ANALIS MARKET (16/4/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Mengalami Penurunan
Pasardana.id – Riset harian pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, slow but sure.
Mungkin itulah yang terbesit pada obligasi saat ini. Meskipun sejauh ini kenaikkan harga obligasi masih dalam rentang yang terbatas, tapi kenaikkan harga itu terjadi.
Mungkin ada satu penghalang yang menghalangi kenaikkan harga obligasi. Bagaimana kita bisa menemukan jawaban dari ini semua? Yaitu dengan melihat yield curve.
Kali ini yield curve tersebut semakin terlihat bahwa bentuknya semakin tidak normal, dalam artian yield curve tersebut mulai mengalami flat curve.
Secara singkat penjelasan yang bisa kita dapatkan dari sana adalah bahwa para pelaku pasar dan investor mulai cemas terhadap prospek pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.
Hal inilah yang membuat imbal hasil obligasi jangka panjang dan menengah hingga pendek mulai mengalami imbal hasil yang sama.
“Memang kalau kita lihat, kecemasan ini juga didukung oleh data proyeksi makro economic outlook di masa depan yang disampaikan akan mengalami masa yang kelam, dan hal ini seiring sejalan dengan yield curve yang memang menunjukkan kecemasan tersebut,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (16/4/2020).
Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (16/4) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariatif dengan potensi mengalami penurunan. Kecemasan menjadi salah satu penghalang antara kenaikkan dan penurunan.
Adapun cerita sebelum akhir pekan ini kita akan awali dari;
1.SEBUAH CERITA SEBUAH DERITA
Data data ekonomi Amerika yang keluar semalam, menunjukkan betapa rapuhnya perekonomian Amerika saat ini. Apa yang dikatakan bahwa market telah pulih, belum sepenuhnya merupakan sebuah kebenaran yang dapat kita terima. Situasi dan kondisi yang diakibatkan oleh wabah virus corona, ternyata masih membuat perekonomian tertekan khususnya data ekonomi mengenai Retail Sales yang mengalami penurunan menjadi -8.7%, penurunan ini merupakan yang terdalam sejak 1992 silam, setelah sebelumnya pada bulan February lalu juga mengalami penurunan. Tidak hanya itu saja, industrial production juga mengalami penurunan terbesar sejak tahun 1945 silam yaitu -5.4%, bahkan penurunan kali ini lebih dalam dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 – 2009 yang lalu. Belum selesai badai yang menerpa, ditambah lagi dengan Empire Manufacturing yang mengalami penurunan juga yaitu -78.2 yang dimana penurunan ini juga merupakan yang terdalam sejak data itu ada. Manufacturing SIC Production juga menunjukkan penurunan menjadi 6.3%, sebuah rekor baru yang dimana menunjukkan penurunan dalam produksi mobil ketika pabrik ditutup. Data ekonomi ini merupakan sebuah data yang menunjukkan aktifitas ekonomi yang mulai menunjukkan gelombang ke 2 seperti yang kemarin kami sampaikan sebelumnya. Wabahnya memang merupakan sesuatu yang buruk, namun impact yang ditimbulkan lebih buruk apabila tidak ada strategi yang terukur dalam menanggulangi wabah tersebut. Penurunan ekonomi tersebut diperkirakan akan dimulai pada kuartal pertama yang diperkirakan akan mencapai titik terendahnya pada kuartal kedua nanti. Penurunan pada kuartal kedua, dapat terjadi hingga 40%, jauh diatas penurunan pada kuartal pertama yang hanya berkisar 10%. Proyeksi mengenai GDP kuartal pertama yang negative juga terus mulai menunjukkan kontraksi yang sangat cepat ketika bisnis mulai mengalami penutupan. Penjualan ritel yang mengalami penurunan pada kuartal ke empat tahun 2008 lalu tidak separah saat ini. Tahun 2008 lalu, penurunan tersebut terjadi setelah 3 bulan sebanyak 8%, namun saat ini penurunan yang terdalam tersebut baru berjalan selama 1 bulan, dan tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dalam kurun waktu 3 bulan ke depan. Yang lebih mengkhawatirkan adalah Empire Manufacturing yang dimana merupakan penurunan terdalam sepanjang data itu ada, dan hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi kian mulai menunjukkan perlambatan ekonomi yang kian nyata. Banyak pelaku pasar dan investor mulai khawatir bahwa resesi yang tajam kian berpotensi berubah menjadi depresi meskipun ada stimulus dan kebijakan moneter dari The Fed yang dapat mencegah hal tersebut, apalagi ada amunisi yang tidak terbatas. Disaat seperti ini kami hanya bisa berharap bahwa apa yang dikatakan oleh The Fed benar adanya sehingga kami mengharapkan adanya perbaikan perekonomian pada kuartal ketiga nanti. Alhasil atas data ekonomi yang keluar, pelaku pasar dan investor mulai kembali mengambil investasi US Treasury untuk investasi yang lebih aman. Karena ini semua hanyalah masalah waktu hingga gelombang ke 2 pun mulai muncul. Kenaikkan beberapa waktu lalu mungkin akan menjadi angin lalu saat ini, karena suka atau tidak suka hal ini harus kita jalani karena ini merupakan bagian dari sebuah proses meskipun pahit terasa.
2.BEIGE BOOK THE FED
Aktivitas ekonomi mulai menunjukkan penurunan yang mendalam, ini merupakan salah satu inti dari laporan mengenai Beige Book The Fed yang baru saja di rilis kemarin. Dalam laporannya, mereka juga mengatakan bahwa penurunan manufacture akan terjadi secara bervariasi di antara industry. Produsen makanan dan produk medis masih memiliki permintaan yang kuat, namun akan mengalami kendala dalam bagian produksi dan rantai pasokan. Aktifitas ekonomi menyusut secara cepat dan mendadak di seluruh wilayah Amerika Serika sebagai bagian dari dampak wabah virus corona. Mengenai ketenagakerjaan juga tampaknya akan terjadi pemotongan yang lebih luas, khususnya disektor manufacture dan energy. Sehingga kami melihat bahwa hal ini sama seperti apa yang The Fed sampaikan, khususnya dengan data ekonomi yang keluar hari ini. Yang menunjukkan bahwa perekonomian mungkin akan mulai memasuki fase yang lebih pahit ketimbang kemarin. Hal ini pula yang membuat Trump menyampaikan bahwa Amerika telah melewati puncak wabah dari virus corona. Dirinya mengatakan bahwa strategi yang mereka gunakan telah berhasil meskipun pertempuran masih berlanjut, namun secara keseluruhan kita telah melewati fase puncak virus corona. Trump juga menyampaikan akan membahas panduan untuk membuka kembali Negara tersebut pada hari Kamis nanti, meskipun kami melihat sah sah saja Trump membuat pedoman seperti itu, masalah nanti akan dilakukan atau tidak, kami yakin akan melihat situasi dan kondisi yang akan terjadi nanti. Karena sebelumnya hal ini sudah disampaikan bahwa terlalu optimis untuk membuka perekonomian pada tanggal 1 May nanti, karena wabah virus corona sebetulnya masih belum berakhir. Alih alih hanya menyampaikan yang optimis tapi tidak realistis, menurut kami lebih baik terbuka apa adanya, namun dengan solusi yang nyata. Agar tidak hanya sebagai angin lalu untuk menaikkan indeks global, karena jatuhnya akan lebih sakit.
“Kami merekomendasikan wait and see, hati-hati karena ada potensi untuk mengalami penurunan hari ini,” sebut analis Pilarmas.

