ANALIS MARKET (11/5/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Bervariatif dan Ditradingkan Pada Level 4.561-4.649
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Jum’at 08/05/2020, IHSG ditutup melemah 11 poin atau 0,25% menjadi 4.597. Sektor industri dasar dan keuangan bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 812 miliar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari:
1.HALU
Bagaikan kisah cinta layangan, tarik ulur menjadi sebuah sensasi tersendiri. Para negosiator China dan Amerika berjanji, untuk menciptakan situasi dan kondisi yang menguntungkan bagi kedua negara khususnya dalam hal mengimplementasikan kesepakatan perdagangan bilateral dan terus meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Wakil Perdana Menteri China, Liu He telah berbicara kepada Robert Lighthizer dan Steven Mnuchin melalui telepon pada hari Jumat kemarin, dan hasilnya mereka juga sepakat untuk menjaga komunikasi. Amerika dan China sepakat untuk menjaga kemajuan yang telah berjalan dengan baik, dan menciptakan infrastructure dan fondasi yang akan menjaga kesepakatan itu berhasil. Terlepas dari situasi dan kondisi saat ini, Amerika dan China berjanji untuk tetap memenuhi kewajiban mereka agar dapat terwujud tepat waktu. Sontak hal ini membuat S&P 500 mengalami kenaikkan, tidak mau kalah bursa Jepang juga mengalami kenaikkan dengan rentang 1.5%, Hongkong, Shanghai, Seoul hingga Sydney. Amerika dan China sepakat beberapa hal, yaitu dalam perlindungan kekayaan intelektual, China berjanji untuk meningkatkan perlindungan dan menegakkan hukum dibidang rahasia perdagangan, farmasi, dan penjualan produk palsu melalu internet. China juga akan menerbitkan pedoman kerja dan laporan hasil implementasi dalam kurun waktu triwulan serta akan memberikan rencana tindakan. Dalam hal perdagangan makanan, dan barang pertanian, China akan mengimpor berbagai produk pertanian dan makanan dari Amerika. Dalam hal perluasan perdagangan, China juga akan membeli setidaknya $200 miliar barang dan layanan tambahan dari Amerika dari tahun 2020 hingga 2021. Sejauh ini pembelian dari China terhadap Amerika masih ketinggalan, karena target sebelumnya adalah $76.7 miliar di tahun pertama namun apa daya akibat virus sehingga hal tersebut belum dapat terealisasi. Sejauh ini beberapa pembelian sedang dilakukan, minggu lalu China membeli 6 kargo kacang kedele dan lebih dari 600.000 ton jagung. Tidak hanya itu saja, China juga telah mencabut pembatasan pada berbagai impor pertanian Amerika termasuk daging sapi, dan unggas. Namun tampaknya lagi lagi lagi dan lagi, hanya beberapa jam ketika kedua negara, baik China dan Amerika mengatakan mereka akan terus maju, Presiden Trump mengatakan bahwa dirinya sedang berfikir apakah akan mengakhiri kesepakatan perdagangan antara Amerika dan China tahap 1 yang sudah disepakati atau tidak. Presiden Trump menurut kami sedang memainkan permainan yang cukup berbahaya. Bukannya apa, kesepakatan tersebut sudah disepakati, dan bukanlah sesuatu yang dapat dibatalkan begitu saja karena tentu akan memberikan impact yang cukup keras terhadap dunia, apalagi saat ini dunia sedang berusaha untuk pulih dan bangkit dari virus corona, jangan sampai sudah jatuh ketiban Trump pula. Trump terus menyalahkan China karena penanganan China atas wabah virus corona yang telah terjadi, dan dirinya akan memikirkan apa yang akan terjadi pada hari Rabu nanti. Trump mengatakan bahwa dirinya merasakan sesuatu hal yang berbeda dengan apa yang dirinya lakukan selama ini. Dirinya merasa terpecah pecah, bahasa gaulnya sedang galau, sehingga belum bisa memutuskan apapun untuk saat ini. Mari kita berharap bahwa kebijaksanaan dapat mengalahkan keegoisan disaat wabah seperti ini.
2.YANG DINANTI PEKAN INI
Cukup banyak yang dapat kita perhatikan pada pekan ini. Dari dalam negeri, kita tentu akan menantikan data mengenai current accout balance, yang diikuti dengan data export dan import yang akan memberikan informasi mengenai trade balance. Tentu sejauh ini pelaku pasar sudah mengantisipasi perkembangan hal ini. Dari data ekonomi luar negeri, yang dapat kita nantikan pekan ini adalah data dari Amerika, yang akan mengeluarkan data; inflasi yang kami perkirakan mengalami penurunan, diikuti dengan PPI Final Demand yang kami perkirakan juga mengalami penurunan. Tidak hanya itu saja, data Initial Jobless Claims dan Continuing Claims juga akan keluar, namun tampaknya pelaku pasar juga akan mengabaikan data ini meskipun data ini cukup menjadi perhatian. Empire Manufacturing dan Industrial Production juga diperkirakan akan mengalami penurunan, termasuk Retail Sales. Beralih kepada Eropa, pelaku pasar dan investor diperkirakan akan menanti data mengenai Industrial Production diikuti dengan Employment. Namun yang akan menjadi perhatian utama adalah pertumbuhan ekonomi Eropa ditengah situasi dan kondisi saat ini. Dari wilayah Asia sendiri, data ekonomi China akan menjadi kunci utama saat ini, China akan mengeluarkan data data ekonomi mengenai PPI dan CPI serta Industrial Production yang diikuti dengan Retail Sales. Data China saat ini mungkin tidak terlalu buruk, karena saat ini mereka sedang terfokus dengan fase pemulihan. Dari Jepang justru akan menjadi sesuatu yang sangat dinantikan karena mereka akan menerbitkan data pertumbuhan ekonomi. Tentu hal ini akan menjadi perhatian utama, karena petumbuhan ekonomi di Jepang ssaat ini sedang mengalami penurunan yang cukup dalam. Data Tertiary Industry akan menjadi perhatian utama setelah pertumbuhan ekonomi di Jepang. Sejauh ini selain China, data ekonomi akan mengalami tekanan pekan ini. Namun sejauh mana pelaku pasar dan investor dapat menerimanya, sejauh itu pula penurunan dapat dapat ditoleransi.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak bervariatif dan ditradingkan pada level 4.561-4.649,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (11/5/2020).

