ANALIS MARKET (28/8/2019) : IHSG Berpeluang Bergerak Menguat Cenderung Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sentiment yang menjadi sorotan pelaku pasar diperdagangan hari ini, Rabu (28/8/2019) berasal dari Amerika dan China, yang mulai berkurang tensinya.
Sekali lagi China membantah bahwa China tidak mengetahui mengenai komunikasi yang terjadi antara Trump dan China.
China masih bersikeras bahwa tidak ada panggilan telepon yang terjadi yang ingin menunjukkan kesediaan China untuk berbicara lagi dengan Amerika terkait dengan perang dagang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan pada konfrensi pers pada hari Selasa, bahwa China membantah bahwa komunikasi telah terjadi.
Shuang juga menyampaikan bahwa Amerika telah meningkatkan tarif pajak ekspor China ke Amerika. Tekanan ini murni berbahaya bagi kedua Negara, dan tidak konstruktif sama sekali.
Dalam konfrensi pers tersebut, Shuang juga menyampaikan bahwa China berharap Amerika dapat mempertahankan ketenangan, kembali ke rasionalitas, menghentikan praktik yang salah, dan menciptakan kondisi bagi kedua belah pihak untuk melakukan konsultasi atas dasar saling menghormati, setara, dan saling menguntungkan.
Di sisi yang lain, Trump meninggalkan KTT G7 pada hari Senin dengan nada yang masih lembut untuk China, kami melihat Trump ingin menenangkan pasar setelah gejolak yang timbul sebelumnya akibat kenaikkan tarif kedua belah pihak.
Pembalasan tarif tersebut terjadi tidak lama setelah China mengumumkan kenaikkan tarif untuk Amerika, seakan akan tidak terima, Trump ingin menunjukkan kekuasaan dan dominasinya pada negosiasi tersebut.
Setelah menghabiskan akhir pekan di KTT G7, para pemimpin G7 mendesak Trump untuk meredakan ketegangan dengan China.
Namun Trump mengatakan bahwa, inilah cara Trump dalam bernegosiasi. Ini dilakukan oleh saya selama bertahun tahun, itu memberikan hasil yang lebih baik bagi Negara.
Tampaknya Trump juga mulai merasakan bahwa dirinya mulai frustasi terhadap Xi Jinping. Karena setiap Trump menaikkan tariff, Xi Jinping juga menaikkan tarif. Trump mengatakan bahwa kesepakatan tidak bisa dibuat 50 – 50 atau menjadi kesepakatan yang adil.
Kesepakatan ini harus memberikan posisi yang lebih baik bagi Amerika. Jika tidak lebih baik, lebih baik jangan berbisnis bersama.
Karena saya tidak ingin melakukan bisnis dengan China. Kata kata ini menegaskan bahwa mungkin tidak akan penah ada pernjanjian yang adil, setara, seimbang yang diinginkan oleh China.
Karena Trump menginginkan perjanjian yang lebih baik bagi Amerika. Tetap saja, keduanya tidak akan pernah bertemu. Kedua belah pihak juga masih mengadakan pembicaraan terkait dengan pertemuan yang mungkin saja tidak akan terjadi pada bulan September nanti.
Sejauh ini, China masih berhenti berkomitmen untuk negosiasi lebih lanjut, dan beberapa pejabat Amerika juga enggan untuk mengadakan pembicaraan yang lain jika tidak ada substansi yang dapat dicapai.
Pihak China menyampaikan bahwa Trump salah mengartikan pesan yang disampaikan oleh Liu He dalam pembukaan Smart Expo di China, di kota barat Chongqing. Liu mengatakan bahwa China bersedia untuk menyelesaikan masalah melalui diskusi dan kerja sama dengan sikap yang tenang. China juga dengan tegas menentang eskalasi perang dagang.
Dukungan dari pemimpin G7 juga terus mengalir, salah satunya dari Presiden Prancis Emmanuel Macron. Keinginan kami yang dalam adalah menemukan perjanjian antara Amerika dan China mengenai perdagangan, karena hal tersebut akan menjadi sesuatu yang sangat positif bagi semua orang.
Konflik perang dagang ini telah menimbulkan rasa sakit terhadap China, memperburuk fase ekspansi ekonomi terlambat dalam kurun hampir 3 decade, karenanya pihak berwenang juga menjaga resiko utang dan stabilitas keuangan.
Dari pasar Asia, ditengah potensi terjadi perlambatan perlambatan ekonomi yang lebih luas dan proteksi perdagangan AS diperkirakan masih akan menekan prospek laba ke depan.
Biro statistik China merilis data dimana laba perusahaan industri naik naik 2,6% di Juli 2019 menjadi 512,7 miliar yuan ($72,28 milar). Kenaikan tersebut di dukung dari kenaikan sketor industri otomotif dan petrokimia.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan industry terbesar China turun 1.7% Juli YoY menjadi 3.50 triliun yuan dalam tujuh bulan pertama 2019. Keuntungan di perusahaan industry milik negara turun 8.1%, sementara untuk perusahaan swasta naik 7%.
Namun jika melihat kinerja bulanan, data tersebut menunjukkan adanya perbaikan.
Terlepas dari perubahan tersebut, memburuknya kondisi untuk bisnis yang terkait dengan perdagangan global dan perusahaan sektor swasta berskala lebih kecil kemungkinan akan menambah kecenderungan bagi pemerintah untuk menopang melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Tekanan arus kas yang terus-menerus dirasakan oleh perusahaan ekspor dan perusahaan-perusahaan berskala kecil mendukung argumen bagi pemerintah untuk melancarkan lebih banyak tindakan.
Kami percaya bahwa sebagian besar perusahaan swasta mengalami kerugian dari siklus piutang yang panjang. Kami percaya bahwa sebagian besar perusahaan swasta mengalami kerugian dari siklus piutang yang lebih panjang.
Laba industri China pada umumnya telah melambat sejak semester kedua 2018, karena terdampak eskalasi perang perdagangan Amerika dan China yang telah memengaruhi pendapatan perusahaan.
“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat cenderung terbatas dan ditradingkan pada level 6.265 - 6.323,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (28/8/2019).

