ANALIS MARKET (25/2/2020) : Pasar Obligasi Masih Berpotensi Mengalami Kenaikkan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan, meskipun masih dalam rentang yang terbatas.

Namun tanda tanda secara teknikal Analisa, sudah mulai terkonfirmasi. Oleh sebab itu, kehati-hatian merupakan hal yang terpenting saat ini.

Tapi, biasanya karena diadakan lelang hari ini, pasar obligasi masih berpotensi untuk mengalami kenaikkan.

Dengan adanya highest record yang tercipta berturut turut sebelum lelang hari ini, tentu aura optimis masih dirasakan oleh pelaku pasar dan investor terhadap lelang hari ini.

“Kami juga memperkirakan bahwa lelang hari ini dapat disambut dengan baik, karena sedikit banyak tentu akan memberikan implikasi terhadap penguatan Rupiah yang kemarin mengalami pelemahan cukup dalam,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (25/2/2020).

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Selasa (25/2) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariasi dengan arah pergerakan obligasi akan ditentukan oleh hasil lelang obligasi hari ini.

Kebetulan lelang obligasi kali ini adalah obligasi sukuk, tentu focus utamanya adalah memilih obligasi yang cocok untuk di hold dengan memperhatikan kupon.

Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;

1.SIAGA 1

Virus Corona kembali beraksi, membuat kekhawatiran serta ketidakpastian global meningkat dengan cepat. Wabah Corona terus melangkah lebih jauh dengan menyebar di wilayah luar China. Italia setidaknya telah melaporkan 6 kematian yang terjadi. WHO mengatakan bahwa kasus baru yang terjadi membuat situasi dan kondisi sangat memprihatinkan saat ini. Tidak hanya di Italia, namun Iran, Afghanistan, Bahrain, dan Kuwait, semuanya melaporkan kasus pertamanya terkait dengan wabah virus corona. Pasar Eropa mengalami penurunan terbesar sejak Juni 2016, S&P 500 juga mengalami penurunan terdalam sejak February 2018, dan imbal hasil US Treasury 10y juga turun ke level terendah sejak 2016. WHO kembali mengatakan bahwa obat percobaan yang dilakukan oleh Gilead Sciences Inc mungkin merupakan satu satunya harapan saat ini. Hingga per hari ini, korban meninggal diseluruh dunia sudah sebanyak 2.624, dengan total kasus sebanyak 79.440. Dari italia sudah melaporkan lebih dari 200 kasus, dan setidaknya ada 6 kematian yang terjadi. Kematian juga terjadi setidaknya 12 orang di Iran. Beralih ke Korea Selatan, kasus yang terinfeksi sudah lebih dari 600 orang dengan 6 diantaranya juga mengalami kematian. Hal inilah yang membuat dunia khawatir bahwa wabah virus korona belum berakhir, dan justru malah semakin kuat yang membuat pertumbuhan ekonomi global mengalami pelemahan, yang dimana berpotensi melambatkan aktifitas ekonomi. WHO juga memberikan peringatan bahwa Negara Negara harus mempersiapkan potensi pandemi, namun saat ini penyakit corona belum sampai ke tahap itu.

2.PRESIDENT XI MEMBERIKAN PERINGATAN

Presiden Xi Jinping mengeluarkan peringatan terkait dengan acara confrensi press pada hari Minggu yang dihadiri oleh lebih dari 170.000 pejabat Pemerintah dan Partai yang berkuasa. Ini adalah kedua kalinya dalam 3 hari, Presiden Xi dan Ketua Partai Komunis mengatakan bahwa ada bahaya wabah di dekat Ibu Kota Pemerintah China. Keamanan dan stabilitas Ibu Kota memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keseluruhan pekerjaan Partai dan Negara. Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional secara resmi telah menerima proposal untuk menunda pertemuan yang diperkirakan akan dimulai pada pekan depan di Aula Besar Rakyat. Pernyataan Xi pada hari minggu kemarin sebagai bagian dari pengarahan yang lebih luas tentang upaya Pemerintah untuk memerangi wabah, yang dimana Presiden Xi menggambarkan bahwa wabah ini merupakan sisi kehidupan yang paling sulit sejak Partai Komunis berkuasa selama 70 tahun yang lalu. Presiden Xi terus berusaha mendesak para pejabat untuk bekerja semampu mereka untuk mencegah dan mengendalikan epidemi.

3.BANK INDONESIA

Bank Indonesia mencermati dampak pertumbuhan ekonomi Indonesia tekait dengan penyebaran virus corona. Epidemi tersebut tentunya akan menggangu perekonomian dalam negeri karena akan menghambat dari sisi volume perdagangan, dan harga komoditas dunia, serta pergerakan aliran modal ke dalam negeri. Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020 hanya bertengger di level 4,9% atau lebih rendah dari periode sama tahun lalu yaitu 5,07%.

“Kami merekomendasikan wait and see hari ini, pergerakan pasar akan terjadi sore hari dengan rentang 25 – 60 bps,” sebut analis Pilarmas.