ANALIS MARKET (11/3/2019) : Rupiah Diproyeksi Menguat Menuju Kisaran Antara Rp14.250 - Rp14.300 per USD

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, sebagian besar indeks futures bursa Asia terlihat ‘merah’, indikasi ada potensi koreksi indeks di bursa Asia hari ini, walaupun ada kecenderungan arah indeks berbalik arah menguat karena sentimen positif dari kesepakatan AS-China yang semakin jelas, ditambah dengan harga minyak mentah yang dibuka naik pagi ini.

Adapun mata uang kuat Asia, yen dan HK dolar dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini.

“Kondisi ini bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini menuju kisaran antara Rp14.250 - Rp14.300 per USD (kurs tengah Bloomberg),” ungkap Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom dalam riset yang dirilis Senin (11/3/2019).

Lebih lanjut, riset SAM juga menyoroti Cadangan Devisa (Cadev) per Februari yang tercatat sebesar US$123,3 miiar, naik dari US$120,1 miliar. Kenaikan tersebut diantaranya karena penerbitan obligasi sukuk global senilai US$2 miliar pada 2 Februari 2019 lalu.

Posisi cadev tersebut setara dengan 6,9 bulan impor dan 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Namun kenaikan cadev ini tidak cukup menahan rupiah melemah pada Jumat lalu karena faktor eksternal dari penguatan USD yang cukup kuat.

Sementara dari eksternal, tingkat pengangguran AS pada bulan Februari tercatat 3,8%, turun dari 4% pada Januari 2019, didukung dengan kenaikan dari sektor non pertanian.

Dari China, inflasi bulan Februari 2019 melambat menjadi 1,7% yoy –  terendah sejak Januari 2018. Dan surplus neraca perdagangan turun tajam efek dari Tahun Baru China.