ANALIS MARKET (29/5/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, kenaikkan harga obligasi selama 4 hari lalu, kemudian ditutup dengan penurunan diperdagangan kemarin (28/5).
Menurut analis Pilarmas, pasar obligasi menjelang libur lebaran, yang diikuti dengan lelang yang kurang peminat, menunjukkan bahwa pasar obligasi masih belum mendapatkan kepercayaan penuh dari pasar.
“Para pelaku pasar dan investor tampaknya masih menunggu perkembangan terkait dengan situasi dan kondisi dalam Negeri yang diperkirakan masih panas,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (29/5/2019).
Sayangnya, jelas analis Pilarmas, penurunan obligasi yang terjadi kemarin (28/5), dikonfirmasi oleh teknikal Analisa, yang menunjukkan bahwa hari ini, Rabu (29/5/2019), pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas. Keterbatasan ini datang dari mulai turunnya total transaksi dan frekuensi karena terpotong dengan libur lebaran. Penyelesaian transaksi juga akan menjadi mundur hingga tanggal 10 Juni.
Lebih lanjut diungkapkan, para pelaku pasar akan mencermati sentimen dari mulai adanya kembali gaungan dari para pelaku pasar dan investor di Amerika, bahwa ada pemotongan tingkat suku bunga The Fed tahun ini. Hal ini disebabkan adanya kurva imbal hasil yang menunjukkan resesi.
Imbal hasil antara obligasi berjatuh tempo 3 bulan dengan 10 tahun semakin menunjukkan spread yang kian dalam, dan menuju level terendah dalam 19 bulan terakhir.
Hal ini semakin diperparah dengan komentar Trump kemarin kepada China yang mengatakan bahwa Amerika tidak siap melakukan kesepakatan dagang dengan China.
Departemen Keuangan Amerika kemarin telah mengeluarkan laporan pergerakan valuta asing kepada Kongres, yang dimana hasilnya ternyata negara yang diawasi bertambah dari sebelumnya 12 sekarang menjadi 21.
Lima negara seperti Irlandia, Italia, Vietnam, Singapore, dan Malaysia merupakan salah satu dari sekian banyak Negara yang mata uangnya sedang diawasi. Bertambahnya Negara yang diawasi merupakan impact dari Menteri Keuangan Amerika yang menurunkan ambang batas kualifikasi nilai mata uang.
Fokus berikutnya adalah menanti beberapa data penting dari Amerika, seperti GDP Annualized QoQ, dan Initial Jobless Claims.
Dari China sendiri, data Manufacturing PMI dan Non Manufacturing diperkirakan akan kembali melemah. Impact perang dagang semakin terasa bagi China apabila China tidak segera menyiapkan strategi untuk menaggulanginya.
“Kami merekomendasikan wait and see hingga berpotensi jual hari ini,” jelas analis Pilarmas.

