan tekanan yang lebih besar. Hal ini membuat kami semakin khawatir bahwa perekonomian Amerika akan pulih lebih lama daripada yang kami perkirakan. Ditambah lagi terakhir Powell mengatakan bahwa dirinya memperingatkan bahwa wabah corona virus telah memberikan dan akan meningalkan luka yang permanen terhadap perekonomian Amerika, kecuali para pembuatan kebijakan baik moneter maupun fiscal terus berupaya lebih banyak untuk membatasi dampak yang ditimbulkan oleh wabah virus corona. Dalam risalah tersebut kami juga melihat bahwa pemulihan ekonomi akan berjalan dengan pelan pada paruh kedua tahun ini, dan mungkin hasilnya akan mengecewakan. Para pembuat kebijakan terus membahas berbagai scenario yang dapat dilakukan. Mereka juga mengakui bahwa pengeluaran masyarakat di sector ekonomi merupakan yang paling terpukul dan ada kemungkinan yang cukup besar bahwa situasi dan kondisi tidak akan kembali normal dalam waktu yang cepat. Para pejabat menyatakan keprihatinannya karena ada kemungkinan besar sejumlah usaha kecil mungkin akan tutup, dan tidak dapat beradaptasi dengan baik apabila mereka tidak melakukan sesuatu dalam waktu dekat. Saat ini sejumlah peserta menilai bahwa ada kemungkinan besar gelombang berikutnya wabah virus corona akan datang dalam waktu dekat, dan hal tersebut akan memberikan tekanan terhadap perekonomian lebih lanjut. Para pejabat juga mengingatkan ada kemungkinkan penutupan bisnis akan memberikan tekanan yang lebih besar terhadap stabilitas keuangan. Dalam waktu dekat, tes stress dalam bidang perbankan akan diperlukan untuk mengukur kemampuan bank besar dalam menahan scenario penurunan di masa depan. The Fed pada akhirnya setuju untuk melakukan pembelian obligasi dan efek yang didukung oleh hipotek, serta melakukan operasi repo dalam skala yang besar dan berdurasi jangka panjang untuk mendukung stabilitas pasar. Tidak hanya itu saja, The Fed juga tengah mempertimbangkan beberapa scenario mengenai control yield curve, sama seperti yang dilakukan oleh Jepang selama ini. Beberapa pejabat The Fed juga mengatakan akan membuat panduan untuk The Fed agar dapat menguraikan indicator ekonomi tertentu seperti pengangguran dan tingkat inflasi yang harus dicapai. Langkah ini sebelumnya telah menjadi panduan oleh The Fed pada tahun 2012, yang dimana kala itu The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga rendah hingga inflasi mengalami kenaikkan dan penggangguran mengalami penurunan. Peraturan ini dulu dikenal dengan Evan’s Rule, karena peraturan tersebut dulu diperjuangkan oleh Presiden Fed, Charles Evans. Namun yang cukup menarik dalam risalah tersebut, tidak disebutkan pilihan mengenai tingkat suku bunga negative, sehingga kami pun menyakini bahwa tingkat suku bunga negative mungkin merupakan pilihan paling terakhir dalam situasi dan kondisi saat ini. Dalam hal proyeksi, kami melihat bahwa aktivitas perekonomian di Amerika telah turun sebanyak 4.8% pada kuartal pertama, dan akan kembali turun lebih dalam pada kuartal kedua dengan proyeksi 30% - 35%. The Fed juga terus meningkatkan sejumlah program dalam bentuk pinjaman darurat untuk meredam kepanikan yang terjadi pada stabilitas keuangan jangka waktu pendek, yang dilanjutkan memobilisasi kredit untuk rumah tinggal dan bisnis yang mengalami tekanan akibat wabah virus corona. Sejauh ini The Fed telah meluncurkan 5 program, masih ada 4 program lagi dengan total pinjaman senilai $600 miliar, wow banget kan. Dan diharapkan hal tersebut dapat beroperasi akhir bulan ini, amiiin.

