Penguatan Rupiah Dorong Penurunan Imbal Hasil SUN Diperdagangan Jumat Lalu
Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Jumat, 5 April 2019 lalu, bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah sentimen damai dagang Amerika dan China, sehingga berdampak pada pergerakan penguatan nilai tukar rupiah di sepanjang sesi perdagangan.
Dalam riset yang dirilis Senin (08/4/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan harga Surat Utang Negara cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan kemarin (05/4), didorong oleh menguatnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika.
Selain itu, penguatan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan sentimen damai dagang yang terjadi antara Amerika dan China.
Sebelumnya hak kekayaan intelektual merupakan salah satu poin yang diajukan oleh Amerika, namun saat ini China merespon hal tersebut dengan positif. Kedua negara telah menunjukan itikad baik dari perjanjian dagang mereka.
Perubahan harga yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin juga didorong oleh menurunnya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Deafult Swap (CDS) di tengah optimisnya para pelaku pasar terhadap potensi perkembangan ekonomi global yang akan juga berdampak terhadap ekonomi negara - negara berkembang.
“Hanya saja, dari sisi domestik penguatan rupiah yang terjadi pada beberapa hari yang lalu mengakibatkan sebagian para pelaku pasar merealisasikan keuntungan portofolio mereka dengan melakukan aksi ambil untung (profit taking),” jelas I Made.
Lebih rinci diungkapkan, perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan lalu hingga mencapai 3 bps yang didorong oleh rata—rata kenaikan harga sebesar 5,5 bps.
Adapun Harga Surat Utang Negara dengan seri acuan bertenor 5 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps yang mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 2,4 bps di level 7,051%.
Sementara itu, untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 16 bps dan 22 bps yang berdampak pada penurunan imbal hasil masing—masing sebesar 2,3 bps di level 7,543% dan 2,5 bps di level 7,977%.
Adapun untuk seri acuan bertenor 20 tahun terjadi kenaikan harga sebesar 3 bps sehingga mendorong penurunan imbal hasil pada level 8,120%.
Disisi lain, pergerakan imbal hasil US Treasury menunjukkan penurunan, namun imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika menunjukkan kenaikan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara.
Imbal hasil dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 0,2 bps di level 3,515% didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 1,1 bps.
Adapun imbal hasil dari INDO29 dan INDO44 pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing berada pada level 3,919% dan 4,829% yang berdampak setelah terjadinya penurunan harga masing-masing sebesar 0,2 bps dan 0,7 bps.

