ANALIS MARKET (18/5/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Melemah
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Jumat 15/05/2020, IHSG ditutup melemah 6 poin atau 0,14% menjadi 4.507. Sektor keuangan dan perdagangan bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 1.09 triliun rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari:
1.THE FED MEMBUNYIKAN LONCENG
Untuk kesekian kalinya, The Fed kembali mengeluarkan sebuah peringatan yang cukup keras pada hari Jumat kemarin. The Fed mengatakan bahwa harga saham dan asset lainnya mungkin akan mengalami penurunan yang cukup signifikan jika wabah virus corona semakin lama terjadi, dan tentu menjadi semakin dalam, sehingga membuat sector industry akan terpukul, salah satunya adalah property. The Fed membuat pernyataan mengenai kestabilan keuangannya dalam 2x setahun, dimana dalam laporannya The Fed juga mengatakan bahwa resiko terhadap system perbankan di Amerika dan ekonomi yang lebih luas telah meningkat. Laporan tersebut juga mengatakan bahwa Bank Sentral akan terus melakukan intervensi di pasar. The Fed mengatakan bahwa harga asset tetap rapuh terhadap penurunan harga yang signifikan jika wabah virus corona kembali memunculkan sesuatu yang tidak terduga sehingga membuat ekonomi mengalami kejatuhan, sehingga resiko keuangan kembali mengalami peningkatan. Dan property menjadi salah satu dampak yang terpukul terhadap wabah virus corona ini. Sejauh ini pasar merespon cukup baik apa yang dilakukan The Fed dengan terus memberikan likuiditas dipasar, namun resiko masih sangat besar apabila pembuat kebijakan fiscal dan moneter tidak terus bertindak dan mengimbangi setiap resiko yang muncul. Dukungan fiscal tambahan sangat diperlukan, namun akan menjadi sia sia apabila tingkat kerusakan yang dihasilkan oleh wabah virus corona lebih parah khususnya dalam ekonomi jangka panjang dan akan membuat pemulihan menjadi semakin lama. Sejauh ini usaha yang telah dilakukan oleh The Fed cukup banyak, mulai dari memangkas tingkat suku bunga mendekati nol, membeli hampir sekitar $ 2 triliun surat utang, dan memberikan rencana untuk 9 program pinjaman darurat, dan sejauh ini sudah ada 5 yang berjalan. Tidak hanya itu saja, The Fed juga menjaga likuiditas dollar dengan memberikan swap kepada Bank Sentral Asing dan pembelian surat utang. Kami melihat bahwa sejauh ini apa yang dilakukan oleh The Fed sudah sangat baik dalam hal jangka pendek, kami berharap The Fed juga tengah memperhitungkan resiko solvabilitas. Apabila kedua hal ini dapat terjaga dengan baik, maka menghadapi wabah virus corona pun sudah dapat dipastikan lebih kuat dan lebih tahan terhadap goncangan. The Fed meyakini bahwa proses pemulihan dapat berlangsung hingga akhir tahun depan, dan juga sangat bergantung tentang pengiriman vaksin dalam mempercepat proses kesembuhan. Kami juga sudah lama tidak mendengar kabar dari Gilead Sciences yang mengatakan akan mengirimkan obat obatan tersebut pada hari Jumat 2 minggu yang lalu. Yang menjadi pertanyaan adalah, pernyataan mengenai vaksin tersebut yaitu remsidivir hanyalah sebagai umpan untuk menjaga penurunan harga saham global dikala data pertumbuhan ekonomi Amerika diumumkan, atau memang obatnya sudah tersedia? Well apapun itu, marilah kita berharap yang terbaik bagi Gilead dalam setiap usaha terbaik mereka untuk mengumumkan vaksin terhadap virus tersebut. The Fed mengatakan bahwa apabila kita tidak memasukkan variabel wabah virus corona gelombang kedua, maka The Fed melihat bahwa ekonomi akan pulih pada paruh kedua tahun ini. Dan agar ekonomi dapat pulih sepenuhnya, masyarakat harus percaya diri dan menunggu kedatangan vaksin tersebut. The Fed juga mengatakan bahwa mereka saat ini sedang berhati hati terhadap jangka waktu pemulihan, karena menurut pengamatan mereka, ekonomi belum tentu akan akan pulih dalam waktu yang singkat yang kita kenal dengan sebutan V-Shaped. Ekonomi tentu akan pulih, namun tidak ada seorang pun yang tahu kapan itu akan terjadi. Powell juga menambahkan bahwa saat ini untuk anda semua, jangan terlalu bertaruh terhadap ekonomi Amerika, baik itu jangka menengah atauupun jangka panjang. Kami hanya khawatir bahwa pernyataan pertanyaan seperti ini akan menjadi beban untuk pasar tatkala pasar membutuhkan sentimen positif untuk menopang dari penurunan. Sejauh ini pelaku pasar dan investor akan melihat penguatan, namun kami khawatir itu hanya sementara. Tetap berhati hati terhadap setiap sentiment.
