ANALIS MARKET (24/5/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi mengalami kenaikkan ditengah-tengah kedamaian yang terjadi kemarin (23/5).
Kenaikkan ini didukung oleh penguatan Rupiah kemarin (23/5) yang terjadi cukup signifikan.
Namun demikian, kenaikkan yang cukup cepat ini menimbulkan pertanyaan selanjutnya? Apakah ini pertanda bahwa kenaikkan telah dimulai? Atau ini hanya rasa optimisme semata yang akan berlalu apabila ada unjuk rasa kembali hari ini?
Lebih lanjut, riset Pilarmas juga menyebutkan, pada perdagangan Jumat (24/5/2019) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka kembali menguat dengan potensi menguat terbatas dan didukung factor apabila hari ini issue demo tidak terjadi.
Pasar obligasi sama seperti pasar saham yang membawa bom waktu yang sewaktu waktu bisa mengalami ledakan bergerak menguat.
Namun ditengah situasi dan kondisi yang masih belum kondusif, para pelaku pasar dan investor, baik local maupun foreign, tampaknya memilih untuk masuk secara bertahap karena situasi dan kondisi berangsur – angsur reda.
Lagi pula imbal hasil obligasi yang seksi disertai dengan kupon yang montok siapa yang tidak mau mulai mengkoleksi obligasi Negara Indonesia saat ini, karena secara harga juga cukup rendah.
Menurut analis Pilarmas, sentimen hari ini akan datang seperti biasa dari Trump yang mengatakan bahwa mungkin saja, Huawei yang rencananya akan dimasukkan dalam daftar hitam Amerika, dapat menjadi bagian dari pakta perdagangan antara China dan Amerika.
Namun Trump mengatakan bahwa, Huawei adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Untuk apa yang Huawei lakukan dari sudut pandang keamanan dari segi militer, itu sangat berbahaya.
Sepertinya sebelum Trump menjadi presiden, kami melihat bahwa Huawei telah cukup lama berbisnis dengan Perusahaan Amerika dan selama ini keadaan tersebut baik baik saja. Entah sentiment untuk menekan China ataukah memang berbahaya, menjadi bias disini.
Amerika sampai hari ini menunda masuknya Huawei kedalam daftar hitam karena takut akan menggangu negosiasi dagang dengan China, dan langkah ini diambil karena negosiasi terakhir gagal.
Sehingga menurut kami, yang tadinya mungkin Amerika Jumawa akibat kekuasaannya, dan berharap China akan takut dan menuruti keinginan Amerika, ternyata salah. Sehingga hal ini membuat Amerika melunak, selain khawatir atas sikap arogannya sendiri yang membuat negosiasi gagal, tentu pemilu Presiden Amerika tahun depan akan menjadi ganjalan buat Trump yang ingin mendengungkan kemenangan atas China.
Lagi pula kalau Amerika takut akan mengganggu negosiasi dengan China, seharusnya mereka tidak akan menaikkan tarif impor ditengah tengah negosiasi China dengan Amerika kemarin.
Tidak hanya Huawei, Administrasi Trump juga menawarkan penangguhan hukuman sebelumnya kepada ZTE Corp dalam situasi yang sama dengan Huawei.
Sebelumnya, Trump mengumumkan adanya larangan selama 7 tahun mengenai Ekspor ZTE ke Amerika, setelah sebelumnya ZTE dikabarkan melanggar perjanjian dengan menjual teknologinya ke Iran dan Korea Utara.
Namun hal ini digunakan Trump sebagai gimmick dalam negosiasi. Trump mengatakan akan mempertimbangkan kembali hukuman kepada ZTE sebagai bantuan Pribadi untuk Presiden Xi. Lagi lagi, Trump menunjukkan kebaikan “hati-nya”.
Selain itu, kabar pedih datang dari Brexit, setelah 3 tahun kepemimpinannya, Theresa May akan mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemimpin Partai Konservatif Inggris dan Perdana Menteri pada hari Jumat (24/5) ini.
Hal ini akan menyebabkan proses Brexit mengalami ketidakapstian yang cukup tinggi, karena calon pengganti terkuatnya yaitu Boris Johnson merupakan orang yang anti terhadap Uni Eropa, sehingga berpotensi Inggris akan keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.
“Atas perang dagang yang semakin dalam, Brexit yang semakin tidak jelas, dan ada potensi unjuk rasa hari ini, kami merekomendasikan wait and see dan sudah mulai bisa masuk saat ini dengan volume yang kecil,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (24/5/2019).

