Buka GIIAS 2019, JK Akui Industri Otomotif Dalam Negeri Masih Tertinggal Dengan Thailand

foto : istimewa

Pasardana.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui ekspor industri otomotif Indonesia masih kalah dengan Thailand. Menurut dia, posisi industri kendaraan di Tanah Air dari segi kualitas dan kuantitas masih berada setingkat di bawah Negeri Gajah Putih.

"Kita terlambat untuk kerja sama dengan (pabrik) mobil (di) ASEAN. Kita mesti meningkatkan mutu," kata Kalla alias JK dalam acara Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2019 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Kamis, (18/7/2019).

Karena itu, ia meminta semua pelaku industri otomotif menyiapkan teknologi untuk memproduksi mobil listrik.

"Kita punya kerja sama dengan mobil ASEAN, sekarang ini tentu dengan kerja sama-kerja sama itu akan meningkatkan mutu. Industri mobil sangat dinamis, dalam banyak hal, teknologinya, modelnya, harganya, dan juga cara pemakaiannya," ujar Kalla.

"Sekarang isu terbaru yang akan berkembang adalah bagaimana mobil listrik berkembang. Ini dibutuhkan suatu service mencapai ini," sambungnya.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, sepanjang 2018, produksi mobil Thailand sudah berjumlah 2,1 juta unit. Sedangkan capaian ekspor untuk completely built up alias CBU atau kendaraan jadi sudah mencapai 1,1 juta.

Sementara itu, produksi mobil di Indonesia pada tahun lalu baru 1,3 juta dengan capaian ekspor unit CBU berjumlah sekitar 264 ribu unit. Untuk di berada posisi Thailand saat ini, JK mengatakan Indonesia membutuhkan pengembangan dari berbagai hal, termasuk pemutakhiran teknologi.

Indonesia, ujar dia, tengah mengupayakan laju ekspor otomotif dengan mempersiapkan infrastruktur pendukung. JK tak menampik Indonesia telah menempuh sejarah yang panjang di dunia industri otomotif. Menurut dia, industri mulai masuk pada zaman perang.

"Industri otomotif sudah berkembang 70 tahun. Kita semua mendukung industri ini," ujarnya. Saat ini, ujar dia, perkembangan industri otomotif menjadi salah satu cermin kemajuan bangsa.

"Bahwa tanda-tanda suatu ekonomi bangsa itu macet. Negara yang masyarakatnya sudah bisa beli mobil. Negara miskin mana ada masyarakat beli mobil?" tandas Kalla.