2.RUU DI SIAPKAN
Pada akhirnya Partai Demokrat pada hari Jumat kemarin telah meloloskan paket bantuan untuk wabah virus corona senilai $3 trilliun yang dimana hal ini merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena sebelumnya Partai Republic berjanji untuk membatalkan setiap tindakan yang ada dari wabah virus corona tersebut. Rancangan Undang Undang tersebut akan meliputi; 1. Dengan nilai hampir $1 triliun, bantuan akan diberikan untuk negara bagian dan daerah yang membutuhkan. 2. Bantuan langsung tunai dengan nilai $1.200 untuk setiap orang hingga $6.000 per keluarga. 3. $200 miliar untuk para rekan rekan kesehatan yang bergerak di garis terdepan dalam melawan virus corona. 4. $75 miliar untuk pengujian virus corona. 5. Memperpanjang asuransi pengangguran dengan nilai $600 per minggu. 6. $175 miliar dalam bentuk sewa, hipotek, dan bantuan. 7. Memberikan tambahan hingga 15% dalam bentuk manfaat maksimum untuk Program Nutrisi. 8. Subsidi untuk Undang Undang Perawatan yang terjangkau untuk masyarakat yang kehilangan asuransi kesehatan. Namun Rancangan Undang Undang tersebut mendapat perlawanan dari Pemimpin Mayoritas untuk Senat Mitch McConnell yang telah menjelaskan sebelumnya bahwa dirinya tidak tertarik untuk menerima proposal tersebut. Sejauh ini Presiden Trump masih menentang rencana Partai Demokrat tersebut, namun mari kita lihat kedepannya apa yang akan terjadi dengan putaran ke 2 dari sebuah pukulan yang belum home run. Permainan masih terus berlanjut, namun sebentar lagi akan selesai. Bagaimana ini akan selesai? Mungkin jawaban akan ada dalam waktu dekat.
3.SITUASI DALAM NEGERI
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagangan Indonesia di April defisit US$ 350 juta. Namun sepanjang Januari-April, neraca dagang masih mencatatkan surplus US$ 2,25 miliar. Kinerja ekspor pada bulan April 2020 lalu benar-benar terpukul oleh wabah corona. Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan kinerja ekspor pada bulan April 2020 sebesar USD12,19 miliar. Jika dibandingkan bulan Maret 2020 (month to month / mtom) mengalami penurunan sebesar 13,33 persen dari USD14,07 miliar menjadi USD12,19 miliar. Sementara jika dibandingkan periode April 2019 (year on year / yoy) mengalami penurunan 7,02 persen dari USD13,11 miliar. Hal itu ditunjukkan dengan turunnya persentase ekspor seluruh sektor. Tercatat sektor migas, pertanian, industri pengolahan dan juga sektor tambang semuanya anjlok jika dibandingkan dengan periode yang sama. Selanjutnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan penurunan nilai impor pada April 2020 perlu diwaspadai. Sebab, penurunan itu bisa berdampak besar bagi perekonomian nasional. BPS mencatat nilai impor sebesar Rp 12,54 miliar selama April 2020. Angka tersebut turun 6,10% dibandingkan Maret yang mencapai US$ 13,35 miliar, bahkan turun 18,58% jika dibandingkan pada April 2019 yang sebesar US$ 15,40 miliar. Tentunya komposisi penurunan impor perlu diperhatikan dan waspadai, karena dilihat dari penggunaan barangnya lumayan menurun, seperti barang konsumsi yang turun 16,57% dibandingkan April 2019, begitu juga bahan baku penolong maupun barang modal yang masing-masing turun 19,13% dan 17,11% dibandingkan April tahun lalu. Penurunan impor bahan baku dan barang modal ini memiliki kontribusi besar terhadap komponen pembentukan ekonomi nasional, dalam hal ini sektor industri, perdagangan, dan investasi.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 4.422 – 4.582,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (18/5/2020).

