ANALIS MARKET (05/3/2020) : Pasar Obligasi Diperkirakan Bergerak Bervariatif

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi bereaksinya berlebihan.

Setelah sebelumnya terhenyak dengan adanya pemotongan tingkat suku bunga The Fed sebanyak 50 bps, pasar obligasi seperti ditiupkan angin sorga yang membuat pasar obligasi terbang hingga kelangit ke-8.

Pasar obligasi yang tadinya sedang menikmati pelemahan, tiba tiba mendapatkan kekuatan dalam waktu singkat kembali ke harga tertinggi sebelum terjadinya penurunan.

Keajaiban kah? Atau ini yang dinamakan menunggangi volatilitas?

Seiring dengan adanya pemangkasan tingkat suku bunga The Fed sebanyak 50 bps, tentu saja memberikan sentiment yang positif terhadap Bank Sentral dunia, mengapa demikian?

The Fed sebagai kiblat dari Bank Sentral Dunia, tentu memberikan domino effect terhadap Bank Sentral Negara lainnnya untuk menurunkan tingkat suku bunga sebagai bagian dari sebuah upaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Tentu hal ini mendorong Bank Sentral Negara lainnya khususnya Bank Indonesia untuk memangkas tingkat suku bunganya.

Dan seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pasangan hidup dan matinya harga obligasi adalah naik dan turunnya tingkat suku bunga. Ketika tingkat suku bunga mengalami penurunan, tentu saja harga obligasi akan mengalami kenaikkan.

Hal ini lah yang memicu para pelaku pasar dan investor membondong bondong membeli obligasi, sama seperti akhir akhir ini banyak orang membeli masker dan indomie.

Karena ada potensi pemotongan tingkat suku bunga Bank Indonesia inilah yang membuat orang berburu obligasi berjangka panjang.

Mengapa demikian? Karena obligasi jangka panjang akan mengalami kenaikkan lebih tinggi tatkala tingkat suku bunga Bank Indonesia benar benar akan memangkas tingkat suku bunganya. Seperti diperlihatkan obligasi 20y akhirnya memecahkan Guinness New Record barunya.

Sehingga harganya saat ini sudah price in, yang dimana ketika kelak nanti Bank Indonesia memangkas tingkat suku bunganya, sementara variable lainnya tetap misalkan situasi dan kondisi saat ini masih seperti ini tidak berubah, maka harga obligasi sudah tidak akan mengalami kenaikkan yang berarti.

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (05/3) pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan bergerak bervariatif.

Kalau memang pasar obligasi masih ada asa untuk menguat, setidaknya bisa dibuktikan hari ini, karena apabila hari ini menguat, itu artinya pasar obligasi memang positif mengalami kenaikkan.

Kenapa perlu dibuktikan? Karena penguatan pasar obligasi kemarin itu, selain obligasi 20y yang memecahkan rekor, obligasi 5y, 10y, 15y, semuanya berhenti di batas resistensi, seolah olah takut melewati batas tersebut.

Oleh sebab itu, ini akan menjadi saksi, apakah penguatan ini terkonfirmasi atau tidak.

Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;

1.HINGGA CANADA PUN

Pada akhirnya Bank Sentral Canada pun mengikuti jejak The Fed dalam memotong tingkat suku bunganya sebesar 50 bps. Alasannya pun sama, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dari resiko virus corona. Memang biar bagaimanapun, seperti apapun, alasannya pasti karena virus corona. Suka atau tidak suka, tentu kita harus mengakui bahwa virus ini memberikan efek yang luar biasa. Gubernur Bank Sentral Canada, Stephen Poloz mengatakan bahwa wabah virus corona ini merupakan hal yang negative yang dimana memberikan impact secara material bagi Canada dan global. Bank Sentral Canada juga akan bertindak untuk mengurangi biaya pinjaman jika itu diperlukan. Langkah BanK Sentral Canada pada hari Rabu kemarin merupakan bagian dari respon global yang terkoordinasi terhadap krisis yang terjadi saat ini, meskipun para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G7 telah berhenti mengatakan mengenai krisis tersebut pada hari Selasa kemarin. Atas dasar keputusan ini, imbal hasil obligasi Canada terus mengalami penurunan. Bank Sentral Canada melihat bahwa virus masih merupakan sebab utama, namun mereka juga tengah menyoroti berbagai hal lainnya seperti kekhawatiran yang meningkat tentang factor factor dalam Negeri yang mungkin tidak terkait dengan virus corona tersebut, seperti investasi bisnsi yang mulai melemah dari yang diperkirakan. Fokus berikutnya saat ini adalah menunggu pidato dari Poloz yang akan di sampaikan pada hari Kamis di Toronto untuk mengukur seberapa jauh Bank Sentral Canada dapat melangkah lebih jauh. Tentu hal ini cukup menarik, dan seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya bahwa pemotongan tingkat suku bunga The Fed akan menjadi domino effect bagi Bank Sentral diseluruh dunia untuk melakukan hal yang sama.

