Volume SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp17,13 Triliun dari 47 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Jumat (24/5/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (23/5), tercatat meningkat dibandingkan perdagangan sebelumnya, yaitu; tercatat senilai Rp17,13 triliun dari 47 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp8,69 triliun.

Adapun Surat Utang Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,15 triliun dari 104 kali transaksi di harga rata - rata 101,68% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp2,43 triliun dari 63 kali transaksi di harga rata - rata 102,33%.

Sementara itu, Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Surat Berharga Syariah Negara terbesar yaitu sebesar Rp880,00 miliar dari 5 kali transaksi. Selanjutnya, diikuti Project Based Sukuk seri PBS016 didapati volume sebesar Rp350,00 miliar dari 4 kali transaksi.

Disisi lain, dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan meningkat dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya senilai Rp1,23 triliun dari 43 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Sukuk Wakalah Medco Power Indonesia II Tahun 2019 Seri A (SWMEDP02A) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp404,00 miliar dari 3 kali transaksi di harga 100,82% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi I Marga Lingkar Jakarta Tahun 2017 Seri C (MLJK01C) senilai Rp92,00 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 94,99% yang kemudian diiringi dengan Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap III Tahun 2016 Seri A (BIIF01ACN3) sebesar Rp90,00 miliar untuk 1 kali transaksi di harga 100,16%.

Sementara itu, pada perdagangan kemarin (23/5), nilai tukar Rupiah mengalami apresiasi sebesar 63,00 pts (0,43%) di posisi 14463,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan yang bergerak pada kisaran pada kisaran 14458,00 hingga 14523,00 per dollar Amerika.

Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi ditengah perubahan nilai mata uang regional yang bergerak beragam.

Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional didapati pada mata uang Rupiah Indonesia (IDR) sebesar 0,43% yang kemudian diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,34% dan Yen Jepang (JPY) sebesar 0,25%.

Sedangkan mata uang regional yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,48% dan diikuti oleh DollarSingapura (SGD) yang melemah sebesar 0,20%.

Selanjutnya, mata uang Renminbi China (CNY) dan mata uang Ringgit Malaysia (MYR) yang masing-masing melemah sebesar 0,19% dan 0,18% terhadap Dollar Amerika.