ANALIS MARKET (28/1/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah

Foto : Ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada akhirnya pasar obligasi mengalami pelemahan.

Meskipun pelemahan ini sudah diprediksi, namun kami melihatnya sebagai sesuatu yang memang harus terjadi.

Ditengah tengah kenaikkan harga obligasi yang sudah cukup lama, pelemahan hanyalah masalah waktu.

Dan sekarang hal itu sudah terjadi, dan ini merupakan hal yang baik bagi pergerakan obligasi berikutnya. Pertanyaannya adalah, sejauh mana koreksi di pasar obligasi dapat terjadi?

“Kami melihat ada ruang yang cukup besar bagi pasar obligasi untuk mengalami pelemahan, sehingga potensi penurunan harga juga kian semakin besar yang akan memberikan implikasi kenaikkan yield,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (28/1/2020).

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Selasa (28/1) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.

Keterbatasan ini datang dari hadirnya lelang yang diadakan Pemerintah hari ini.

Selain itu, virus Corona sendiri mulai memberikan sentiment yang kurang baik kepada pergerakan indeks global serta pasar obligasi.

Mari kita bahas satu persatu apa yang bisa kita perhatikan hari ini, mari kita mulai dari;

• CORONA

Virus Corona telah menjadi sumber ketidakpastian yang menjadi perhatian saat ini. Ditengah tengah usainya ketidakpastian dunia tentang trade war antara Amerika dan China, dan penentuan mengenai Brexit yang sebentar lagi akan kita lihat bagaimana penyelesaiannya, Corona akan menjadi peringkat nomor 1 tahun ini mengenai ketidakpastian. Dan semakin tidak pasti lagi karena virus ini terjadi di China yang merupakan pendorong pertumbuhan global. Efek dari virus Corona, kian mengkhawatirkan yang membuat beberapa indeks global, serta pasar obligasi mengalami penurunan. Sejauh ini korban kematian dari China mulai mengalami kenaikkan setidaknya sekitar 80 orang dan China memperpanjang liburan tahun baru Imlek dalam upayanya untuk menahan infeksi penyebaran yang lebih jauh. Perdana Menteri Li Keqiang telah mengunjungi kota Wuhan, dan tidak hanya itu saja, WHO melalui Direktur Jenderalnya Tedro Adhanom dirinya akan langsung menuju Beijing untuk bertemu dengan Pemerintah China dan menilai situasi dan kondisi yang terjadi disana. Pihak berwenang dari China mengatakan bahwa virus Corona masih belum terkendali meskipun ada beberapa langkah agresif untuk membatasi pergerakan masyarakat yang tinggal disana. Sejauh ini sudah ada 2.744 kasus dan mungkin saja akan terus bertambah, dan sudah ada lebih dari 30.000 orang sedang diperiksa secara seksama. Atas Virus Corona ini, saham saham di Asia, minyak mentah, dan mata uang China mengalami penurunan. Futures pada saham saham China telah turun sebanyak 5%. Kekhawatiran terus tumbuh ditengah tengah bukti bahwa penyakit ini memiliki masa waktu inkubasi selama 2 minggu, sehingga memungkinkan orang yang membawa virus namun tidak terdeteksi sehingga mampu memberikan kesempatan untuk menginfeksi orang lain. Kami melihat dampaknya akan cukup buruk apabila virus Corona tersebut tidak dicegah secepat mungkin karena akan memberikan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian China. Sejauh ini WHO masih terus memantau perkembangan virus tersebut dan akan memberikan konfirmasinya lebih lanjut. Sektor jasa dan ritel akan mendapatkan impact yang besar terkait akan virus Corona ini. Apalagi porsi jasa memberikan kontribusi mencapai 54% dari GDP China. Ditengah tengah situasi dan kondisi yang saat ini mulai tidak baik, Presiden Trump menawarkan kepada China bantuan apapun yang diperlukan oleh China untuk mengendalikan wabah virus Corona tersebut. Saat ini aset safe-haven terus mengalami permintaan yang cukup tajam terkait akan hal ini, tidak terkecuali emas yang mulai akan mengalami kenaikkan kembali.

• IMPEACHMENT

Pengacara Donald Trump mengatakan bahwa Partai Demokrat gagal membuktikan bukti bukti yang dapat memakzulkan Donald Trump. Mereka meminta Presiden Trump untuk keluar dari kantornya namun tanpa ada bukti yang memadai. Cipollone dan anggota tim Trump lainnya mengatakan bahwa mereka akan membantah point demi point dari kasus yang telah diajukan sebelumnya kepada Donald Trump. Masyarakat Amerika masih menginginkan saksi tambahan yang dapat memperjelas kasus tersebut, karena secara jajak pendapat yang dilakukan oleh Washington Post dan ABC – News mengatakan bahwa 47% partisipan ingin Trump keluar dari kantornya, namun 49% justru membela Trump. Sejauh ini kasus ini masih bergulir, namun tidak memberikan impact yang berarti terhadap pergerakan pasar karena kami melihat hal ini hanyalah drama semata yang tidak semudah itu seorang President akan pergi dari kantornya.

“Kami merekomendasikan jual dengan volume terbatas,” sebut analis Pilarmas.