Selain Penurunan Bunga Acuan, Tren Saham dan Obligasi Ditentukan EPS
Pasardana.id - Arah kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan sangat dinanti pelaku pasar. Terutama yang memiliki portofolio saham dan obligasi.
Menurut Executive Vice President Intermediary Business PT Shcroders Investment Management Indonesia Bonny Iriawan, penurunan suku bunga acuan sangat baik untuk saham dan obligasi. “Hanya kali ini, BI baru memutuskan untuk menurunkan giro wajib minimum (GWM),” terang Bonny di Jakarta, Senin (8/7/2019).
Oleh karena itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan obligasi ada peluang menguat. Terlebih, belakangan ini dalam posisi uptrend.
Di sisi lain, ekspekstasi penurunan suku bunga Bank Indonesia, kata Bonny, sangat bergantung pada kebijakan bank sentral negara lain khususnya Amerika Serikat The Fed. Dia memperkirakan, The Fed baru akan menurunkan suku bunga pada kuartal IV nanti.
“Sebenarnya tekanan The Fed untuk menurunkan suku bunga pada Juli ini cukup tinggi,” imbuh Bonny.
Sementara itu, IHSG juga akan dipengaruhi earning per share (EPS) para emitennya. Tahun ini, Bonny memperkirakan EPS emiten bisa tumbuh 10%.
Pertumbuhan EPS itu pun bisa semakin kuat jika pemerintah jadi memangkas pajak penghasilan bagi korporasi. “Untuk emiten, jelas penurunan pajak bisa membuat laba bersih setelah pajak naik, jika begitu saham juga naik,” jelasnya.

