ANALIS MARKET (30/4/2019) : IHSG Berpotensi Bergerak Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sensimen hari ini, Selasa (30/4/2019), akan dimulai dari pertemuan antara China dan Amerika yang akan berlangsung di Beijing hari ini dengan masalah inti yang belum terselesaikan namun dengan mekanisme peraturan hukum yang hampir selesai.

Steven menyampaikan bahwa masih banyak pekerjaan penting yang harus dilakukan, jika kita mencapai kesepakatan yang telah selesai, berarti hanya dibutuhkan sedikit penyesuaian dari antara keduabelah pihak.

Robert dan Steven dijadwalkan akan memulai pembicaraan hari ini dengan Liu He. Diskusi hari ini akan membahas mengenai perdagangan, termasuk didalamnya, kekayaan intelektual, transfer teknologi secara paksa, hambatan non tarif, pertanian, dan penegakkan hukum.

Steven berharap dalam 2 putaran pertemuan berikutnya di China dan Amerika, mereka dapat berada di satu titik yang sama untuk merekomendasikan untuk memiliki kesepakatan atau tidak.

Setelah pertemuan ini berakhir, Liu akan mengunjungi Amerika untuk pertemuan berikutnya untuk diskusi tambahan pada tanggal 8 May.

Para negosiator mengindikasikan bahwa kesepakatan semakin dekat, dan Trump pekan lalu juga mengatakan bahwa Xi Jinping akan segera datang mengunjungi White House.

Fokus berikutnya adalah penantian akan pertemuan The Fed yang akan diadakan pada hari kamis nanti, meskipun kami melihat tingkat suku bunga The Fed akan tetap, namun pandangan terhadap ekonomi Amerika dan potensi kenaikkan tingkat suku bunga selama 2019 akan menjadi perhatian penting.

Beralih dari sana, earnings season yang tidak berjalan baik di China akan meningkatkan potensi penurunan Indeks Shanghai dan menuntut imbal hasil obligasi China yang lebih tinggi.

Hal ini ditunjukkan dengan kembalinya naik imbal hasil obligasi China kemarin.

Kenaikkan imbal hasil China tampaknya masih akan terus berlanjut setelah pasar modal China kehilangan momentum.

Presiden Xi Jinping juga menyampaikan bahwa China tidak akan mengejar depresiasi Yuan yang merugikan orang lain, dan akan menjaga mata uangnya stabil pada tingkat kesimbangan yang wajar.

Xi juga berjanji akan membersihkan project Belt and Road agar dapat diterima oleh Negara Negara lain yang ingin berinvestasi dan bergabung dalam project ini. Fokus berikutnya adalah menanti data ekonomi Manufacturing dan PMI China yang akan keluar pada akhir bulan nanti yang dimana menurut konsesus akan mengalami kenaikkan, meskipun tidak banyak.

Selain itu GDP Eropa, Inflasi Eropa, serta data PMI Eropa juga menjadi perhatian pada akhir bulan nanti sebelum adanya May Day.

“Kami melihat masih terlalu dini untuk mengatakan pertemuan antara Amerika dan China akan menghasilkan kesepakatan dalam waktu dekat, justru kami melihat mungkin baru sekitar bulan Juni perdamaian antara Amerika dan China akan terjadi, itupun kalau tidak adanya perbedaan pendapat kembali,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (30/4/2019).

Analis Pilarmas juga menyoroti Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) yang memberikan peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia di level BBB/outlook stabil (Investment Grade).

Peringkat ini tentunya menunjukan adanya sinergi dan konsisten antara Bank Indonesia dan pemerintah sehingga meningkatkan kepercayaan investor terhadap ketahanan dan prospek perekonomian Indonesia ke depan.

Dari sektor komoditas, Bappenas tengah meramu rencana jangka menengah 2020-2024 dengan kelapa sawit rakyat sebagai proyek utama. Dalam rancangan tersebut Perkebunan Sawit Rakyat akan diutamakan untuk menyuplai kebutuhan energi berupa biofuel dan greenfuel. Jadi, revitalisasi Perkebunan Sawit Rakyat menjadi fokus utama dengan peremajaan dan sebagainya.

Poin lain untuk mengembangkan sawit nasional ialah mendorong hilirisasi berupa sumber energi baru terbarukan.

Menurut Kepala Bappenas, Anwar Sunari, Dalam jangka pendek Indonesia masih perlu devisa dengan mengekspor minyak sawit. Tapi jangka menegah dan panjang perlu skema lain. Perlu diversifikasi pasar dalam negeri berupa bahan bakar nabati.

“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada level 6.400 - 6.475,” jelas analis Pilarmas.