Ketua DPR Sebut SDM Indonesia Adalah Aset Yang Tak Ternilai
Pasardana.id - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia adalah aset yang tidak ternilai harganya terutama karena bangsa ini juga memiliki bonus demografi yang perlu dimanfaatkan secara optimal.
“SDM adalah aset yang tidak ternilai harganya. Tak seperti Jepang maupun Negara lainnya yang saat ini tengah menghadapi krisis demografi, Indonesia justru diuntungkan dengan bonus demografi yang semakin meningkat,” ujarnya dalam keterangan rilis yang diterima pada Minggu, (18/8/2019).
Tak heran jika, pihaknya memberikan apresiasi terhadap visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembangunan sumber daya manusia. Hal tersebut dinilai masih sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang akan menghadapi bonus demografi 2020-2030, dilanjutkan 2030-2040.
“Yakni jumlah penduduk produktif berusia 15-64 lebih besar, diprediksi sekitar 52%, dibanding usia non produktif di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun,” kata Bamsoet.
Mantan Ketua Komisi III DPR-RI itu juga mengingatkan biasanya jumlah penduduk usia produktif harus dibekali dengan kemampuan SDM yang mumpuni.
Bamsoet mengingatkan, jika tidak maka ke depannya bonus demografi tersebut bukan menjadi berkah, tetapi dapat menjadi bencana.
“Persiapannya harus dimulai sejak saat ini. Mengingat bonus demografi tersebut diprediksi akan berakhir pada akhir 2040, di mana jumlah penduduk lansia Indonesia akan bertambah 19% hingga 2045,” ujarnya.
Melalui persiapan matang yang dilakukan sejak dini, di usia ke-100 tahun Kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045, Politisi Partai Golkar ini yakin seluruh penduduk Indonesia sudah menjadi warga yang sejahtera.
Dengan demikian, sambung dia, maka tidak ada lagi ketakutan ataupun kekhawatiran karena ketidakmampuan memenuhi urusan mendasar manusia seperti sejumlah kebutuhan dasar misalnya sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan.
“Karena itu, dalam pembahasan APBN 2020, DPR RI dan Pemerintah sepakat memangkas belanja barang agar anggaran yang ada bisa dimanfaatkan sebesarnya untuk pembangunan SDM. Targetnya, bisa menurunkan kemiskinan mencapai 8,9%, indeks pembangunan manusia 72,5%, gini ratio 0,75-0,78%, dan tingkat pengangguran terbuka 4,8-5,1%,” tandasnya.

