ANALIS MARKET (27/2/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi mulai mengalami penurunan secara harga.
Tentu hal ini merupakan salah satu moment yang ditunggu selama ini, karena volatilitas itu penting, dibandingkan kenaikkan yang tidak kunjung berhenti.
Namun bagaimana bisa berhenti, kalau US Treasury-nya lagi lagi berada di rekor terendah sepanjang masa yaitu 1.3% untuk US Treasury 10y.
Tentu hal ini menjadi sebuah gambaran, bahwa pelaku pasar dan investor mulai meninggalkan pasar saham untuk sejenak, dan beralih untuk memegang obligasi yang dimana saat ini merupakan salah satu alternative pilihan berinvestasi yang lebih pasti, meskipun memiliki nilai resiko.
"Sejauh ini kami melihat bahwa penurunan kali ini mulai terkonfirmasi, namun tetap harus hati hati, karena hingga hari ini tidak ada seorang pun yang tahu, kemana market akan bergerak. Kami hanya bisa memprediksi, namun investor yang memiliki langkah pasti. Oleh sebab itu cermati setiap sentiment yang hadir di pasar, khususnya hari ini mungkin akan menjadi sebuah gambaran besar bagaimana Bank Sentral Korea akan bereaksi,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (27/2/2020).
Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (27/2) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.
Keterbatasan ini datang dari ketidakpastian global hingga local yang kian tidak pasti.
“Ditengah pelemahan harga obligasi, kami menilai justru para pelaku pasar dan investor lebih baik bersiap untuk kembali membeli di harga terendah, karena kami melihat harga obligasi berpotensi cukup besar untuk mengalami kenaikkan kembali setelah penurunan yang terjadi,” ungkap analis Pilarmas.
Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;
1.PAKET STIMULUS HONGKONG
Pada akhirnya Hongkong meluncurkan paket stimulus dengan nilai $ 15.4 miliar untuk perekonomian yang mungkin boleh dibilang menghadapi badai yang belum pernah berlalu sedikit pun. Mulai dari protest yang tidak berhenti, hingga wabah virus corona. Sekretaris keuangan Paul Chan mengatakan bahwa, mereka memperkirakan deficit yang mulai mendekati rekor hingga $18 miliar untuk tahun fiscal berikutnya, setelah sebelumnya Hongkong juga mengalami deficit pertamanya dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Paket tersebut merupakai paket handout tunai yang telah lama ditunggu tunggu oleh pasar sebesar HK$10.000 untuk setiap penduduk tetap berusia 18 tahun ke atas, dan seperti yang terjadi tahun lalu, potongan nilai untuk pajak gaji dan laba dengan batas HK $20.000. Dalam hal prospek ekonomi Hongkong, ada kemungkinan akan menuju kontraksi tahunan pertama back to back. Chan memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini antara -1.5% hingga 0.5%, setelah sebelumnya kontraksi sebesar 1.2% pada tahun 2019 lalu, dan Chan memperkirakan inflasi akan berada di 1.7% tahun ini. Untuk industry keuangan, Chan akan mengusulkan untuk melepaskan beberapa bea materai ETF dan menjual obligasi hijau senilai HK$ 66 miliar dalam 5 tahun ke depan. Hongkong akan menghidupkan kembali penjualan obligasi terkait dengan inflasi setelah sebelumnya rehat selama 4 tahun. Saham propery Hongkong juga bangkit setelah Chan sebelumnya meluncurkan rencana untuk meningkatkan perumahan dengan berfokus terhadap perumahan umum. Pembeli rumah tersebut akan segera memiliki pilihan hipotek dengan tingkat suku bunga tetap. Tentu kami sangat berharap banyak terhadap paket stimulus tersebut, karena kami melihat bahwa perekonomian Hongkong sedang berada ditepian lautan apabila tidak segera diselamatkan, meskipun memang kita semua tahu bagaimana meredupnya perekonomian Hongkong dalam kurun waktu 1 tahun terakhir.
2.APA YANG TERJADI?
