ANALIS MARKET (10/12/2020) : IHSG Berpeluang Bergerak Bervariatif dengan Potensi Melemah Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa, 08/12/2020 IHSG ditutup menguat 13 poin atau 0,23% menjadi 5,944. Sektor industri konsumsi, pertambangan, infrastruktur, industri dasar bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar 727 miliar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;
1.LEBIH BAIK
Pada akhirnya pertumbuhan ekonomi Jepang kembali mengalami kenaikkan kemarin, diatas ekspektasi kami dan perkiraan analyst lainnya. Dan ini akan menjadi sebuah tanda apakah pemulihan perekonomian di Jepang akan konsisten atau tidak. Namun berbicara konsisten, pemulihan perekonomian yang sudah sangat baik saat ini berpotensi akan menjadi lebih baik lagi tahun depan, pasalnya, Suga juga siap menopang fase pemulihan perekonomian tersebut dengan stimulus fiskalnya yang sudah kami jelaskan dalam research kemarin. Tingkat pertumbuhan ekonomi Jepang secara YoY tumbuh menjadi 22.9%, yang dimana kenaikkan tersebut merupakan kenaikkan tercepat sejak tahun 1968 silam. Sejauh ini lockdown yang terjadi di Jepang berpotensi untuk memperlambat fase pemulihan yang terjadi di Jepang, namun kami menyakini dengan kehadiran vaksin yang mungkin tidak dalam waktu yang lama lagi mungkin akan membuat perekonomian Jepang memiliki beban lebih ringan daripada yang sebelumnya. Yang kami khawatirkan adalah pengendalian wabah virus corona yang tidak terkendali akan dapat menekan perekonomian dan dapat mengurangi belanja konsumen. Dukungan dari Suga melalui kebijakan stimulus fiscal, akan mendapatkan perhatian dari Bank Sentral Jepang yang dimana tentu, harapannya adalah Bank Sentral dapat mendukung bauran kebijakan agar dapat mendorong perekonomian mengalami pemulihan lebih cepat. Konsumsi swasta sejauh ini mengalami kenaikkan dari sebelumnya jauh diatas proyeksi beberapa analyst termasuk kami, namun investasi mengalami penurunan. Pengeluaran rumah tangga juga naik menjadi 1.9% dibandingkan dengan October 2019. Apabila situasi dan kondisi terkait wabah virus corona memburuk, maka hal ini dapat membuat proyeksi ekonomi pada kuartal ke 4 menjadi menurun meskipun tidak seburuk pada kuartal ke 2. Harapannya tentu saja bahwa kuartal ke 4 menjadi lebih baik, meskipun ekspektasinya kami jaga untuk tidak terlalu tinggi karena situasi dan kondisi yang masih diliputi dengan ketidakpastian. Seiring sejalan dengan Suga, India pun seakan tidak mau kalah, mereka juga bersiap untuk memperlebar deficit anggarannya hanya untuk menopang perekonomiannya. Menteri Keuangan India, Nirmala Sitharaman mengatakan bahwa dirinya tidak akan membiarkan rasa khawatir membuat pemerintah menahan untuk mengeluarkan stimulus yang lebih besar untuk menopang perekonomian karena saat ini, pemerintah dan Bank Sentral akan bersama sama melakukan bauran kebijakan untuk mendukung perekonomian dan menjaga keseimbangan. Pelebaran deficit akan menjadi sesuatu yang dapat diterima, karena sejauh ini pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemerintah merupakan sesuatu yang sangat jelas tujuan dan kebutuhannya. Perdana Menteri India, Narendra Modi juga siap untuk memperluas paket stimulus menjadi 15% dari nilai perekonomian India untuk menyelamatkan perusahaan dan ketenagakerjaan ditengah wabah virus corona. Sejauh ini apabila India terus melonggarkan pengeluarannya, ditambah dengan minimnya penerimaan pajak, maka ada kemungkinan deficit anggaran India akan mencapai 8% dari GDP secara tahun berjalan, atau lebih dari 2x lipat dari target sebelumnya yaitu 3.5%. Tahun anggaran fiscal berikutnya akan jatuh pada tanggal 1 February 2021, dan saat ini pemerintah akan kembali melakukan evaluasi terkait anggaran tahun fiscal berikutnya. Keseimbangan menjadi point penting perhatian pemerintah, karena keseimbangan harus dijaga dengan hati hati untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Sejauh ini nantinya paket dukungan stimulus akan memberikan dukungan untuk memberikan pinjaman kepada dunia bisnis, yang dimana India juga akan menaikkan target pinjamannya dengan nilai 13.1 triliun rupee atau $177 miliar. Sejauh ini Bank Sentral India merevisi prospek perekonomian dari sebelumnya 9.5% menjadi 7.5%, yang dimana Bank Sentral India pun sudah memberikan suntikan sebesar 115 bps sepanjang tahun ini untuk menjaga likuiditas dan menjaga stabilitas keuangan.
