ANALIS MARKET (02/8/2019) : Pasar Obligasi Masih Dalam Fase Penurunan Imbal Hasil

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, harga obligasi terus mengalami penurunan pada perdagangan kemarin (01/8), meskipun ada pemotongan tingkat suku bunga The Fed sebelumnya yang seharusnya mendorong imbal hasil untuk turun kembali, namun itu tidak terjadi.

Apa yang terjadi sebenarnya?

Menurut analis Pilarmas, satu sisi memang, kalau kita melihat sedari dulu bahwa harga obligasi tidak pernah mengalami penurunan, meskipun sudah seharusnya turun.

Hal ini dikarenakan obligasi terbawa sentiment yang dihembuskan oleh pasar, mulai dari pemotongan tingkat suku bunga baik dari The Fed maupun dari Bank Indonesia.

Hal ini yang menjaga harga obligasi bertahan di level tertingginya, sekaligus menjadi level yang cukup berbahaya karena kapanpun, ketika pasar jenuh, harga obligasi akan menjadi penurunan akibat aksi jual.

Dan sekarang ketika sebuah sentiment itu benar benar terjadi, tetap masih ada pengaruhnya, tapi sudah tidak banyak.

Satu sisi yang lain, naiknya harga obligasi beberapa saat lalu memang sudah membuat harga obligasi kita menjadi mahal, atau overvalued.

Oleh sebab itu, kembali lagi, ada penyesuaian imbal hasil terhadap kita Indonesia sebagai Negara Emerging Market.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah harga obligasi akan turun kembali?

Jawabannya tentu saja mungkin sekali, apalagi kalau kita melihat bahwa setiap garis support ditembus dengan mudah, sehingga ruang untuk melemah masih cukup besar, meskipun sekali lagi kami sampaikan bahwa secara jangka menengah dan panjang, pasar obligasi masih dalam fase penurunan imbal hasil.

Lebih lanjut, riset Pilarmas menyebutkan, sentiment diperdagangan hari ini, Jumat (02/8/2019) akan dimulai dari Trump mengenai diskusi antara Amerika dan China.

Kemarin seneng, adem, sekarang panas, kesepakatan ini rasa rasanya seperti meriang.

Presiden Trump mengatakan dia mungkin akan menaikkan tarif Amerika untuk China di atas 25% jika negosiasi perdagangan dengan China tetap tidak mengalami kemajuan.

Trump mengatakan kepada wartawan bahwa tambahan tarif baru sebesar 10% yang akan diumumkan pada hari Kamis nanti senilai $300 miliar yang akan efektif pada mulai 1 September nanti.

Tarif ini akan dikenakan untuk jangka pendek, dan bisa naik atau turun setelah itu. Trump tidak memberikan penjelasan lebih lanjut terkait hal ini.

Trump mengatakan bahwa Xi Jinping tidak bergerak cukup cepat untuk menyelesaikan perang dagang dengan Amerika.

Atas dasar hal ini, pasar saham turun setelah mendengarkan komentar dari Trump. Hal ini, kami melihat sebagai sebuah tanda yang kurang baik, kesepakatan dan komentar hanyalah seperti alat mainan yang digunakan untuk mempengaruhi pasar.

Tarif tersebut akan dikenakan untuk barang barang seperti smartphone, notebook, dan pakaian anak anak. Ini Artinya bahwa hampir semua perdagangan dengan China akan dikenakan pajak baru.

Anehnya, lucunya, beberapa orang yang tahu mengenai diskusi pertemuan antara Robert dan Steven di Shanghai minggu ini mengatakan bahwa China juga tidak membuat proposal baru.

Hal ini yang membuat jalan keluar bagi kedua Negara menjadi buntu dalam pembicaraan mengenai substansi kesepakatan yang akan dicapai kedua belah pihak, tentu saja respon ini berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan kemarin.

Yang dimana mereka mengatakan bahwa pertemuan berlangsung produktif dan bla bla bla.

Hal ini membuat pasar bergerak bervariatif karena kami melihat bahwa belum ada pernyataan yang sungguh sungguh tercipta antara Amerika dan China. Sebaliknya China lebih banyak berdiam diri daripada berkomentar.

Sebelum Trump menutup pernyataannya kemarin, dia hanya menyampaikan bahwa, kami menantikan dialog positif berikutnya dengan China mengenai kesepakatan perdagangan yang komprehensif, karena kami melihat bahwa masa depan antara kedua Negara sangat baik.

Kami melihat bahwa Amerika terus menerus memaksa kesepakatan ini terhadap China khususnya terkait dengan perubahan structural pada ekonominya.

Namun alih alih China mengubah fondasi ekonominya, China lebih suka bertahan dengan situasi dan kondisinya saat ini dengan menanggung rasa sakit dari setiap kenaikkan tarif impor yang diberikan oleh Amerika.

Ketika China siap untuk berjalan dengan rasa sakit, maka perang dagang ini akan selamanya berlanjut, dan akan selamanya juga membebani ekonomi Amerika, China, dan tentu saja global.

Oleh sebab itu kami melihat bahwa ancaman terhadap China menggunakan tarif, tampaknya sudah tidak mempan lagi.

Oleh sebab itu, Amerika harus belajar menggunakan cara yang lain untuk dapat menemukan kesepakatan antara Amerika dan China.

Karena kalau situasinya seperti ini terus, masalahnya tidak akan kunjung usai. Lagipula setiap kenaikkan tarif Impor barang barang China ke Amerika, tentu China akan membalasnya mungkin dengan cara yang berbeda.

“Kami merekomendasikan jual hari ini, dengan potensi siap membeli,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (02/8/2019).