ANALIS MARKET (13/4/2020) : Pasar Obligasi Berpeluang Bergerak Naik
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kembali mengalami kenaikkan Kamis (09/4) kemarin, meskipun tidak banyak, namun alih-alih sebagai penahan penurunan yang lebih lanjut.
Apa artinya ini?
Ini artinya bahwa pasar obligasi mulai membentuk fase konsolidasi yang kuat dibawah, dan menunjukkan perubahan trend dalam jangka pendek, meskipun belum mengubah trend jangka menengah hingga panjang, tapi ini merupakan sesuatu yang baik bahwa harga pasar obligasi berpotensi untuk mengalami penguatan, namun membutuhkan beberapa waktu ke depan untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
Eit, jangan lupa, yang berpotensi untuk mengalami penguatan adalah harga obligasi yang berdurasi 5y dan 10y, namun untuk 15y dan 20y masih berpotensi untuk mengalami pelemahan.
Marilah kita berharap bahwa tekanan dari wabah virus corona mulai berkurang, agar sekiranya kenaikkan harga obligasi ini mulai mengalami sesuatu yang pasti.
Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Senin (13/4) pagi ini, pasar obligasi akan dibuka bervariatif dengan rentang pergerakan 35 – 65 bps.
Dengan adanya lelang yang akan diadakan oleh Pemerintah besok, dan ditambah dengan adanya gossip hangat mengenai pemangkasan tingkat suku bunga Bank Indonesia pekan depan di hari Selasa, tentu saja lelang esok diperkirakan akan dibanjiri oleh peminat.
“Berharapnya demikian, namun apapun bisa saja terjadi. Tidak muluk muluk, kami berharap total permintaan yang masuk sebesar IDR 35 – 50 T, lebih dari > 50 T, akan menjadi sesuatu angin segera bagi pasar obligasi. Dengan adanya pemangkasan tingkat suku bunga, diharapkan pasar obligasi mengalami kenaikkan, namun yang harus diingat adalah, saat ini situasi dan kondisi juga masih belum begitu pasti,” ungkap analis Pilarmas.
Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;
1.OPEC+ AKHIRNYA SELESAI!
Sejauh ini produsen minyak terbesar di dunia masih terus berusaha untuk mencapai kesepakatan agar pasar energi tetap bertahan dari penurunan harga minyak yang disebabkan oleh wabah virus corona. Pembicaraan tersebut masih terus berlangsung hingga 3 hari lamanya, dan Meksiko tetap tidak bergeming hingga babak akhir pembicaraan. Pengurangan sebanyak 10% dalam produksi minyak di seluruh dunia masih terus di negosiasikan dalam pembicaraan pada hari Sabtu kemarin. Presiden Amerika, Donald Trump masih terus memberikan solusi diplomatik yang dapat menyelamatkan kesepakatan tersebut. Hingga saat ini masih belum jelas apakah Arab Saudi dan anggota koalisi OPEC + lainnya akan menerima hal tersebut atau tidak. Namun sisi baiknya adalah Rusia mengatakan bahwa pihaknya masih menganggap hal tersebut sebagai sebuah kesepakatan. OPEC+ telah membuat komitmen untuk memotong produksi sebanyak 10 juta barel per hari, namun hal tersebut tergantung dengan Meksiko. Dengan Trump yang saat ini terlihat secara pribadi melihat kesepakatan tersebut tidak yakin secara pasti apakah kesepakatan tersebut dapat tercapai atau tidak. Kelangsungan perusahaan produsen minyak, lapangan pekerjaan, dan ekonomi Negara banyak yang bergantung terhadap keseimbangan harga minyak ketika wabah virus corona mengurangi permintaan di seluruh dunia, sehingga supply kian bertambah banyak. Beberapa produsen di Amerika tengah berujung di tengah kebangkrutan, Rusia juga memiliki resiko tidak memiliki tempat untuk menyimpan minyak mentahnya, dan arab Saudi juga membutuhkan harga yang lebih tinggi untuk memenuhi anggaran kerajaan. Harga minyak terus mengalami penurunan, kemarin minggu lalu pada hari Kamis, minyak Texas mengalami penurunan sebanyak 9%, dan berhenti di $23 per barel. Hal tersebut sebagai spekulasi bahwa adanya kesepakatan yang gagal untuk memangkas produksi. Sejauh ini kami melihat permintaan minyak akan mengalami penurunan sebanyak 20% pada