ANALIS MARKET (09/5/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi masih tidak berdaya ditengah-tengah tingginya tingkat ketidakpastian pasar, khususnya hari ini dan esok dimana tensinya akan menjadi tinggi.
Pasar obligasi kembali mengalami penurunan, namun masih belum melewati batas support bawah untuk yang ke 3x nya.
Penurunan pun kian melambat, hal ini menunjukkan bahwa para pelaku pasar dan investor sedang wait and see terkait dengan pertemuan Amerika dan China yang akan dilakukan hari ini.
Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (09/5/2019) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.
Berita pagi ini datang dari China yang dimana sebelum pertemuan dengan Amerika, China menyatakan sangat menyesal melihat Amerika menambah gesekan atau tensi perdagangan namun bukan untuk kepentingan dunia.
Maka dari itu, China juga harus mengambil tindakan balasan yang diperlukan jika Amerika tetap menjalankan rencananya untuk menaikkan tarif.
Amerika menginginkan proses kesepakatan yang terburu buru dengan diikuti dengan ancaman untuk menaikkan tarif pada hari Jumat pukul 12:01 waktu New York. Amerika akan menaikkan tarif barang barang China senilai $200 miliar dari sebelumnya 10% menjadi 25%.
Namun disatu sisi, Trump menyatakan optimis tentang prospek kesepakatan tersebut. Disatu sisi, ditengah pembicaraan mengenai kesepakatan, Amerika mengancam, dan China tidak nyaman akan hal itu, sehingga China pun siap untuk menyatakan balasan apabila Amerika benar benar akan menaikkan tarif tersebut. Disatu sisi China berusaha untuk mengulur waktu, namun disatu sisi Trump membutuhkan kemenangan ini untuk menjadi bekal pemilu 2020.
Namun komentar Trump untuk mencapai kesepakatan dengan China, juga mendapatkan tekanan politik dari partainya sendiri yang terbelah mengenai tarif, dan tentunya Demokrat yang akan menyalahkan Trump apabila perang dagang tersebut merusak ekonomi Amerika.
Ditengah tingginya tekanan tersebut, berpotensi untuk membuat pembicaraan tersebut menjadi lebih berpotensi gagal dikarenakan adanya tekanan dan ancaman yang siap di jalankan.
Hal ini kian berimbas kepada pasar modal dalam negeri, baik saham dan obligasi terus mengalami penurunan.
Namun demikian, meskipun ada penurunan, Bank Indonesia dalam pernyataannya menyampaikan bahwa akan terus meningkatkan intervensi didalam obligasi, mata uang, dan pasar forward non deliverable domestic dalam beberapa hari terakhir.
Dan yang terpenting adalah Bank Indonesia tidak akan melonggarkan intervensi, tahun ini saja Bank Sentral telah membeli obligasi senilai IDR 213 T. Hal ini sesuai janji Bank Indonesia, bahwa stabilitas bukanlah sesuatu yang dapat di negosiasikan.
“Oleh sebab itu kami melihat dengan hadirnya Bank Indonesia dipasar ditengah tingginya tekanan serta volatilitas, membuat para pelaku pasar dan investor merasa lebih nyaman, karena meksipun ada penurunan namun tetap terkendali. Ditengah tengah tingginya tekanan seperti ini, data ekonomi China juga kurang baik karena ekspornya turun, sehingga menyebabkan trade balancenya juga ikutan turun, namun masih mencatatkan kinerja yang positif. Kami merekomendasikan wait and see hari ini dan esok, dan mulai bersiap untuk membeli sedikit demi sedikit,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (09/5/2019).

