Kemenkop UKM Targetkan Pelaksanaan Program Banpres PUM Maksimal Hingga Akhir Tahun

Foto : istimewa

Pasardana.id - Kementerian Koperasi dan UKM melalui Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM, Luhur Pradjarto menyebutkan, program Banpres Produktif untuk Usaha Mikro (PUM) kini tengah digenjot untuk dapat terealisasi dengan maksimal sampai akhir tahun nanti.

Bahkan, katanya lagi, dalam pelaksanaan program Banpres PUM tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM secara intensif terus memantau pelaksanaannya.

"Pemantauan penting dilakukan guna memastikan agar program tepat sasaran dan sekaligus mengetahui perkembangan bagi pelaku usaha yang menerima Banpres PUM ini," ujarnya seperti dilansir dari keterangan resmi, Minggu, (29/11/2020).

Salah satu langkah yang dilakukan oleh Kemenkop UKM, ialah mengunjungi ke beberapa penerima Banpres PUM di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Kabupaten Bangka Tengah pada 24-25 November 2020 kemarin.

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bantuan tersebut sudah sesuai prosedur dan tepat sasaran. 

Luhur mengatakan, bahwa para pelaku usaha mikro yang dikunjungi, umumnya mengelola makanan olahan, seperti krupuk kemplang/getas/pilus (bahan baku ikan), kue-kue, jus minuman dan gorengan, dan warung nasi dengan hasil penjualan rata-rata perhari kisaran Rp70 ribu hingga Rp100 ribu.

"Dalam memasarkan produknya, sebagian dari mereka telah melalui media online seperti WA dan Facebook," ucapnya.

Menurut Luhur, dengan adanya Banpres Produktif untuk Usaha Mikro, pelaku usaha mikro di Bangka Belitung sangat terbantu, karena selama pandemi hasil penjualannya turun sebagai imbas dari menurunnya wisatawan. 

Selain monitoring, juga dilaksanakan rapat dengan perwakilan BPKP, lembaga pengusul, dan bank penyalur, serta Kepala Dinas yang membidangi koperasi dan UKM se-Provinsi Bangka Belitung, sekaligus Rakor monitoring dan evaluasi program Koperasi dan UKM.

Pada kesempatan tersebut, Luhur mengapresiasi kepada Dinaskop dan UKM Provinsi/kabupaten/kota se Provinsi Babel yang telah mengusulkan calon penerima BPUM.

Hingga minggu ketiga November 2020, realisasi di Provinsi Babel mencapai 34,9 persen (40.523) dari total usulan sekitar 116 ribu.

Dalam kunjungannya ke Desa Kurau, Bangka Tengah, mayoritas penerima memproduksi kemplang/getas yang bahan bakunya diantaranya ikan selar.

Kerupuk kemplang/getas, termasuk makanan olahan khas masyarakat Bangka Belitung.

Hasil monitoring di beberapa penerima BPUM di Bangka Tengah, agar pelaku usaha mikro yang memproduksi krupuk kemplang dibina dan difasilitasi untuk bergabung atau membentuk koperasi.

Sekaligus sebagai model pengembangan UMK dalam bentuk sentra.

"Koperasi yang menyusun standar operasional prosedur maupun standar kualitas produk, sehingga produk yang dihasilkan oleh usaha UMK mempunyai standar kualitas yang sama," kata Luhur.

Dengan demikian akan memudahkan bagi koperasi apabila akan membutuhkan pembiayaan karena produk koperasi sudah ada yang membeli, yaitu offtaker.

Adapun per 25 November 2020, Banpres PUM sudah disalurkan kepada 9,7 juta pelaku usaha mikro, dalam artian sudah mencapai 81,19 persen atau Rp23,4 triliun dari total anggaran Rp28,8 triliun.

Sampai akhir 2020, Kemenkop UKM masih membuka kesempatan kepada tiga juta pelaku usaha mikro untuk dapat memanfaatkan program ini.