ANALIS MARKET (28/4/2020) : Secara Jangka Pendek, Pasar Obligasi Masih Berpotensi Menguat

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi pada akhirnya tak kuasa mengalami penurunan.

Namun penurunan kali ini tidak dalam rentang yang wajar, mengapa demikian? Karena adanya cerita lelang yang akan diadakan oleh Pemerintah esok hari (hari ini, Selasa, 28/4). Sehingga hal ini membuat para pelaku pasar dan investor mendorong penurunan harga obligasi agar mendapati imbal hasil yang tinggi pada esok hari.

“Namun demikian, penurunan kali ini sebetulnya masih sesuai dengan prediksi kami, pertanyaannya adalah apakah dengan adanya penurunan harga kali ini yang mendorong imbal hasil mengalami kenaikkan mampu membuat daya tarik lelang esok hari bertambah? Tentu harapannya adalah bahwa total permintaan yang masuk akan melebihI dari IDR 50 T, namun demikian dengan situasi dan kondisi saat ini, apabila yang masuk berkisar IDR 40 – 50 T, tentu itu sudah cukup bagus. Selain daya tarik imbal hasil yang tinggi, target maksimal juga mengalami kenaikkan akan menjadi salah satu daya tarik utama, itu artinya pemerintah akan menyerap lebih banyak dari biasanya yang itu artinya kemungkinan potensi pelaku pasar dan investor mendapatkan barang yang di incar juga otomatis akan lebih besar,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (28/4/2020).

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Selasa (28/4) pagi hari ini, pasar obligasi akan dibuka bervariatif, pergerakan pasar tentu akan menunggu hasil lelang yang akan keluar disore hari nanti. Apabila total permintaan yang masuk besar diikuti dengan total yang diserap, akan mendorong Rupiah untuk mengalami penguatan sebagai refleksi dari penguatan pasar obligasi.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.JEPANG MENCOBA, JEPANG BERUSAHA

Bank Sentral Jepang pada akhirnya mengatakan bahwa mereka akan membeli obligasi Pemerintah sebanyak apapun yang dibutuhkan, meningkatkan pembelian obligasi perusahaan, menambahkan stimulus setelah adanya wabah virus corona, dan akan meningkatkan dukungan terhadap bisnis yang terkena dampak dari virus corona. Bank Sentral Jepang mengabaikan apa yang disampaikan sebelumnya yang dimana mereka akan membeli obligasi pemerintah sebesar 80 triliun yen atau $743 miliar per tahun. Namun sekarang, Bank Sentral Jepang sudah tidak memiliki batasan lagi untuk melakukan pembelian obligasi, pada saat pemerintah akan menerbitkan surat utang baru untuk mendanai stimulus. Gubernur Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan salah satu sikap positif yang bisa dilakukan untuk melakukan pembelian surat utang pemerintah, dan tentu saja Bank Sentral Jepang berjanji akan melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk membantu perekonomian untuk menghadapi impact yang ditimbulkan oleh wabah virus corona yang membuat krisis keuangan global kian nyata. Kuroda juga mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan jauh lebih besar dari pada Bank Sentral lainnya. Bank Sentral Jepang sebelumnya memang telah berada di dalam tekanan dalam memperluas kebijakan mengenai stimulus moneternya. Namun sejauh ini meskipun Bank Sentral Jepang melakukan pembelian obligasi pemerintah, namun kecepatannya masih dapat dikatakan lambat dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya itu saja, Bank Sentral juga akan meningkatkan ruang lingkup untuk membeli obligasi korporasi dan surat berhaga lainnya dengan lebih dari 2x lipat dari pagu kepemilikannya sehingga menjadi 20 triliun yen, tentu saja hal ini memperluas akses terhadap fasilitas pinjaman darurat ke berbagai bank. Langkah langkah tambahan untuk mendorong perekonomian juga dilakukan oleh Kuroda, dimana mereka terus berkoordinasi antara Bank Sentral Jepang dengan Pemerintah agar dapat menciptakan bauran kebijakan moneter dan fiscal agar bisa menjadi lebih besar dan efektif, yang dimana Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe akan meluncurkan stimulus lebih dari $1 triliun pada bulan ini, ditambah lagi dengan rencana untuk menerbitkan lebih banyak obligasi. Kami melihat apa yang direncanakan oleh Jepang sejauh ini sudah cukup baik, tinggal bagaimana implementasinya saja.

2.BANK EROPA JUGA PUNYA CERITA

Bank Eropa saat ini telah diatur untuk putaran lebih lanjut mengenai bantuan modal dari regulator, untuk membantu mereka menjaga pinjamannya agar tetap mengalir kepada perusahaan yang terkena wabah virus corona. Komisi Eropa berencana untuk mengumumkan beberapa tindakan yang bisa diambil pada hari ini, termasuk tentang bantuan tentang bagaimana bank akan menghitung nilai metrik untuk rasio leverage. Saat ini regulator diseluruh dunia telah menawarkan kepada bank sejumlah bantuan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Eropa telah bersama dengan Amerika sebelumnya, khususnya dalam hal mengurangi beban rasio leverage. Sejauh ini Bank Sentral Eropa telah memberikan bantuan paling besar di Eropa karena disebut sebut bertindak paling cepat untuk memberikan pengawasan kepada Bank Bank di Eropa tersebut. Bank Sentral Eropa juga telah mendorong penggunaan dana yang lebih flexible yang diizinkan oleh standar akuntansi untuk menghindari kenaikkan biaya pinjaman. Tentu kami melihat bahwa hal ini merupakah salah satu upaya untuk menjaga perekonomian agar tetap berjalan, yaitu dengan memberikan pinjaman terhadap beberapa usaha. Dan ditengah situasi dan kondisi saat ini, tentu saja hal ini menjadi tolok ukur bahwa bank menjalankan fungsinya sebagai salah satu sarana untuk memberikan stimulus di pasar.

3.TETAP BERUSAHA!

Nilai investasi industri pengolahan selama triwulan I tahun 2020 menunjukkan angka positif di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19. Sepanjang tiga bulan pertama 2020, total penanaman modal sektor manufaktur di tanah air menyentuh angka Rp64 triliun atau naik 44,7% dibanding capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp44,2 triliun. Menteri Perindustrian menyampaikan pada kuartal I tahun 2020 ini, nilai investasi industri manufaktur memberikan kontribusi yang signifikan, hingga 30,4% dari total investasi keseluruhan sektor Rp210,7 triliun. Dengan demikian diharapkan pemerintah fokus untuk terus berupaya mendorong agar industri manufaktur tetap bergerak dalam memacu roda perekonomian nasional. Namun demikian, dalam kondisi saat ini, Kementerian Perindustrian menekankan kepada sektor industri terhadap pentingnya upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan mentaati protokol kesehatan.

“Kami merekomendasikan ikuti lelang hari ini, tenor pendek dan panjang akan menjadi sebuah pilihan. Apalagi dengan adanya imbal hasil obligasi 10y berada di rentang 8.10, gunakan moment ini untuk mulai masuk karena secara jangka pendek, pasar obligasi masih memiliki potensi untuk mengalami penguatan,” beber analis Pilarmas.