ANALIS MARKET (06/9/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat, Aksi Beli Direkomendasikan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kembali mendapatkan angin sorga untuk mengalami kenaikkan, meskipun pergerakan tersebut masih belum banyak, masih dalam batas range yang sudah disampaikan kemarin (05/9).

Meskipun begitu, pasar obligasi masih dapat dikatakan menarik, secara valuasi jangka panjang.

Namun untuk valuasi jangka pendek, pergerakan harga obligasi masih akan dalam rentang harga tertentu.

Ketidakpastian ekonomi global menjadi salah satu focus utama para pelaku pasar dan investor dalam berinvestasi di obligasi Indonesia, hal ini yang membuat capital inflow di Indonesia menjadi terganggu.

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Jumat (06/9) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas.

Adapun sentiment yang mengawali akhir pekan ini, berasal dari; Kementrian Perdagangan China pada akhirnya mengatakan bahwa para pemimpin perdagangan Amerika dan China telah sepakat untuk mengadakan pertemuan pada awal bulan October 2019 untuk melanjutkan putaran negosiasi berikutnya.

Liu He telah berbicara dengan Robert dan Steven terkait dengan kelanjutan dari negosiasi tersebut.

Beijing mengatakan bahwa diskusi dan konsultasi akan dilakukan pada pertengahan September untuk persiapan pertemuan tersebut.

Kedua belah pihak sepakat bahwa Amerika dan China harus bekerja Bersama dan mengambil tindakan untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi negosiasi.

Namun lagi lagi, entah karena ingin membalas perlakuan China beberapa waktu lalu, kali ini Amerika hanya mengakui bahwa kedua Negara “sepakat untuk mengadakan pertemuan di tingkat Menteri di Washington dalam beberapa minggu mendatang, dan ada pertemuan level wakil yang akan berlangsung pada pertengahan September sebagai dasar untuk langkah berikutnya”.

Beberapa orang didalam Pemerintahan Trump skeptis bahwa China bersedia untuk membuat komitmen untuk reformasi yang di inginkan oleh Amerika yang menyebabkan kegagalan dalam pembicaraan sebelumnya pada bulan May lalu.

Yang lain juga semakin focus pada upaya untuk menenangkan pasar keuangan dan mencegah kejatuhan ekonomi lebih lanjut di Amerika di mana Tarif Trump dan ketidakpastian perang dagang telah disalahkan sebagai penurunan dari indeks manufacture.

Namun kami menyakini bahwa kesepakatan perang dagang semakin jauh dari perdamaian, dan para pelaku pasar dan investor juga tampaknya sudah siap untuk menerima kenyataan akan hal itu.

Kalau seperti ini, kami melihat bahwa naik dan turunnya global index dipengaruhi oleh sentiment perang dagang, meskipun ada factor lain didalamnya, namun tidak sedalam sentiment perang dagang.

Kita jalan jalan ke Hongkong sebentar, Carrie Lam, CEO Hongkong mengatakan bahwa keputusannya untuk membatalkan undang undang ekstradisi hanyalah langkah pertama untuk menangani masalah yang sudah terjadi atas aksi unjuk rasa.

Lam mengatakan pada konfrensi pers hari Kamis kemarin, bahwa keputusannya secara resmi menarik RUU yang sangat kontroversial tersebut.

Lam juga mengatakan bahwa keputusan untuk membatalkan RUU itu merupakan keputusan darinya yang tidak dibuat bersama China, meskipun Lam yakin bahwa China akan terus mendukung setiap keputusannya.

Atas berita Amerika dan China, investor bereaksi positif, Dow Jones Industrial naik 1.4%, dan S&P naik 1.3%.

Hangseng sendiri mengalami kenaikkan terbesar dalam rentang waktu selama 10 bulan, khususnya sejak kerusuhan Hongkong terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Beralih ke sisi The Fed, ditengah prospek ekonomi global yang semakin suram, The Fed diperkirakan akan memangkas tingkat suku bunga kembali pada pertemuan FOMC meeting yang akan berlangsung pada 17 September nanti.

Pemotongan tingkat suku bunga kemarin di rasakan kurang dalam oleh para pelaku pasar dan investor, sehingga mereka menginginkan pemotongan yang lebih agresif.

Hal ini di dukung oleh Presiden The Fed St. Louis James Bullard yang mengatakan bahwa The Fed harus memangkas tingkat suku bunga setengah persen pada pertemuan berikutnya untuk melampui ekspektasi pasar keuangan dan perang perdagangan global.

Oleh sebab itu, focus utama berikutnya adalah pidato Powell yang akan diadakan pada hari Jumat ini waktu setempat.

Setidaknya dari pidato tersebut kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait dengan potensi pemangkasan tingkat suku bunga tersebut.

“Kami merekomendaskan beli hari ini,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (06/9/2019).