ANALIS MARKET (13/2/2020) : Pasar Obligasi Diproyeksi Menguat dengan Potensi Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pelan tapi pasti, meskipun sedikit, pasar obligasi masih mengalami kenaikkan meskipun saat ini harga masih berada di dalam rentang yang sudah diperkirakan sebelumnya.
Para pelaku pasar dan investor tampaknya hanya bermain di area lelang saat ini, sedangkan di pasar sekunder masih belum terlalu aktif.
“Oleh sebab itu, kami melihat ada peluang obligasi akan bergerak flat hari ini,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (13/2/2020).
Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (13/2) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi terbatas.
Keterbatasan masih datang dari tingginya harga obligasi yang masih membuat para pelaku pasar dan investor masih khawatir sewaktu waktu pasar obligasi dapat berbalik arah untuk menjadi penurunan.
Sekali lagi, diharapkan investor harus berhati hati, karena saat ini pasar obligasi mulai berusaha mencetak rekor terbaru, dan dibutuhkan trigger untuk itu. Dengan semakin naiknya pasar obligasi, maka potensi untuk mengalami penurunan juga cukup besar.
Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;
1.AMERIKA & INDIA
Trump akan berjalan-jalan menuju India dalam waktu dekat. Dan tentu saja Donald Trump menginginkan untuk dapat menandatangani kesepakatan perdagangan dengan India, sebelum pada akhirnya dia akan mengikuti election 2020. Trump berusaha keras untuk mendapatkan kesepakatan, karena sejauh ini dalam kurun waktu 18 bulan terakhir, pertemuan antara India dan Amerika belum membuahkan hasil. Konstruksi perjanjian diharapkan akan keluar pada minggu ini yang dimana ketika Robert Lighthizer menuju India. Kesepakatan yang paling dekat untuk dicapai adalah kesepakatan mengenai bidang pertahanan. Pasalnya, India saat ini tengah bersiap untuk membeli helicopter militer Amerika dari Lockheed Martin sebesar $2.6 miliar menjelang kunjungan Trump ke India, dan sejak Modi terpilih, India terus menerus melakukan pembelian peralatan pertahanan Amerika. India berharap sebagai imbalan dari pembelian pesawat, Amerika dapat menurunkan beberapa tarif ekspor dari Amerika ke India. Hubungan antara Amerika dan India memang sempat memanas beberapa lalu yang dimana Amerika menanggalkan status perdagangan khusus untuk India pada bulan May lalu yang memberikan India akses untuk ekspor senilai $5.6 miliar dan itu bebas pajak. Sebagai tanggapan dari pencabutan perdagangan khusus tersebut, India mengenakan tarif pembalasan kepada 28 barang Amerika. Namun hubungan panas itu sudah menjadi masa lalu, karena sewaktu Hodi berkunjung ke Amerika pada September lalu, dan keduanya berpelukan, sebagai sebuah isyarat perdamaian menurut kami. Tujuan Trump sudah sangat jelas, yaitu melanjutkan kesepakatan perdagangan dengan beberapa Negara besar lainnya sebelum pemilihan Presiden. Perjalanan akan dimulai pada tanggal 24 February dan akan berlangsung 2 – 3 hari.
2.DEFICIT AMERIKA SEMAKIN DALAM
Deficit Amerika semakin dalam, dimana Pemerintah telah meningkatkan deficit anggaran yang dimana rata rata mendekati $100 miliar per bulan. Dari data Departemen Keuangan yang dirilis Rabu, deficit keuangan Amerika sudah mencapai $389,2 miliar dalam empat bulan pertama tahun fiscal 2020. Selama 12 bulan terakhir, Pemerintah telah membelanjakan $1.06 T lebih banyak dari apa yang diterima. Sejauh ini total utang Amerika menjadi $23.3 T. Memang secara penerimaan, Amerika mengalami kenaikkan yaitu $1.18 T hingga January dan meningkat kalau kita bandingkan dengan $1.1 T pada tahun lalu. Presiden Trump menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi akan menutupi biaya pemotongan pajak yang diterapkan dalam kesepakatan 2017 yang Trump buat dengan Kongres. Sebagai penutup, GDP US yang naik pada 2.9% di tahun 2018, telah melambat menjadi 2.3% pada tahun 2019 karena utang dan deficit yang terus meningkat.
3.ANTISIPASI PERLAMBATAN LEWAT BELANJA NEGARA
Pemerintah berupaya menahan laju penurunan daya beli akibat penurunan dari kedatangan turis ke Indonesia pada beberapa bulan terakhir. Saat ini, Presiden menginstruksikan agar Menteri kabinetnya dapat mempercepat realisasi belanja pemerintah dengan tujuan dapat segera terasa oleh masyarakat. Sehingga hal tersebut dinilai dapat menahan laju penurunan daya beli dan diharapkan dapat menopang perekonomian Indonesia yang terdampak fluktuasi dari virus corona. Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa sebelum virus corona, China juga sempat berhadapan dengan epidemi virus SARS. Namun di antara keduanya terdapat perbedaan besar terkait kontribusi ekonomi China terhadap dunia. Terkait dengan percepatan realisasi belanja negara, di luar belanja pegawai biasanya dalam bentuk gaji dan tunjangan, belanja untuk barang dan belanja modal mengalami kenaikan. Namun saat ini masih dapat dipacu lebih cepat lagi. Sri Mulyani mengatakan telah meminta kementerian/lembaga mempercepat belanja, utamanya yang memberikan pengaruh besar kepada masyarakat. Satu di antaranya adalah penyaluran dana desa. Hingga awal Februari, pemerintah telah menyalurkan lebih dari Rp586 miliar kepada lebih dari 1.490 desa, hal tersebut lebih tinggi dari realisasi bulan Februari lalu yang hanya Rp 317 miliar.
“Kami merekomendasikan beli dengan volume kecil, namun tetap hati hati, waspadai pergerakan harga karena sewaktu-waktu bisa mengalami penurunan,” sebut analis Pilarmas.

