ANALIS MARKET (20/2/2020) : Pasar Obligasi Masih Berpotensi Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi masih mengalami kenaikkan, meskipun kenaikkan dalam rentang yang minim.
Kenaikkan yang terlalu massif akan membuat pasar obligasi akan semakin rentan terkoreksi, namun sentiment positif yang datang, membuat pasar obligasi memiliki penopang.
Sejauh ini penopang yang paling dekat akan kita nantikan dari kehadiran RDGI yang akan dilaksanakan pada hari ini.
Memang benar ada potensi pemangkasan 25 bps, apalagi ditengah tengah tekanan akan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang membuat sebagian Bank Sentral di wilayah Asia berlomba lomba untuk memangkas tingkat suku bunganya. Namun belum tentu juga Indonesia ikut ikutan latah untuk memangkas tingkat suku bunganya. Tapi, ada tapinya. Mengingat situasi dan kondisi saat ini yang terus menerus menekan ekonomi kita, memang suka atau tidak suka kita membutuhkan stimulus dari Bank Indonesia, untuk bisa menggerakan perekonomian.
Pertanyaannya adalah, apakah penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia hanya satu satunya cara untuk mendorong perekonomian kita? Sedangkan diluar sana, tingkat suku bunga kredit masih enggan untuk mengalami penurunan yang mungkin bisa dikatakan layak?
Well mari kita lihat sudut pandang Bank Indonesia terkait dengan situasi dan kondisi saat ini, dan apa yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk bisa mendorong lebih banyak lagi perekonomian Indonesia.
Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (20/2) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariatif dengan potensi menguat.
Penguatan ini akan bertambah kuat seperti obat kuat apabila Bank Indonesia memangkas tingkat suku bunganya.
Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;
1.RISALAH THE FED
Pejabat The Fed menyatakan keyakinan pada pertemuan terbaru mereka terkait dengan situasi dan kondisi perekonomian Amerika dan memperkirakan tingkat suku bunga kemungkinan tidak akan berubah untuk sementara waktu. Namun ekspektasi tetap ada, sejauh kami melihat tahun ini ada potensi setidaknya The Fed akan menurunkan tingkat suku bunga setidaknya 1x lagi tahun ini. Menurut The Fed, mereka mencatat bahwa prospek ekonomi telah menjadi lebih kuat dibandingkan dengan bulan December lalu. Mereka mengharapkan pertumbuhan ekonomi terus berlanjut pada kecepatan yang moderat, didukung oleh situasi dan kondisi moneter serta keuangan yang akomodatif. Selain itu situasi dan kondisi saat ini, mereka melihat ketidakpastian telah berkurang, dan sudah menunjukkan tanda tanda stabilisasi dalam pertumbuhan global. Meskipun demikian, memang harus diakui bahwa ketidakpastian masih akan terus menghantui, termasuk kehadiran dari virus corona. Sejauh ini para pejabat The Fed akan terus mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai prospek ekonomi. Namun mereka melihat bahwa sejauh ini kebijakan The Fed sendiri sudah tepat. Selain itu yang terpenting adalah mereka akan tetap flexible apabila situasi dan kondisi yang masuk berubah. Saat ini dana cadangan dari Bank Sentral masih memadai dan berada di posisi $1.66 T, masih diatas level $1.5T.
2.LAGI LAGI PESAN DARI GEORGIEVA
Pada akhirnya IMF menyatakan bahwa Virus Corona saat ini merupakan sumber dari ketidakpastian perekonomian yang paling tinggi dihadapi dunia saat ini. Situasi dan kondisi saat ini berpotensi untuk menggagalkan pertumbuhan ekonomi global yang dimana sebelumnya sudah berada di dalam tekanan dari perang dagang dan proses Brexit. Ini adalah situasi dan kondisi nyata tentang bagaimana pemulihan ekonomi telah berjalan dengan rapuh karena peristiwa yang tidak terduga. Virus ini telah memperlambat pertumbuhan ekonomi China tahun ini dan seberapa cepat perekonomian pulih itu semua tergantung dari para upaya pemimpin dunia untuk bisa menahan penyebaran dengan cepat. Jika gangguan dari virus telah berakhir dengan cepat, kami berharap ekonomi China akan segera bangkit kembali, karena pertumbuhan GDP China akan mengalami penurunan yang cukup dalam pada kuartal pertama tahun ini. IMF juga mengingatkan bahwa wabah yang berlangsung saat ini akan memiliki implikasi yang sangat signifikan bagi perekonomian China dan Global. Dampak global akan diperkuat melalui terganggunya rantai pasokan yang lebih susbtansial dan penurunan kepercayaan investor jika wabah ini terus berlangsung dan menyebar keluar China. Sejauh ini kontribusi China terhadap perekonomian dunia sebesar 19%, berbeda dengan China pada tahun 2000 yang dimana hanya berkontribusi sebesar 8%. Sehingga dampaknya saat ini akan lebih berasa terhadap pertumbuhan ekonomi global.
3.PREDIKSI MORGAN STANLEY
Morgan Stanley memperkirakan perekonomian China melambat karena wabah virus corona pada tahun ini dan terganggunya aktivitas manufaktur di China ketika otoritas menutup beberapa kota yang terkena wabah virus corona, Morgan Stanley memprediksi Pertumbuhan ekonomi China di kuartal pertama kemungkinan akan turun menjadi 3,5% jika penyebaran virus Corona membuat produksi manufaktur tidak segera kembali ke level normal dan memperkirakan produksi manufaktur China kemungkinan hanya maksimal hingga 80% dari level biasanya hingga akhir bulan Februari ini dan baru normal sepenuhnya pada akhir Maret. Kami melihat hal ini berpotensi untuk terjadi, karena sejauh ini kami melihat bahwa pertumbuhan China pada kuartal pertama tahun ini memang akan mengalami penurunan yang cukup dalam. Namun bukan berarti akan terjadi penurunan yang signifikan dalam rentang 1 tahun. Karena Pemerintah China sendiri telah berjanji untuk tetap berusaha memenuhi pertumbuhan ekonomi yang telah dijanjikan sebelumnya. Sebagai informasi, pertumbuhan China tahun lalu merupakan yang paling lambat dalam kurun waktu 3 decade. Economist Intelligence Unit mengatakan situasi dan kondisi yang tidak pasti dapat meningkat dengan cepat apabila wabah virus corona tidak terkendali hingga akhir Maret. Selain itu banyak perusahaan kecil yang menyatakan bahwa mereka tidak akan mampu bertahan untuk melewati kuartal pertama tahun ini ditengah situasi dan kondisi saat ini yang tengah terjadi. Meskipun Pemerintah China berjanji untuk bertahan dan mengejar pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan, namun tampaknya akan sulit untuk diwujudkan ditengah situasi dan kondisi saat ini.
“Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume terbatas,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (20/2/2020).

