ANALIS MARKET (06/2/2020) : Pasar Obligasi Masih Berpotensi Alami Kenaikan
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi tampaknya mulai begah untuk bergerak naik, meskipun masih ada kenaikkan namun tidak banyak.
Masih sama seperti yang sudah disampaikan kemarin bahwa pasar obligasi akan bergerak di rentang 35 – 70 bps.
Situasi dan kondisi saat ini mulai membaik, apalagi ada berita bahwa mulai ditemukannya vaksin untuk antivirus tersebut.
“Tentu kami berharap bahwa itu semua menjadi salah satu sentiment positif menjalani pasar hari ini. Kami masih berharap bahwa ada penurunan dari pasar obligasi, sehingga terjadi volatilitas yang sehat di pasar, yang memberikan kesempatan juga kepada para pelaku pasar dan investor untuk mulai masuk di harga yang rendah,” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (06/2/2020).
Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (06/2) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariatif dengan rentang pergerakan harga 25 – 60 bps, lebih dari itu akan menjadi arah baru bagi pasar obligasi.
Tidak banyak yang kita cermati hari ini, karena sentiment mengenai lelang juga sudah usai.
Adapun cerita di pagi hari ini akan kita awali dari;
1.TRUMP BEBAS
Pada akhirnya setelah bersidang sekian lama, Senat pada hari Rabu kemarin memutuskan untuk membebaskan Presiden Trump dari kedua tuduhan yang dimaksudkan untuk memakzulkannya. 48 Senator termasuk seorang Senator dari Partai Republik mengatakan bahwa Trump bersalah atas penyalahgunaan kekuasaan, sementara itu 52 Senator dari Partai Republik memilih untuk membebaskannya. Presiden Trump juga dituduh bahwa telah menghalangi Kongres, namun lagi lagi 53 Senator Partai Republik melihatnya tidak bersalah, sedangkan 47 Senator sisanya memilih untuk menghukumnya. Pada akhirnya keputusan untuk membebaskan Trump datang setelah lebih dari kurun waktu 2 minggu persidangan mengenai pemakzulan Trump. Disatu sisi, Senator Mitt Romney mengatakan bahwa mereka juga menyalahkan Trump atas penyalahgunaan kekuasaan. Penyalahgunaan kekuasaan ini terlihat ketika Presiden Trump menekan Ukraina untuk mengumumkan penyelidikan terhadap mantan Wakil Presiden Joe Biden dan putranya Hunter, serta teori konspirasi yang dibantah tentang campur tangan dalam Pemilu Amerika pada tahun 2016 lalu. Dan pada akhirnya, saham saham Amerika mengalami kenaikkan, dan mendorong S&P 500 untuk kembali kepada top level sebelum terjadinya penurunan. Tidak hanya itu saja, kenaikkan tersebut juga didukung oleh kenaikkan kuat di sector energi, keuangan, dan perawatan kesehatan, alhasil S&P terdorong ke rekor penutupan tertinggi.
2.SEBUAH HARAPAN
Pada akhirnya, mungkin inilah yang dinantikan oleh semua orang, dan tentu saja kita mengharapkan bahwa hal ini benar benar terjadi. Peneliti China telah mengajukan permohonan paten secara nasional untuk percobaan dengan Gilead Sciences Inc, sebuah obat yang mereka yakini dapat menyembuhkan virus corona. Institute Virologi Wuhan yang berada di kota China mengajukan permohonan paten di China untuk penggunaan obat anti virus tersebut yang dikenal sebagai Remdesivir. Jika obat ini berhasil, Gilead perlu membawa paten dari China untuk ikut dalam penjualan obat untuk mengobati para pasien yang terinfeksi virus Corona di luar dari China. Permasalahannya saat ini adalah obat eksperimental Gilead tersebut tidak dalam dilisensikan atau disetujui dimanapun di dunia ini, sehingga dibutuhkan uji klinis di China pada minggu depan untuk mendapatkan paten bahwa obat tersebut berhasil menjadi obat penyembuh dari Virus Corona. Nantinya Gilead akan mempertahankan hak global untuk memasarkan obat antivirus tersebut setelah disetujui. Pada akhirnya, Gilead akan mengirimkan obat yang cukup untuk diberikan kepada 500 pasien yang apabila berhasil akan dikirimkan obat tambahan yang lebih banyak. Tentunya marilah kita berdoa bahwa obat tersebut memang mampu untuk menyembuhkan virus corona yang selama ini terus memakan korban.
3.GDP MEMBLEE
BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2019 sebesar 5.02%, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 yang berada pada 5.17%. Berdasarkan data BPS, realisasi PDB per kapita pada tahun lalu, naik dibandingkan periode sebelumnya. Pada 2018, rata-rata pendapatan per kapita tercatat Rp56 juta atau setara dengan US$3.972,2. Sementara itu, PDB per kapita pada 2017, tercatat sebesar Rp51,9 juta atau setara dengan US$3.877. Pertumbuhan ekonomi pada 2019, didorong beberapa faktor dari sisi pengeluaran. Faktor-faktor tersebut yaitu pertumbuhan konsumsi rumah tangga 5,04%, investasi 4,45%, konsumsi pemerintah 3,25%, dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga sebesar 10,62%. Kami menilai, upaya pemerintah guna menjaga pertumbuhan berada di atas 5% perlu di apresiasi, pasalnya jika melihat tekanan dalam tahun 2019 yang cukup besar, Indonesia masih mampu mencatatkan pertumbuhan yang stabil. Hal tersebut juga diikuti dengan penguatan dari nilai tukar rupiah selama tahun 2019.
“Kami merekomendasikan wait and see dengan rentang pergerakan 25 – 60 bps, tetap hati hati dan cermati sentiment yang ada,” sebut analis Pilarmas.

