WIKA Raih Kontrak USD365 Juta Dari Afrika
Pasardana.id - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) meraih kontrak senilai USD365 juta guna pengembangan proyek konstruksi di negara-negera Afrika. Peluang itu diperoleh dari penyelenggaraan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID).
Direktur Utama WIKA, Tumiyana meyakini bahwa potensi pengembangan infrastruktur tidak hanya berasal dari dalam negeri saja, akan tetapi juga datang dari proyek-proyek konstruksi di luar negeri, dalam hal ini, di Afrika.
“Bagi kami, pasar luar negeri adalah potensi yang harus diimplementasi. Masuknya WIKA di pasar infrastruktur Afrika sesuai dengan strategi bisnis WIKA yang menyasar negara-negara berkembang yang sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur,” ujar Tumiyana.
Untuk pembiayaan, WIKA dalam hal ini bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Indonesia Eximbank. Dukungan pembiayaan tersebut merupakan bentuk kerja sama yang paling tepat dalam memasuki pasar Afrika.
Tantangannya kemudian adalah bagaimana sinergi yang telah terjalin baik dengan Indonesia Eximbank selama ini dapat terus meningkat dengan semakin besarnya kemampuan Indonesia Eximbank untuk me-leverage kapasitas pembiayaan infrastruktur yang trennya semakin naik.
“Bilamana itu dapat dilakukan, maka akan semakin meningkatkan peluang untuk membuka pasar lebih luas lagi bagi WIKA dan perusahaan Indonesia lainnya dalam ekspansi ke banyak negara, khususnya di Afrika,” pungkas Tumiyana.
Hadir pada konferensi tingkat tinggi yang membahas kerja sama pembangunan infrastruktur di belahan dunia selatan tersebut, antara lain; para pejabat senior dari 53 negara Afrika, BUMN, dan para stakeholder jasa infrastruktur.
Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi dalam sambutannya mengatakan, bahwa pada IAID 2019 ini, selain diisi oleh serangkaian pertemuan bilateral juga akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan kesepakatan-kesepakatan bisnis dan bilateral kedua negara.
“Kerja sama yang akan direalisasikan antara lain ditujukan untuk proyek infrastruktur dan pembahasan kerja sama perdagangan,” tukas Menteri Retno.