2.TUANG BENSIN

Presiden Trump kembali menuangkan bensin ditengah tengah hubungannya antara Amerika dan China, yang dimana Trump mengatakan bahwa China merupakan negara yang berada di belakang terkait dengan penyalagunaan informasi dan propaganda terhadap Amerika dan Eropa. Tidak lupa, Trump juga menambahkan bahwa China mungkin putus asa setelah sebelumnya tidak mungkin untuk membuat Joe Biden memenangkan pemilihan Presiden Amerika yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Apabila Joe Biden memenangkan pemilu tersebut, mungkin akan menjadi sebuah sejarah baru yang cukup lama tidak terlihat, bahwa Partai Republik memegang tonggak kepemimpinan hanya 1 periode. Namun melihat reaksi Trump kami berfikir berlebihan dan kegelisahannya terkait dengan tidak akan terpilihnya kembali menjadi Presiden Amerika mungkin akan menjadi kelemahan terbesarnya dan akan menjadi hal yang menguntungkan, karena Trump sendiri memiliki karakter yang cepat panas “seperti motor 2 tak”. Trump terus menerus masih menyalahkan China akibat gagalnya China dalam mencegah pandemic yang saat ini merusak perekonomian dunia, namun Trump tetap berhati hati untuk tetap mempertahankan hubungannya dengan Xi agar tetap rukun. Namun menurut kami drama seperti ini seperti drama Korea yang pada ujung ujungnya hanya menjadi tontonan semata yang mungkin tidak akan pernah ada yang berani menarik platuknya untuk pertama kali. Yang akan membuat hubungan ini menjadi semakin panas adalah bahwa Senat Amerika pada akhirnya turut menyetujui undang undang pada hari Rabu kemarin terkait dengan Perusahaan China seperti Alibaba Group dan Baidu yang dapat dilarang untuk terdaftar di bursa saham Amerika. Rancangan Undang Undang tersebut sebelumnya diperkenalkan oleh Senator John Kennedy, seorang dari partai Republik Louisiana, dan Chris Van Hollen, seorang dari partai Demokrat dari Maryland yang telah disetujui dengan suara bulat akan meminta perusahaan untuk tidak berada dibawah kendali pemerintah asing. Selama ini sebagian besar dana dari dana pensiun dan dana perguruan tinggi telah diinvestasikan di perusahaan China karena mereka melihat imbal hasil yang tinggi. Apa efek RUU tersebut? Nilai saham Alibaba dan Baidu kemarin meluncur bak perosotan kemarin. Pengawasan system yang lebih ketat akan membuat rencana pencatatan beberapa perusahaan dari China yang memiliki valuasi dalam jumlah besar mendapatkan halangan dari system pengawan tersebut, mulai dari Ant Jack Financial hingga ByteDance Ltd. Semua perusahaan China yang terdaftar di Amerika mungkin akan terkena dampaknya dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang, hal ini lah yang membuat ombak baru setelah adanya wabah virus corona. Sejauh ini para pemimpin di DPR tengah mendiskusikan Rancangan Undang Undang tersebut. Terkait hal tersebut, Trump hanya mengatakan bahwa dirinya melihat perusahaan China berdagangan di NYSE dan Nasdaq, tetap tidak mau mengikuti aturan akuntansi Amerika, namun apabila dirinya melakukan hal tersebut, akan menjadi boomerang bagi Trump bahwa perusahaan perusahaan tersebut dapat pindah ke bursa London atau Hongkong. Apa yang diinginkan oleh Senat adalah perusahaan China di audit oleh PCAOB. PCAOB merupakan singkatan dari Public Company Accounting Oversight Board yang dimana PCAOB diawasi oleh Komisi Sekuritas dan Bursa. Pemeriksaan audit perusahaan perusahaan China yang terdaftar di Amerika ada kemungkinan akan dilakukan pada tanggal 9 July mendatang.

“Kami merekomendasikan beli dengan volume terbatas,” sebut analis Pilarmas.