Sejauh mata memandang, focus utamanya kali ini akan datang dari Bank Sentral Korea yang akan mengadakan pertemuan hari ini, yang dimana tentu saja ini menjadi perhatian para pelaku pasar dan investor dunia. Karena dengan situasi dan kondisi yang terjadi di Korea Selatan, bukan tidak mungkin Bank Sentral Korea akan memangkas tingkat suku bunganya sebanyak 25 bps, dari sebelumnya 1.25% menjadi 1%. Dan apabila hal itu dilakukan, tentu saja hal ini akan menjadi tingkat suku bunga terendah sepanjang masa bagi Bank Sentral Korea Selatan. Tidak hanya itu saja, setelah sebelumnya kemarin pasar saham global gagal bangkit, hari ini pasar akan cenderung bergerak lebih hati hati. Indeks S&P terus mengalami penurunan menjadi 8%, karena kekhawatiran yang terus meningkat. Hal ini yang membuat lagi lagi US Treasury kembali mengalami penurunan menjadi level terendah sepanjang masa yang berada di 1.30%. Pilihan investasi yang aman ditengah situasi dan kondisi seperti ini, tentu saja obligasi menjadi sebuah pilihan. Presiden Trump dan pejabat kesehatan federal berencana untuk memberikan pengarahAN kepada masyarakat di Amerika pada hari Rabu tentang upaya mencegah penyebaran virus Corona. Sejauh ini kami melihat bahwa hal ini bisa menjadi moment yang tepat untuk mulai mengganti pola trading, dari harian menjadi long term. Ditengah situasi dan kondisi saat ini, jangan kehilangan kesempatan untuk mulai berinvestasi dengan mendapatkan saham dengan harga murah. “setiap kenaikkan merupakan sebuah harapan, setiap penurunan pastilah sebuah kesempatan”. Pilihlah saham saham yang memiliki fundamental baik, dengan nilai valuasi yang berpotensi mengalami upside.
3.ARE YOU READY?
Pemerintah dan Bank Indonesia saat ini tengah menyiapkan efek dari penyebaran virus corona yang terus meluas. Presiden Joko Widodo akan mengumumkan kebijakan-kebijakan untuk dapat menopang pertumbuhan ekonomi pasca Sidang Kabinet. Beberapa negara telah melakukan persiapan skenario pelemahan ekonomi yang serius. Bahkan, sejumlah negara telah merevisi penurunan proyeksi pertumbuhan ekonominya seperti Singapura. Pemerintah menyiapkan antisipasi terhadap potensi pelemahan ekonomi global maupun domestik. Antisipasi sektorsektor yang paling terpukul langsung akibat Covid-19 sehingga membebani laju pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020. Sektor pariwisata dinilai yang paling besar terdampak dari ancaman virus corona, selain itu sektor property juga menjadi fokus pemerintah guna mencegah adanya melambatnya permintaan. Pemerintah akan menambah volume rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah sekitar 224.000 unit rumah dengan estimasi penambahan anggaran Rp 1,5 triliun. Hingga saat ini, pemerintah telah mengalokasikan dana Fasilitas Pembiayaan Perumahan tahun ini sebesar Rp 11 triliun untuk 102.500 unit rumah. Dari sisi konsumsi masyarakat, Anggaran program bantuan sosial (Bansos) dari program Kartu Sembako sebesar Rp 3,8 triliun. Sebagai catatan alokasi anggaran ini sebesar Rp 28,08 triliun untuk program serupa bernama Bantuan Pangan Non Tunai. Pemerintah telah mengalokasi dana Bansos dalam APBN 2020 sebesar Rp 226,1 triliun atau meningkat naik 12,5% dibandingkan dengan alokasi anggaran tahun lalu yang mencapai Rp 200,9 triliun. Kami melihat, kebijakan insentif tersebut sebagai upaya pemerintah guna menjaga perekonomian dan daya beli kelompok 20% masyarakat terbawah yang terbilang paling sensitif terhadap perlambatan ekonomi.
“Kami merekomendasikan jual hari ini,” sebut analis Pilarmas.

