ANALIS MARKET (18/3/2020) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah dengan Potensi Rebound

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa 17/03/2020, IHSG ditutup melemah 233 poin atau 4,99% menjadi 4.456. Sektor industri dasar, infrastruktur, aneka industri, keuangan, barang konsumsi, agrikultur, pertambangan, perdagangan, properti bergerak melemah dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 1,006 triliun rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;

1.STIMULUS ALA TRUMP

White House sedang melihat potensi paket stimulus yang bernilai dari $ 850 miliar hingga $ 1 T. Hal ini sebagai bagian dari upaya Donald Trump untuk melakukan perlawanan terhadap perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh wabah virus corona. Paket tersebut meliputi; A. $ 500 miliar hingga $ 550 miliar dalam bentuk pembayaran langsung kepada masyarakat Amerika atau melalui pemotongan pajak. B. $200 miliar hingga $300 miliar dalam bentuk bantuan bisnis kecil. C. $50 miliar hingga $100 miliar untuk bantuan terhadap bisnis maskapai dan industry. Potensi pembayaran langsung terhadap masyarakat Amerika akan bernilai sekitar $250 miliar. Hal tersebut akan segera dilaksanakan oleh Steven Mnuchin yang mengatakan bahwa Pemerintah sedang menyiapkan dana darurat segera. Mnuchin mengatakan bahwa, saat ini masyarakat Amerika sedang membutuhkan uang tunai dalam kurun waktu 2 minggu ke depan. Saat ini White House sedang merundingkan paket tersebut dengan Kongres. Langkah langkah yang akan diambil tersebut perlu menyeimbangkan antara bantuan terhadap masyarakat Amerika dan juga dengan industry yang akan didukung. Presiden Trump juga menyampaikan bahwa industry pelayaran dan perhotelan juga merupakan industry yang memiliki imbas terbesar. Trump tidak ingin maskapai bangkrut, dan masyarakat Amerika kehilangan pekerjaan. Kita kuat, kita besar. Tentu hal ini memberikan rasa optimis dari Trump kepada masyarakat Amerika, ditengah situasi dan kondisi saat ini yang terus menekan perekonomian. Hal ini yang membuat Dow Jones bergerak mengalami kenaikkan sebanyak 1.049 poin atau naik sebanyak 5.2%. S&P 500 naik 6%, dan Nasdaq Composite naik sebanyak 6.23%. Meskipun pasar futures untuk keesokan harinya kembali mengalami pelemahan. Hal ini memberikan indikasi bahwa pelemahan ini bukanlah sesuatu yang bisa kita hindari, namun stimulus yang ada hanya mampu meredam penurunan yang terjadi.

2.EROPA MENUTUP PERBATASAN

Negara-Negara Uni Eropa telah sepakat untuk menutup perbatasan luar Uni Eropa selama 30 hari. Hal ini dimaksudkan untuk memperlambat penyebaran virus corona. Berita ini disampaikan oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel. Namun lalu lintas perpindahan masyarakat terhadap 27 Negara Uni Eropa masih akan diizinkan namun dibawah pembatasan Namun pembatasan tersebut tidak berlaku untuk staff medis, obat obatan dan barang. Presiden Komisi Eropa mengatakan Inggris tidak akan menerapkan Batasan meskipun telah diundang oleh Uni Eropa untuk melakukannya. Sejauh ini Presiden Prancis telah meminta masyarakatnya untuk tinggal di rumah sebanyak 15 hari, kecuali untuk membeli kebutuhan pokok. Begitupun dengan Perdana Menteri Kanada yang mengatakan bahwa dirinya akan menutup perbatasan Negaranya dengan orang asing, kecuali warga Amerika.

3.R & I MENAIKKAN PERINGKAT UTANG LHO

Lembaga pemeringkat utang dari Jepang, Rating and Investment Information Inc (R&I) menaikkan peringkat utang luar negeri (sovereign credit rating) Indonesia. R&I menaikkan rating utang luar negeri Indonesia menjadi BBB+ dengan outlook stabil (investment grade) pada 17 Maret 2020. R&I menyampaikan pandangannya bahwa kebijakan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi sehingga dapat melanjutkan pertumbuhan yang stabil dalam jangka menengah. Langkah langkah yang diambil oleh Indonesia dalam menjaga ekonominya, mampu membuat deficit fiscal terjaga dan mempertahankan rasio utang pada tingkat yang rendah, cadangan devisa yang relatif cukup untuk utang luar negeri jangka pendek. Wabah virus corona dapat menekan perekonomian Indonesia pada tahun 220 sehingga berpotensi untuk berada dibawah 5%, namun R&I menilai bahwa ekonomi Indonesia dapat segera pulih karena kekuatan ekonomi Indonesia yang didukung oleh lingkungan politik yang stabil. R&I menilai bahwa upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas belanja untuk mendorong prioritas kebijakan sumber daya manusia serta memmperkuat daya saing dengan anggaran fiscal yang terbatas. Tahun 2020 kemungkinan besar deficit anggaran Indonesia akan mengalami kenaikkan di atas target Pemerintah. Namun R&I meyakini bahwa kenaikkan deficit tersebut tidak akan mempengaruhi peringkat kredit.

4.MOODY’S

Disaat dalam pusaran pandemi, Lembaga pemeringkat Moody’s menyoroti dampak penyebaran virus corona yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi. Dalam kajiannya Moody’s memaparkan industri yang memiliki eksposure besar atas corona virus dibagi menjadi tiga, yaitu Pertama industri terpapar cukup tinggi. Seperti, pakaian, manufaktur otomotif, supplier otomotif, konsumer, gaming, pariwisata, maskapai penerbangan, ritel bukan makanan dan pengiriman secara global. Kedua, industri yang terpapar sedang alias moderat. Diantaranya, minuman, kimia manufaktur, media, logam dan tambang, minyak dan gas, properti, agrikultur, perusahaan jasa, produsen baja sampai perusahaan teknologi hardware. Ketiga adalah perusahaan yang bergerak di industri yang terpapar sangat rendah. Seperti konstruksi, pertahanan, peralatan dan transportasi, rental, pengemasan, farmasi, real estate, ritel makanan, telekomunikasi hingga manajemen sampah.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dengan potensi rebound dan ditradingkan pada level 4.312-4.520,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (18/3/2020).