ANALIS MARKET (07/8/2019) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Mixed Cenderung Menguat Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pelaku pasar diperdagangan hari ini, Rabu (07/8/2019) bakal menyoroti beberapa sentiment yang akan dimulai dari China yang tentu saja menolak pemberian label resmi oleh Amerika sebagai manipulator mata uang, karena hal ini tentu saja merusak reputasi China di tatanan keuangan International, perdagangan dan pemulihan ekonomi, dan system mata uang yang berujung kepada turbulensi global.
Bank Sentral China angkat bicara terkait akan hal ini, PBOC menegaskan kembali sekali lagi bahwa depresiasi Yuan hingga mencapai USD 7 merupakan hal yang terjadi akibat mekanisme pasar.
China tidak akan menggunakan mata uang sebagai alat untuk mengatasi permasalahan kesepakatan dagang yang masih belum usai hingga kini.
China tentu akan menjaga mata uang Yuannya agar tetap stabil, namun ditingkat yang masih masuk akal.
Penurunan mata uang Yuan hingga USD 7 merupakan yang terparah sejak 2008 lalu.
Meskipun demikian, cukup banyak pendapat para ahli yang mengatakan bahwa China belum memenuhi kriteria sebagai manipulator mata uang.
Bank Sentral China juga mengadakan pertemuan dengan banyak eksportir asing di China yang dimana mereka mengatakan bahwa kemampuan Perusahaan untuk membeli dan menjual Dollar masih tetap normal.
Permasalahan yang muncul dalam situasi dan kondisi seperti ini akan membuat Perusahaan Asing di China yang melakukan produksi tentu akan mengalami kenaikkan ongkos produksi yang lebih mahal.
Bank Sentral China dan Administrasi Negara khususnya valuta asing akan terus bekerja untuk menjaga konsistensi dan stabilitas kebijakan nilai tukar.
“Kami masih melihat bahwa hal ini merupakan sebuah alat permainan bagi China dan Amerika, karena mungkin saja sedari awal memang tidak ada kesepakatan yang ingin diraih oleh kedua belah pihak. Kami juga yakin bahwa mereka menyadari setiap apapun tindakan mereka, tentu sedikit banyak akan mempengaruhi arus dari perdagangan global,” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (07/8/2019).
Namun anehnya, ditengah situasi dan kondisi yang terus carut marut, Amerika masih ingin melakukan negosiasi.
Larry Kudlow menyatakan kemarin bahwa Amerika tetap berkomitmen untuk melanjutkan negosiasi dengan pejabat China pada awal September seperti yang sudah direncanakan sebelumnya.
Bagi Donald Trump sendiri tekanan yang Ia berikan terhadap China mungkin akan membantunya untuk menjadi Presiden Amerika selama 4 tahun kedepan.
Kudlow juga mengatakan bahwa Ekonomi China sedang runtuh, di setiap data ekonomi yang hadir, menunjukkan bahwa pelemahan ekonomi di China terus terjadi dan semakin rendah.
Memang ada benarnya juga karena apabila kita melihat GDP China merupakan yang terendah dalam kurun waktu 27 tahun terakhir. Indeks saham China juga terus menerus mengalami penurunan.
Kudlow menambahkan, bahwa meskipun Amerika dan China sama sama mengalami luka di bidang ekonomi, namun Amerika dapat menahan perlambatannya ketimbang China, dan kami melihat hal itu sebagai sebuah kebenaran. Kalau kita menilik data China yang akan muncul, tentu kita menyadari bahwa saat ini yang masih terkena dampaknya adalah China.
Oleh sebab itu, kami melihat bahwa apabila hal ini tidak diperbaiki segera, atau China menyiapkan strategi lanjutan, maka perekonomian China mungkin akan benar benar runtuh.
Sementara itu, dari dalam negeri, hasil survei konsumen Bank Indonesia indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2019 yaitu sebesar 124,8 lebih rendah dibandingkan dengan IKK pada bulan sebelumnya sebesar 126,4.
Melemah dari bulan sebelumnya, terutama dipengaruhi oleh menurunnya keyakinan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja.
Meskipun IKK lebih rendah dari bulan sebelumnya namun indek IKK masih terjaa di atas 100, hal ini tentunya memberikan indikasi dimana optimis konsumen tetap terjaga yang didukung oleh harapan konsumen terhadap kondisi ekonomi dalam negeri yang membaik.
Dalam pemaparannya Deputi Komunikasi Bank Indonesia Optimisme konsumen yang tetap terjaga ditopang oleh ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan yang membaik.
Hal ini terindikasi oleh Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) yang meningkat sejalan dengan tetap kuatnya ekspektasi konsumen terhadap kenaikan penghasilan ke depan.
“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak mixed cenderung menguat terbatas dan ditradingkan pada level 6.042 - 6.177,” sebut analis Pilarmas.

