ANALIS MARKET (11/3/2019) : Membaiknya Cadangan Devisa Diproyeksi Tidak Mampu Menahan Kenaikkan Imbal Hasil Obligasi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Rupiah yang melemah dan imbal hasil Obligasi naik tinggi, hanya terjadi di beberapa Negara di Asia.

Adapun Jumat (08/3) lalu boleh dikatakan hari yang cukup buruk bagi pasar obligasi dan kurs Rupiah. Meskipun imbal hasil global menunjukkan adanya penurunan imbal hasil.

Lebih lanjut, analis Pilarmas Investindo Sekuritas menilai, Senin (11/3) pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah. Pelemahan ini masih mendapatkan konfirmasi dari teknikal analisa yang memperlihatkan penurunan yang akan dapat terjadi di pasar obligasi hari ini.

“Membaiknya cadangan devisa kita tidak mampu menahan kenaikkan imbal hasil,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (11/3/2019).

Adapun sentimen hari ini akan berkisar tentang pernyataan dari Gubernur Bank Sentral China PBOC, Yi Gang, yang mengatakan keduabelah pihak, baik Amerika dan China telah mencapai consensus berbagai masalah penting, dan telah membahas komitmen yang sebelumnya telah dibuat oleh kelompok Negara G20 untuk menghindari devaluasi mata uang yang kompetitif.

Amerika dan China juga akan menghormati otonomi dari kebijakan moneter masing masing Negara.

Komentar Yi Gang seakan menjawab kekhawatiran Amerika tentang potensi depresiasi Yuan China untuk mengumpulkan dampak tarif yang diberlakukan oleh Presiden Trump.

Yi Gang juga berbicara kepada Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen, bahwa mekanisme penegakan hukum apapun untuk perjanjian dagang haruslah dua arah, adil, dan setara.

Berlanjut dari sana, PBOC, melalui Yi Gang, China masih memiliki ruang untuk mengurangi jumlah uang yang harus disimpan oleh Bank sebagai Dana Cadangan. Yi juga menegaskan bahwa Bank Sentral akan menjaga pertumbuhan kredit tahun ini yang sejalan dengan laju GDP, dan berjanji untuk bekerja mendukung Perusahaan kecil dengan lebih baik lagi.

“Kami melihat bahwa pernyataan PBOC ini menunjukkan bahwa China siap untuk menjaga laju pertumbuhan, PBOC juga siap untuk berdiskusi terkait dengan perjanjian antara Amerika dan China, namun bukan berarti China manut saja untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh Amerika. Tentu hal ini menunjukkan bahwa China siap untuk menjalankan perjanjian dagang yang adil, setara, serta dua arah. Dan apabila hal itu tidak terjadi, China juga siap untuk membela kepentingan Negaranya,” jelas analis Pilarmas.

Berlanjut kepada proses Brexit, Theresa May menghadapi pertemuan yang penting dalam pemungutan suara Brexit pada hari Selasa nanti. Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt juga mendesak sesama pendukung konservatif untuk mendukung proses Brexit tersebut, atau bila tidak, meninggalkan Uni Eropa mungkin tidak akan terjadi sama sekali.

“Kami memprediksikan pasar obligasi masih akan bergerak melemah hari ini apabila tidak ada sentiment positif yang menjaga,” ungkap analis Pilarmas.