ANALIS MARKET (18/3/2019) : Mengawali Pekan, Pasar Obligasi Berpotensi Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, setelah pengumuman tingkat suku bunga Bank Sentral Jepang dinyatakan tidak berubah, pasar obligasi kembali merangkak naik.
Didukung oleh sentiment yang positif yang disampaikan sebelumnya, membuat pasar obligasi kemarin kembali kepada jalannya.
Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, mengawali pekan, Senin (18/3) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat.
Penguatan ini didukung oleh beberapa hal. Salah satunya yang masih hangat mengenai kebijakan Bank of Japan kemarin.
Pada akhirnya Gubernur Bank Sentral Japan, Haruhiko Kuroda kemarin tidak mengubah kebijakan tingkat suku bunganya.
Dia masih berusaha untuk menaikkan inflasi sebesar 2%, setelah sebelumnya Pemerintah Jepang telah menyuarakan dukungan untuk pendekatan yang lebih fleksibel untuk tujuan inflasi yang belum tercapai dalam satu dekate.
Jepang sendiri harus mencapai inflasi 2% untuk mencapai siklus pertumbuhan ekonomi mandiri, dimana keuntungan Perusahaan yang lebih tinggi, konsumsi bahan bakar, dan investasi.
Beralih dari Bank Sentral of Japan, The Fed dan beberapa Bank Sentral Dunia lainnya minggu ini akan melakukan pertemuan di masing masing negara.
Mulai dari Inggris, Brail, Kolombia, Islandia, Swiss, Filipina, Indonesia, Rusia, Thailand dan Norwegia. Pertemuan pekan ini untuk memutuskan tingkat suku bunga kedepannya.
Dari The Fed sendiri diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga yang stabil pada pertemuan yang diadakan pada hari Rabu nanti dan berpotensi untuk menunjukkan apakah The Fed akan mengalami kenaikkan sebanyak 1x atau justru tidak sama sekali.
Meskipun secara titik media Fed Plot, masih terlihat adanya kenaikkan meskipun hanya 1x.
Selain tingkat suku bunga yang dinanti, penyesuaian Neraca The Fed juga merupakan salah satu yang sangat dinanti, termasuk nilai besarannya dan kapan akan dilaksanakannya. Sentimen berikutnya datang dari Gubernur PBOC, Yi Gang, yang mengatakan bahwa Amerika dan China telah mencapai consensus pada banyak masalah penting.
Namun dari sisi Amerika mengatakan bahwa opsi menaikkan tarif impor China harus tetap di canangkan sebagai bagian dari sebuah kepastian bahwa China akan memegang perjanjiannya.
Lebih lanjut, Premier Li Keqiang sekali lagi menyampaikan pada penutupan Kongres Rakyat Nasional kemarin, bahwa China akan melakukan pemotongan pajak pertambahan nilai yang efektif pada tanggal 1 April untuk memberikan stimulus kepada perekonomian China yang kian tumbuh melambat.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia kemarin melalui Direktur Eksekutifnya menyampaikan bahwa, Bank Indonesia siap membeli obligasi Pemerintah dari pasar, yang bertujuan untuk mencegah capital outflow.
Tentu hal ini mengindikasikan sesuatu yang sangat baik, karena Bank Indonesia menjaga kepercayaan pasar.
“Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume terbatas,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (18/3/2019).