kuartal pertama tahun ini, dan kami meyakini bahwa pemotongan yang direncanakan sebelumnya tidak akan mencukupi untuk mencegah bertambahnya supply minyak yang terus meningkat tajam dalam beberapa minggu mendatang. Namun setidaknya kesepakatan tersebut dapat mencegah hal yang terburuk menjadi cukup buruk. Anggota OPEC + pada awalnya bertemu pada hari Kamis melalui video conference, yang diikuti pertemuan pada Menteri di bidang energi dari G20 pada hari Jumatnya. Pembicaraan pada hari Sabtu, Sebagian besar bersifat bilateral diantara Arab Saudi dan Meksiko, beberapa kemajuan terlihat disana, namun sejauh ini belum jelas apakah akan tercapainya kesepakatan atau tidak karena Arab Saudi bersikeras bahwa Meksiko harus mengurangi produksinya seperti Negara lain. Sebelumnya pada hari Jumat, G20 telah menyampaikan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara produsen minyak dan konsumen, namun sejauh ini belum ada penerapan aturan main yang lebih tegas terhadap langkah langkah yang lebih spesifik terkait dengan pengurangan produksi. Saat ini keras kepala ada di Meksiko yang hanya ingin memangkas produksi sebesar 100.000 barel per hari, kurang dari yang disepakati sebelumnya yaitu 300.000. Namun pada Jumat pagi, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan bahwa dia telah menyelesaikan masalah ini dengan Trump, yang dimana Amerika akan membuat pengurangan tambahan senilai 250.000 barel per hari, dengan mengatasnamakan Meksiko. Untungnya Rusia menyetujui rencana Amerika tersebut, sehingga Presiden Putin mengatakan bahwa kesepakatan OPEC+ sepenuhnya telah disetujui. Masalahnya sekarang Arab Saudi belum menerima proposal tersebut. Akhirnya setelah pembicaraan yang begitu panjang, pada hari Minggu dini hari kemarin, OPEC+ telah sepakat untuk memangkas 9.7 juta barel per hari yang akan dimulai pada tanggal 1 Mei nanti, dan akan diperpanjang hingga akhir Juni. Pemotongan tersebut kemudian akan berkurang menjadi 8 Juta barel per hari dari July hingga akhir 2020, dan kembali berkurang dari 6 juta barel per hari dari January 2021 hingga April 2022. Tentu hal ini merupakan salah satu kesepakatan yang baik bagi semua pihak. OPEC+ juga berharap bahwa Negara Negara yang berada di luar group, termasuk Amerika, Kanada, dan Norwegia, juga akan melakukan pengurangan produksi dalam upaya untuk menjaga harga. Sekretaris Energi Amerika, Dan Brouillette mengatakan bahwa sekitar 2 juta barel dari produksi Amerika akan di berhentikan pada akhir tahun dengan jumlah pengurangan maksimum setinggi 3 juta. Meskipun setidaknya masih jauh dari yang diperhitungkan, namun tentu kami berharap langkah kecil ini lebih berarti ketimbang tidak melakukan apa apa hingga melihat kejatuhan harga minyak yang lebih dalam lagi. Marilah kita berharap bahwa situasi dan kondisi ini cepat berlalu.
2.RENCANA AMERIKA
White House sedang mengembangkan rencana untuk membuat perekonomian Amerika kembali bangkit setelah sebelumnya wabah virus corona menekan pertumbuhan ekonomi Amerika. Perencanaan tersebut masih tahap awal, namun sejauh ini tanda tanda menurunnya virus tersebut sudah mulai terlihat. Presiden Trump dan penasehat ekonominya mengatakan akan terfokus untuk memberikan kembali pekerjaan terhadap masyarakat Amerika. Larry Kudlow mengatakan bahwa pembukaan ekonomi Amerika akan dimulai dalam 4 hingga 8 minggu ke depan. Ditengah situasi dan kondisi seperti ini, tentu saja hal itu merupakan sebuah angin segar bahwa badai akan segera berlalu, dan perekonomian akan pulih kembali. Namun vaksin untuk virus corona tidak akan tersedia hingga tahun depan, hingga saat itu tiba, Pemerintah Amerika akan terus melakukan pengujian dalam skala luas untuk mendapatkan terapi yang efektif untuk mengobati orang yang terinfeksi.
“Kami merekomendasikan wait and see, pergerakan harga akan berada di rentang 30 – 65 bps,” sebut analis Pilarmas.