2.STIMULUS, TIDAK BERJALAN MULUS
Steven Mnuchin akhirnya kembali bertemu dengan Nancy Pelosi untuk mempresentasikan proposal bantuan Covid 19 senilai $916 miliar yang dimana sebelumnya angka ini merupakan angka yang diiinginkan oleh McConnell. Pelosi menerima dengan sangat baik proposal tersebut bersama Chuck Schumer, namun dirinya mengatakan bahwa negosiasi antara anggota parlement Demokrat dan Republik tidak boleh dihalangi. Proposal yang diajukan oleh Mnuchin kurang lebih sama seperti proposal dari White House, oleh sebab itu yang berunding kemarin adalah McConnell dengan Presiden Trump terkait dengan proposal senilai $916 miliar. Proposal ini termasuk bantuan terhadap pemerintah negara bagian dan daerah serta memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap para bisnis, sekolah, dan Universitas. Proposal ini merupakan salah satu yang terbaru, namun tidak mendukung semua kebutuhan masyarakat Amerika. Meskipun demikian, proposal senilai $916 miliar tersebut jauh lebih baik dari proposal sebelumnya yang hanya berada di $908 miliar. Pelosi dan Schumer mengatakan akan memberikan pernyataan usai mempelajari proposal tersebut. Dalam proposal tersebut, ada bagian yang ternyata tidak ada pemirsa, yaitu tunjangan bagi para pengangguran. Tentu hal ini merupakan sebuah pukulan juga bagi masyarakat Amerika yang masih belum kembali bekerja dan tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sejauh ini terkait dengan tunjangan pengangguran masih terus dibicarakan, agar sekiranya mereka mendapatkan $300 perminggu. Proposal tersebut memperpanjang 2 program asuransi yang akan segera berakhir. Pemerintah juga mempersiapkan bantuan terhadap pemerintah negara bagian dan daerah senilai $160 miliar dan $100 miliar lainnya akan digunakan untuk bidang Pendidikan. Jauh dari lubuk hati Demokrat, mereka menolak pendekatan tersebut, namun kami melihat kalau tidak ada bantuan sama sekali hingga akhir tahun, tekanan perekonomian akan semakin rapuh karena beberapa negara bagian juga masih melakukan pengetatan mobilitas. Sedangkan apabila menunggu hingga Biden dilantik juga masih membutuhkan waktu yang sangat lama, belum termasuk pengesahan paket stimulus tersebut yang membutuhkan waktu. Schumer sebelumnya juga mengatakan bahwa apabila bantuan tidak segera diberikan kepada pemerintah negara bagian dan daerah, hal tersebut berpotensi akan membuat para pekerja yang bekerja pada aspek terpenting dalam layanan masyarakat berpotensi kehilangan pekerjaannya. Pertemuan Mnuchin dengan Pelosi selama ini ternyata menurut kami sia sia, karena seperti apapun situasi dan kondisinya, proposal dari McConnell tetap akan dipaksakan untuk dijalankan. Mnuchin mengatakan bahwa proposal senilai $916 miliar milik McConnell nantinya akan dibiayai oleh dana alokasi yang tidak digunakan dari sebelumnya ditambah dengan dana yang ditarik dari The Fed senilai $429 miliar. $140 miliar sisanya akan diambil dari Program Perlindungan Gaji untuk bantuan usaha kecil. Sejauh ini Nancy Pelosi mengatakan bahwa proposal tersebut masih belum dapat diterima, namun menurut kami hingga Biden dilantik, setidaknya proposal ini dapat berjalan untuk menopang kehidupan masyarakat Amerika. Oleh sebab, apabila proposal tersebut di setujui, maka hal ini akan menjadi hadiah natal pada minggu ke 3 atau 4 bagi para pelaku pasar dan investor untuk mendapatkan dorongan terakhir kalinya dari efek stimulus.
3.HARAPAN YANG BAIK
Gubernur Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2020 akan kembali ke jalur positif seiring dengan beberapa indikator yang mulai menunjukkan perbaikan. Perry mengatakan pertumbuhan yang mulai positif ini akan mengakselerasi pemulihan ekonomi pada 2021, yang diproyeksikan akan tumbuh pada kisaran 4,8% - 5,8%. Di samping itu, Perry memperkirakan tingkat inflasi pada tahun ini akan berada pada kisaran yang rendah, yaitu lebih rendah dari batas bawah sasaran BI 2%. Sementara pada tahun depan tingkat inflasi diprediksi akan kembali pada sasaran BI sebesar 3±1%. Bank Indonesia memproyeksikan Rupiah dapat lebih stabil dan cenderung menguat, hal ini seiringan dengan stabilitas eksternal yang terjaga. Selain itu Bank Indonesia juga mampu menjaga surplus neraca pembayaran dan defisit transaksi berjalan tahun ini di bawah 1,5% PDB, pada tahun depan diproyeksikan sekitar 1,5% dari PDB. Meski fungsi intermediasi perbankan masih rendah pada tahun ini, namun Perry yakin seiring dengan pemulihan ekonomi kredit dan dana masyarakat akan tumbuh sebesar 7 hingga 9% pada 2021. Kami melihat komitmen yang cukup kuat dari Bank Indonesia untuk dapat membantu pertumbuhan dari riil sektor lewat kebijakan makroprudensial maupun moneternya, hal ini tergambar dari komitmen BI dalam menurunkan suku bunga acuan dan melonggarkan likuditas perbankan guna menumbuhkan ekspansi pada bisnis yang dinilai dapat menopang pertumbuhan riil sektor. Namun sekali lagi kami mengingatkan, optimis boleh boleh saja tapi realistis adalah kuncinya. Memang benar, vaksin akan hadir dalam kurun waktu yang tidak akan lama lagi. Namun sejauh mana vaksinasi itu membuktikan tingkat efektivitasnya, sejauh itu pula pasar akan merespon dengan pergerakan yang positive. Tingkat volatilitas pasar masih akan cenderung tinggi, namun kehadiran berbagai berita positive masih akan menopang pasar kedepannya.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak bervariatif dengan potensi melemah terbatas dan ditradingkan pada level 5.940 – 6.000. Pertemuan Pfizer hari ini dengan FDA di Amerika akan mencuri perhatian yang dimana apabila izin tersebut diberikan, maka hari Jumat vaksinasi segera dapat dilakukan. Dan itu menjadi sebuah pertanda bagi pasar,” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (10/12/2020).

