ANALIS MARKET (03/5/2019) : Pasar Obligasi Diproyeksi Masih Akan Terus Melemah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Knock Out 2 babak. Kira kira begitulah cerminan pasar obligasi kemarin (02/5).

Dalam riset yang dirilis Jumat (03/5/2019) analis Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, dipenghujung batas bawah pasar obligasi, ada harapan disana bahwa pasar obligasi akan mengalami kenaikkan, namun ternyata harapan itu pupus karena pasar global cenderung mengalami kenaikkan imbal hasil.

Hal ini pula yang mendorong imbal hasil dalam negeri juga mengalami kenaikkan.

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, Jumat (03/5/2019) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan masih akan terus melemah setelah menembus batas bawah dengan potensi melemah.

Ruang harapan masih terdapat di obligasi 5y, namun apabila obligasi jangka panjang terus mengalami pelemahan, maka obligasi berdurasi jangka pendek pun pasti akan ikut serta, hanya tinggal masalah waktu saja.

Setelah pengumuman FOMC meeting kemarin (02/5), maka saat ini perhatian akan tertuju terhadap pejabat The Fed yang akan menyampaikan pidatonya di Hoover Institute Policy Conference.

Beberapa Gubernur The Fed akan hadir disana, mulai dari Evans hingga Wakil Ketua The Fed, Richard Clarida.

Yang menarik di sini adalah para pelaku pasar dan investor tampaknya masih belum menerima dengan keputusan The Fed untuk menahan tingkat suku bunga.

Namun hal ini sebetulnya memang tidak pernah disampaikan oleh The Fed untuk mengubah tingkat suku bunganya.

Gaung penurunan tingkat suku bunga sebetulnya hanya dikeluarkan oleh para pelaku pasar itu sendiri.

Memang benar inflasi turun, dan tingkat pertumbuhan melambat, namun hal ini masih dalam batas toleransi The Fed.

Stephen Moore, orang yang direkomendasikan oleh Trump untuk kursi cadangan federal, kemarin mengatakan bahwa Dia tidak setuju dengan White House dalam hal pemotongan tingkat suku bunga, benar diperlukan, namun tidak untuk saat ini.

Namun Moore berfikir bahwa memang dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, The Fed menjadi terlalu ketat.

Moore sendiri percaya bahwa The Fed harus independent, tetapi Presiden juga harus dapat mengkritik Bank Sentral apabila para pejabat The Fed melakukan kesalahan.

Proses pencalonan Moore sendiri masih maju mundur. Selain itu, tampaknya para pelaku pasar dan investor juga mulai khawatir dengan proses kesepakatan Amerika dan China yang terancam gagal.

Namun kita harus tetap optimis akan keberhasilan kesepakatan tersebut, pasalnya Liu He akan memimpin delegasi dari China 100 orang anggota untuk diskusi ke Washington minggu depan untuk membicarakan hal yang penting.

Meskipun demikian, orang – orang yang mengetahui titik masalah tersebut menyampaikan bahwa masalah yang besar masih belum terselesaikan, namun kedua Negara tersebut terus memberi sinyal bahwa mereka focus untuk mencapai kesepakatan.

Berita selanjutnya adalah China mulai mengambil langkah lain untuk membuka sector keuangannya yang berniilai $44 Triliun ke investor dunia dan akan mengumumkan rencana untuk menghilangkan batasan kepemilikkan di Bank Lokal dan persyaratan bagi Perusahaan Asing yang ingin berinvestasi.

Tampaknya China secara bertahap mulai membuka sektor industry keuangannya, hal ini juga merupakan salah satu syarat yang diminta oleh Amerika dalam kesepakatan dagangnya.

“Kami merekomendasikan jual hari ini dengan potensi beli di harga terendah,” jelas analis Pilarmas.