Volume SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp22,58 Triliun dari 39 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Jumat (10/5/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan hari Kamis, tanggal 9 Mei 2019 kemarin, mengalami kenaikan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu tercatat senilai Rp22,58 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.

Adapun Surat Utang Negara pada seri FR0068 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp6,01 triliun dari 122 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Surat Utang Negara seri FR0078 senilai Rp3,11 triliun dari 65 kali transaksi.

Sementara itu, untuk perdagangan Surat Berharga Negara Syariah, Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume terbesar, yaitu sebesar Rp1,09 triliun dari 15 kali transaksi kemudian diiringi oleh Project Based Sukuk seri  PBS016 dengan volume sebesar Rp420,00 miliar untuk 6 kali transaksi.

Disisi lain, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan mengalami kenaikan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,05 triliun dari 48 seri surat utang korporasi yang ditransaksikan.

Adapun untuk perdagangan Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap II Tahun 2019(PPRO01ACN2) dan Sukuk Mudharabah Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry I Tahun 2018 Seri B (SMLPPI01B) keduanya didapati surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar yaitu sebesar Rp200,00 miliar dari 2 kali transaksi.

Selanjutnya volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan I PNM Tahap II Tahun 2016 Seri A (PNMP01ACN2) sebesar Rp61,90 miliar dari 4 kali perdagangan dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap IV Tahun 2017 Seri A (MEDC02ACN4) sebesar Rp60,00 miliar untuk 3 kali transaksi.

Berikutnya, untuk surat utang korporasi dengan volume Rp60,00 miliar dari 1 kali transaksi didapati pada perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap VII Tahun 2019 Seri B (SMFP04BCN7).

Sementara itu, nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan sebesar 70 pts (0,49%) di level 14365. Adapun pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika terjadi pada kisaran 14306 hingga 14370. Adapun pelemahan tersebut terjadi sepanjang sesi perdagangan.

Rupiah mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika ini ditengah melemahnya sebagian besar nilai tukar mata uang regional, dimana penguatan nilai tukar mata uang tertinggi didapati pada mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,23% yang kemudian diikuti oleh penguatan mata uang Baht Thailand (THB) dan mata uang Dollar Hongkong (HKD) masing-masing sebesar 0,09% dan 0,01%.

Sedangkan untuk mata uang yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada pelemahan mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,85% dan diikuti oleh mata uang Renminbi China (CHY) dan Rupiah Indonesia (IDR) masing-masing sebesar 0,61% dan 0,49% terhadap mata uang Dollar Amerika.

Disisi lain, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan arah yang bervariasi terutama pada surat utang dari negara-negara maju yang dianggap sebagai safe haven asset di tengah koreksi yang terjadi di pasar saham global. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan penurunan masing - masing di level 2,44% dan 2,86%.

Penurunan imbal hasil US Treasury tersebut terjadi ditengah koreksi pasar saham utamanya.

Adapun untuk indeks NASDAQ didapati koreksi sebesar 41 bps di level 7910,59 dan untuk indeks DJIA juga ikut turun sebesar 54 bps di level 25828,36.

Sementara itu, untuk imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) untuk tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level -0,044% dan yang bertenor 30 tahun juga ikut mengalami kenaikan di level 0,603%.

Hal yang sama juga terjadi pada surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun yang mengalami kenaikan masing-masing di level 1,135% dan 1,668%.