Volume SUN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp20,56 Triliun dari 52 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Kamis (28/3/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (27/3), mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp20,56 triliun dari 52 seri Surat Utang Negara yang ditransaksikan.
Surat Utang Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,64 triliun dari 63 kali transaksi di harga rata - rata 104,29% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp3,10 triliun dari 67 kali transaksi di harga rata - rata 99,50%.
Adapun untuk perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Sukuk Negara dengan volume terbesar, yaitu sebesar Rp1,15 triliun dari 9 kali transaksi dan diiringi dengan volume Project Based Sukuk seri PBS016 sebesar Rp55,50 miliar untuk 7 kali transaksi.
Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan lebih besar daripada volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,35 triliun dari 46 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan IV Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2019 Seri A (TUFI04ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp352,05 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,10% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan II Bank Maybank Indonesia Tahap IV Tahun 2019 Seri A (BNII02ACN4) dan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap II Tahun 2018 Seri B (WSKT03BCN2) masing-masing senilai Rp113,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan Rp113,00 dari 10 kali perdagangan di harga rata—rata 95,65%
Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin hari Rabu, tanggal 27 Maret 2019 mengalami pelemahan sebesar 24 pts (0,16%) di level 14195,00 per Dollar Amerika.
Pergerakan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan dimana diikuti pelemahan sebagian besar mata uang regional.
Mata uang Yen Jepang (JPY) satu-satunya mata uang regional yang mengalami penguatan sebesar 0,29%.
Adapun mata uang yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,37% dan diikuti pelemahan mata uang Peso Filipina (PHP) dan mata uang Rupiah Indonesia (IDR) masing-masing sebesar 0,33% dan 0,16%.
Sementara itu, mata uang Dollar Singapura (SGD) dan mata uang Renminbi China melemah sebesar 0,13% dan 0,12% terhadap Dollar Amerika.
Disisi lain, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,7bps di level 2,365% dan 1,1 bps di level 2,81%.
Adapun tingkat imbal hasil US Treasury yang mengalami penurunan ini, seiring dengan kondisi pasar saham Amerika yang mengalami koreksi, dimana indeks DJIA turun sebesar 13 bps di level 25625,59 dan indeks NASDAQ ditutup melemah sebesar 63 bps di level 7643,38.
Sementara itu, untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun dan tenor 30 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan masing-masing di level 1,029% dan 1,551%.
Adapun untuk imbal hasil obligasi Jerman (Bund) untuk tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level –0,073% sedangkan untuk tenor 30 tahunnya turun di level 0,54%.

