ANALIS MARKET (22/3/2019) : IHSG Berpotensi Melemah Dalam Jangka Pendek

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada hari ini, Jumat (22/3/2019) para pelaku pasar mencermati sentimen dari kebijakan Bank Indonesia yang kemarin (21/3) mengumumkan tidak akan mengubah tingkat suku bunganya, namun akan focus terhadap langkah – langkah makroprudensial untuk memacu permintaan dan pertumbuhan domestic.

Gubernur Bank Indonesia menyampaikan, keputusan Bank Indonesia ini konsisten dengan upaya untuk memperkuat stabilitas eksternal, terutama untuk mengendalikan deficit transaksi berjalan dan menjaga daya tarik asset keuangan domestik.

Bank Indonesia juga berupaya untuk menjaga nilai tukar yang masih terlihat volatile dan fragile agar lebih stabil.

Langkah langkah makro prudensial itu antara lain adalah;

  1. Bank Indonesia tetap melakukan operasi moneter untuk mendukung likuiditas perbankan melalui transaksi term repo secara regular, disamping swap valas.
  2. BI akan memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif dengan menaikkan kisaran batasan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) dari sekarang 80-82 persen menjadi 84-90 persen. Kebijakan ini dilakukan untuk mendukung pembiayaan perbankan bagi dunia usaha.
  3. BI akan melakukan akselerasi pendalaman pasar melalui langkah-langkah, dengan memperkuat market conduct dalam sertifikasi treasury, instrumen lindung nilai penerbitan ketentuan derivatif suku bunga rupiah, Interest Rate Swap (IRS), Overnight Index Swap (OIS).
  4. BI memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung kegiatan ekonomi dan keuangan inklusif melalui penguatan elektronifikasi bantuan sosial, moda transportasi dan transaksi keuangan pemerintah daerah.

Sebagai tambahan, Bank Indonesia juga akan mempersiapkan standarisasi QR Code payment dengan model merchant percentage mode (MPM) ke dalam QRS atau QR Indonesia standar utk memperluas interkoneksi untuk memperluas ekosistem keuangan digital.

Beberapa hal yang akan dilakukan adalah; mendorong ekspor, kegiatan pariwisata, dan aliran modal asing.

“Tentu diharapkan kebijakan makro prudensial ini dapat berjalan dengan efektif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dan ketika apabila dalam beberapa bulan kedepan, kebijakan moneter global mendukung, bukan tidak mungkin Bank Indonesia akan memangkas tingkat suku bunganya. Harapan kami sebesar 25 bps. Nilai itu merupakan sesuatu yang lebih dari cukup untuk memicu stimulus perekonomian Indonesia,” terang analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (22/3/2019).

Beralih dari sentimen domestik, berita selanjutnya datang dari Brexit. Para pemimpin Eropa sedang mempertimbangkan untuk menawarkan Theresa May waktu tambahan untuk mencegah Inggris keluar tanpa kesepakatan yang dimana puncak dari acara tersebut adalah pekan depan.

Para pemimpin Eropa tengah mempertimbangkan untuk memberikan extra time hingga 12 April, namun May masih memberikan keyakinan kepada Pemimpin Eropa bahwa May akan bisa menyelesaikan kesepakatan tepat waktu, meskipun Pemimpin Eropa tidak yakin akan hal itu.

Pertimbangan yang kedua adalah memberikan tenggat waktu hingga 22 Mei, namun keduah hal ini bergantung kepada kesepakatan May pada Parlemen nanti.

Tentu hal ini merupakan sesuatu yang cukup positif terhadap pasar, karena Brexit yang masih terus menggelantung.

“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi melemah dalam jangka waktu pendek dan ditradingkan pada level 6.470 – 6.500,” sebut analis Pilarmas.