ANALIS MARKET (23/1/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi masih terus mengalami kenaikkan.
Sebegitu dasyatnya obligasi, hingga harga obligasi acuan Pemerintah terus mencatatkan kenaikkan harga tertinggi.
Namun ingat, semakin tinggi, semakin rawan terkoreksi. Sejauh ini imbal hasil pasar obligasi masih konsistensi khususnya untuk obligasi 10y untuk berada di bawah 6.85%. Too good to be true kah?
Mungkin juga memang inilah berkah tatkala IHSG sedang mengalami masa masa sulit, sehingga para pelaku pasar dan investor beralih kepada pasar obligasi.
Lagipula pasar obligasi mungkin saat ini lebih menguntungkan, kenapa tidak kita mulai berinvestasi?
Ditambah dengan adanya kupon yang menggiurkan, akan menjadi nilai tambah bagi instrument obligasi.
Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (23/1) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan masih akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas.
Namun tetap hati hati, apabila kenaikkan sedikit sedikit, lebih baik menunggu hingga harganya mengalami koreksi. Karena bukannya apa, karena secara valuasi, pasar obligasi kita mulai mendekati mahal.
Oleh sebab itu, alangkah baiknya investor menunggu, namun apabila kenaikkan pasar obligasi melebihi dari 50bps, maka kesempatan yang baik untuk mulai kembali masuk.
Adapun cerita di pagi hari ini akan kita awali dari;
1.GOSOKAN MAUT ALA TRUMP!
Ditengah acara pemimpin dunia yang sedang berlangsung, Trump mengatakan bahwa Uni Eropa tidak memiliki pilihan selain merundingkan kesepakatan perdagangan yang baru dengan Amerika. Trump telah bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen di Davos, Swiss pada hari selasa kemarin dan mengatakan bahwa Trump dan Ursula telah mengadakan pembicaraan yang hebat. Ditengah tengah pembicaraan yang sedang berlangsung kemarin, Trump mengatakan bahwa dirinya akan mengambil tindakan dalam bentuk tarif yang sangat tinggi pada Perusahaan mobil Uni Eropa apabila tidak ada kesepakatan perdagangan. Trump mengatakan bahwa Eropa sangat sulit untuk dihadapi dan telah mengambil keuntungan dari Amerika, dan sekarang tidak ada pilihan untuk Eropa untuk membuat kesepakatan. Amerika telah mengalami deficit yang luar biasa selama bertahun tahun lebih dari $150 miliar dengan Eropa, namun Trump tentu akan terkejut apabila tetap harus mengenakkan tarif. Sejauh ini deficit perdagangan antara Amerika dan Uni Eropa pada tahun 2018 lalu sebesar $109 mliar. Lagi lagi kami menilai bahwa Trump tidak suka apabila ada Negara yang menjadikan Amerika neraca perdagangannya menjadi deficit. Trump sebelumnya telah setuju dengan pemimpin sebelum Ursula, yaitu Jean Claude Juncker pada tahun 2018 untuk memulai negosiasi pada kesepakatan perdagangan yang baru untuk menghindari pengenaan tarif. Hal ini yang sebetulnya kami khawatirkan ketika Amerika dan China mencapai kata sepakat kemarin. Kesepakatan kemarin justru membuat Amerika semakin jumawa dan percaya diri untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kesepakatan yang membuat rugi Amerika, haruslah ditulis ulang. Hal ini akan menjadi indikasi bahwa perang dagang tidak akan terjadi hanya kepada China, namun kepada semua Negara yang membuat Amerika deficit. Negara negara tersebut adalah; China, Mexico, Canada, Germany, Japan, Irlandia, Vietnam, dan Italia. Memang yang paling terbesar adalah China dan Mexico, maka mari kita lihat, ketika Amerika telah membuat kesepakatan dengan Mexico dan China, apakah deficit perdagangan akan mengecil atau tidak. Trump mengatakan bahwa dirinya menunggu kesepakatan terlebih dahulu dengan China, sebelum menyelesaikan dengan Uni Eropa. Tidak hanya itu saja, Trump juga mengkonfirmasi bahwa negosiasi sedang berlangsung dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengenai kemungkinan adanya kesepakatan perdagangan bilateral yang dimana hal itu akan terjadi setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa pada tanggal 31 January mendatang. Lagi lagi Trump mengakunya sih, Boris Johnson dan Trump adalah teman, maka marilah kita berharap bahwa kesepakatan antara Amerika dan Inggris bisa berjalan dengan baik. Lagi lagi Trump juga jumawa kemarin, dirinya mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika akan mendekati 4% apabila The Fed mendukung penurunan tingkat suku bunga tersebut. Trump mengatakan bahwa itu adalah kesalahan besar yang seharusnya tidak terjadi. Trump juga mengatakan bahwa pasar saham Amerika akan mengalami kenaikkan yang lebih tinggi apabila The Fed tidak menaikkan tingkat suku bunga terlalu cepat. Menurut Trump, pertumbuhan Amerika bisa mengalami kenaikkan hingga % yang diikuti dengan kenaikkan 5.000 – 10.000 poin lebih banyak di Dow Jones. Lantas bagaimana dengan pertumbuhan ekonomi Amerika pada tahun 2020 ini? Kudlow mengatakan bahwa pertumbuhan GDP Amerika akan berada pada 3%. Ini adalah siklus yang sangat panjang. Trump berharap bahwa sebelum tahun ini berakhir, setidaknya kesepakatan tahap ke 2 berhasil tercapai, meskipun demikian para pemimpin dunia tampaknya tidak terlalu yakin akan hal tersebut akan terjadi tahun ini.
2.SEBUAH USAHA
Dari dalam negeri, upaya pemerintah guna mendukung pertumbuhan riil sektor dari kebijakan moneter cukup menjadi perhatian kami. Kali ini pemerintah kembali menurunkan suku bunga KUR menjadi 6%, dengan peningkatan plafon anggaran yang naik 35% dari Rp140 triliun menjadi sekitar Rp190 triliun. Sebelumnya pemerintah telah menurunkan suku bunga KUR dari 24% pada 2008, kemudian menjadi 7% pada 2018. Salah satu yang menjadi hal besar sebagai penopang pertumbuhan ekonomi adalah dukungan bagi usaha kecil menengah. Penurunan suku bunga kredit diharapkan dapat mendorong para pelaku bisnis UMKM untuk dapat berekspansi. Sepanjang tahun 2019 realisasi KUR mencapai Rp 139.5 triliun atau 99.6% dari target pemerintah. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang baik untuk menstimulus perekonomian melalui kredit. Hal ini yang sudah lama ditunggu oleh semua pihak, khususnya Bank Indonesia dan Presiden Jokowi. Tapi apakah stimulus kredit ini hanya dilakukan oleh Pemerintah saja? Bagaimana dengan swasta? Apakah hanya berpangku tangan? Marilah kita berdoa semoga mereka terketuk hatinya.
“Kami merekomendasikan beli apabila kenaikkan lebih dari 50 bps,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (23/1/2020).

