Industri Pasar Modal Butuh Ribuan Analis Keuangan Bersertifikat

Foto : Presiden CFA Society Indonesia, Pahala Mansury (Istimewa)

 

Pasardana.id - Industri pasar modal Indonesia masih membutuhkan ribuan analis keuangan bersertifikat. Pasalnya, hingga saat ini hanya ada 261 pemegang Chatered Financial Analyst (CFA).

Hal itu disampaikan Presiden CFA Society Indonesia, Pahala Mansury di Jakarta, Senin (9/9/2019).

“Angka ini masih 1/8 nya dibandingkan dengan Singapura yang sudah memiliki 3.500 anggota, padahal total nilai kapitalisasi pasar modal di Indonesia empat kali lebih besar,” kata Pahala.

Ia menambahkan, perlu pemahaman dan sosialisasi kepada pelaku pasar modal akan pentingnya kehadiran analis keuangan berserfikat.

Salah satu cara yang akan dilakukan adalah mengelar konferensi internasional perdana dengan tajuk “The Future of Finance: AI & Data” pada 20 November 2019 di Financial Hall, SCBD Jakarta.

"Topik tersebut akan membahas berbagai teknologi termasuk AI (Artificial Intelligence) dan bagaimana data analytics ini akan membantu pengembangan dunia keuangan di Indonesia, khususnya di pasar modal. Kemudian bagaimana pengembangan fintech (financial techonology) di pasar modal maupun di dunia terhadap keuangan Indonesia, serta bagaimana pengaruh ekonomi digital tersebut terhadap Indonesia," jelasnya.

Menurutnya, Indonesia merupakan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara sehingga ia berharap konferensi ini akan meningkatkan awareness masyarakat mengenai pentingnya sertifikasi profesional pasar modal.

Seperti diketahui, di Indonesia baru ada sekitar 261 orang yang telah memiliki sertifikat CFA.

"Ketika awareness-nya sudah tinggi maka jumlah para profesional yang memiliki sertifikat akan meningkat. Kita juga kerja sama dengan Teach Me yang menerbitkan guide book untuk mengikuti ujian sertifikasi CFA," kata Pahala.

Konferensi ini akan menghadirkan pembicara lokal dan internasional, di antaranya; pakar Al di bidang keuangan yakni pendiri Schulte Research, Paul Schulte dari Amerika Serikat.

Dari sisi pelaku fintech local, ada pendiri KoinWorks, Benedicto Hawono. Sementara itu, dari sisi investor, akan ada pembicara dari venture capital bidang finance dan teknologi.

Dalam kesempatan yang sama, juga akan diselenggarakan kompetisi penulisan research paper yang telah dibuka pada awal Agustus lalu untuk akademik dan praktisi riset.

Pemenang kompetisi akan mendapatkan hadiah tunai sebesar US$ 500 dari Asia Pacific Research Exchange (ARX) dan Rp50 juta koin dari KoinWorks.