2.LANTAS BAGAIMANA DENGAN BANK SENTRAL INGGRIS DAN EROPA?

Setelah sebelumnya semuanya mendapatkan angin sorga dari pemangkasan tingkat suku bunga The Fed, focus berikutnya adalah pertemuan Bank Sentral Eropa yang akan diadakan pada tanggal 12 Maret nanti, yang diikuti dengan pertemuan Bank Sentral Inggris. Sejauh ini para pelaku pasar dan investor melihat bahwa Bank Sentral Eropa akan melakukan hal yang sama, namun lebih kepada intervensi di pasar. Inflasi Eropa yang kembali mengalami penurunan bisa jadi penyebab Bank Sentral Eropa akan mengambil sikap. Banyak analis mengatakan bahwa Bank Sentral Eropa akan memperkenalkan fasilitas khusus yang akan menargetkan UKM yang saat ini tengah terjadi krisis dengan syarat dan ketentuan yang lebih longgar daripada operasi pasar terbuka lainnya. Chistine Lagarde juga mengatakan bahwa, Bank Sentral Eropa saat ini terus mengawasi dan memantau situasi dan kondisi yang terjadi di pasar, dan siap untuk mengambil langkah langkah yang diperlukan agar tepat sasaran. Pernyataan ini memberikan makna bahwa Bank Sentral Eropa siap untuk melakukan apapun termasuk untuk melonggarkan kebijakan moneter apabila hal itu diperlukan. Bergeser sedikit ke Bank Sentral Inggris yang dimana juga akan mengadakan pertemuan Bank Sentral akhir bulan ini dikabarkan juga akan melakukan pertemuan darurat dimana mereka berpotensi untuk menurunkan tingkat suku bunga sebanyak 25 bps. Gubernur Bank Sentral Inggris, Mark Carney mengatakan bahwa virus corona dapat menghasilkan pukulan yang lebih besar untuk perekonomian Inggris, apalagi sebelumnya virus tersebut dikabarkan sudah memberikan implikasi negative terhadap pariwisata Inggris.

3.BANJIR STIMULUS

Semakin meluasnya penyebaran virus corona, World Bank menyiapkan paket pendanaan sebesar US$ 12 miliar. Dimana paket tersebut untuk membantu negara-negara berkembang untuk memperkuat sistem kesehatan, termasuk akses layanan kesehatan yang lebih baik untuk melindungi masyarakat dari epidemi, memperkuat pengawasan terhadap penyakit dan intervensi ke masyarakat, hingga bekerjasama dengan sektor swasta untuk mengurangi dampak ke ekonomi. Tidak hanya itu saja, pasar juga tampaknya kembali bergaiarah dengan adanya RUU pengeluaran Darurat yang akan dikeluarkan oleh Amerika untuk memerangi dampak virus corona, tentu hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa, karena Amerika terus menerus mengeluarkan stimulus untuk mendorong perekonomian, serta bertahan ditengah badai virus corona. Tentu saja hal ini membuat beberapa Futures naik di Hongkong, Jepang, dan Australia, dan hal ini pula yang membuat indeks S&P 500 naik hingga lebih dari 4%. Sejauh ini pasar merespon positif terhadap apa yang dilakukan oleh otoritas, karena hal ini memberikan keyakinan bahwa mereka hadir dipasar, dan mereka siap untuk melakukan apapun yang dibutuhkan untuk mendorong pasar menjadi lebih baik ditengah tengah situasi dan kondisi yang penuh dengan tekanan saat ini.

4.BEGITUPUN DENGAN INDONESIA

Kementerian Keuangan memastikan siap memberikan tambahan anggaran untuk mengantisipasi kebutuhan Kementerian Kesehatan dalam menanggulangi dan menangani pasien virus corona jenis baru (COVID-19). Dukungan anggaran tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona di Indonesia. Terlebih, saat ini sudah dua warga Indonesia yang positif teridentifikasi virus tersebut di wilayah Tanah Air. Kami melihat hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah guna menangani wabah tersebut dapat melebar. Sehingga aliran investasi dan pariwisata tidak mengalami gangguan. Pemerintah telah menetapkan akan menanggung biaya pelayanan kesehatan pasien Covid-19 (virus corona) merujuk Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Corona Virus sebagai Penyakit Dapat Menimbulkan Wabah dan Penanggulangannya yang ditandatangan Menteri Kesehatan pada 4 Februari 2020.

“Kami merekomendasikan wait and see hari ini dengan menyeruput secangkir kopi. Apabila ternyata menembus level resistansinya untuk obligasi 5y, 10y, dan 15y, wait and see bisa menjadi pilihan. Tapi membeli, bisa menjadi sebuah keputusan,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (05/3/2020).